ALASAN FILSAFAT PREDESTINASI CALVIN TIDAK ALKITABIAH

Banyak orang bertanya-tanya tentang sifat Allah, dan berbagai tindakan, sikap serta keputusan Allah ketika Covid-19 merebak melanda dunia. Mereka bertanya, apakah Allah tahu dan apakah Allah yang menetapkan?

John Calvin dalam bukunya The Institution of Christian Religion, Hal 955, mengatakan bahwa kejatuhan Adam adalah ketetapan Allah. Dan dia berkata, “the decree is dreaful indeed, I confess.” (keputusan itu mengerikan, saya akui). Mengapa penafsiran John Calvin bisa begitu fatal? Karena dia tidak sanggup melihat empat hal berikut. Dia menafsirkan bahwa Allah dalam satu dekrit atau keputusan telah MENETAPKAN SEGALA SESUATU (predestined), maka termasuk di dalamnya tentang kejatuhan Adam bahkan semua kejahatan di dunia sepanjang masa.

Pengikut Calvin yang terbakar hati nuraninya, tetapi tidak cukup kuat melepaskan diri dari kesesatan tersebut bukannya berterima kasih kepada saya karena berusaha menolong mereka keluar dari hipnotis filsafat Calvinisme, malah menuduh saya memfitnah. Padahal saya sudah kasih judul bukunya, bahkan halamannya. Silakan cari tahu, dan buktikan bahwa yang saya sampaikan adalah kebenaran.

Berarti menurut logika Calvin Covid-19 itu telah Tuhan tetapkan, dan kematian orang-orang yang terkena Covid-19 juga telah Tuhan tetapkan. Apakah benar demikian? Kelihatannya bukan saya yang fitnah Calvin tetapi Calvin yang fitnah Tuhan.

Agar seseorang bisa mengerti berbagai tindakan Allah, ia harus memahami empat hal berikut ini dengan baik, yaitu tentang hal-hal yang Allah KETAHUI, Allah IJINKAN, Allah INGINKAN dan Allah TETAPKAN

[1] Hal Yang Allah Ketahui

Alkitab kasih tahu kita bahwa Allah mengetahui segala hal. Kata Tuhan, Allah tahu sampai ke jumlah rambut kita dan untuk meyakinkan murid-muridNya bahwa Dia adalah Mesias, yaitu Allah yang jadi manusia, Dia tahu di dalam mulut ikan ada uang. Dan ketika Natanael dibawa Filipus untuk diperkenalkan kepada Yesus, kemudian Yesus berkata bahwa Dia telah melihatnya berdiri di bawah pohon Ara. Tentu Natanael kaget dan berkata,  “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!”

Nubuatan-nubuatan yang tercatat di dalam Alkitab, menunjukkan bahwa Allah tahu dari kekal hingga kekal. Tidak ada apapun yang tidak diketahui Allah. Dia adalah pribadi yang maha tahu. Atas hal ini tidak ada pihak yang keberatan.

Namun Calvin bikin kesalahan cara berpikir yang sifatnya menuduh Allah. Menurut Calvin karena Allah sudah tahu maka berarti Dia yang menetapkan semua yang Dia tahu. Padahal tahu dan menetapkan adalah dua hal yang berbeda tetapi oleh Calvin itu disatukan. Kesalahan Calvin disebabkan karena dia menyingkirkan faktor manusia, makhluk cerdas yang berkehendak bebas. Sesungguhnya ketika Allah MENETAPKAN menciptakan manusia yang seperti diriNya, maka berarti manusia adalah pribadi yang sadar diri, berpikir bebas dan bertindak bebas (Kej. 1:26). Allah tahu segala hal yang terjadi namun Allah tidak menetapkan SEMUA kejadian dan peristiwa, terutama yang berhubungan dengan kebebasan manusia.

[2] Hal Yang Allah Diijinkan

Dari Alkitab juga kita ketahui bahwa tidak ada yang terjadi tanpa diijinkan Allah.

Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (Mat. 10:29).

KJV: Are not two sparrows sold for a farthing? and one of them shall not fall on the ground without your Father.

Di ITB (Indonesia Terjemahan Baru) ada tambahan kata KEHENDAK, padahal di bahasa asli tidak ada kata KEHENDAK, hanya TANPA Bapamu. Di bahasa Yunaninya kata (ἄνευ) itu artinya tanpa, maka di KJV diterjemahkan hanya dengan kata (without) saja. Kita lihat yang lebih tepat itu mestinya bukan Bapa yang menghendaki tetapi Bapa MENGIJINKAN/MEMBIARKAN. Memang sangat benar bahwa tidak ada apapun bisa terjadi tanpa ijin Allah atau lebih tepat dikatakan Tuhan biarkan. Tuhan tahu manusia yang bebas itu akan berbuat begitu dan Tuhan biarkan. Segala kejahatan yang terjadi bukan kehendak Allah melainkan DIBIAR Allah karena ketetapan Allah bahwa manusia adalah makhluk bebas.

Mereka telah mendirikan bukit pengorbanan yang bernama Tofet di Lembah Ben-Hinom untuk membakar anak-anaknya lelaki dan perempuan, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan dan yang tidak pernah timbul dalam hati-Ku. (Yer.7:31)

[3] Hal Yang Allah Inginkan

Tuhan Yesus pernah mengungkapkan bahwa Dia sangat ingin mengayomi penduduk Yerusalem seperti seekor induk ayam melindungi anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi mereka TIDAK MAU.

“Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.” (Mat 23:37).

Tentu Tuhan bisa memakai kekuasaanNya untuk melakukan sesuatu bahkan menghancurkan mereka semua, dan bikin manusia baru lagi. Tetapi Tuhan tidak bisa mendapatkan hati mereka yang bebas. Sejak Tahun TETAPKAN menciptakan menusia dengan kemampuan berpikir dan hati yang bebas, maka kebebasan itu betul-betul nyata dan bekerja. Kasus Bileam si nabi Moab, tentu Tuhan tidak mau dia pergi menerima pesanan raja Balak, tetapi hati Bileam mau. Dia minta pendapat Tuhan tetapi Tuhan tahu hatinya mau. Tuhan bisa menghalanginya bahkan hingga keledainya menabrak tembok, namun hatinya tetap mau, Tuhan tahu itu, dan Tuhan biarkan dia sampai pada Balak, dan masih bisa plintir lidahnya.

Tuhan tak pernah menginginkan hal yang negatif apalagi yang jahat.

Mereka telah mendirikan bukit-bukit pengorbanan bagi Baal untuk membakar anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada Baal, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan atau Kukatakan dan yang tidak pernah timbul dalam hati-Ku. (Yer 19:5)

John Calvin, demikian juga pengikutnya, memaksakan tafsiran mereka dengan cara BERFILSAFAT, dan menambahkan bahwa Allah TAHU semua yang dilakukan. Mereka mengatakan jika Allah tahu maka jika Dia tidak menginginkan Dia tidak mungkin membiarkan. Hal demikian terjadi tentu karena mereka tidak membedakan antara mengijinkan/membiarkan dan menginginkan. Bagi mereka pokoknya karena Tuhan sudah tahu maka artinya Dia tetapkan.

Rasul Paulus mengingatkan orang Korintus agar mereka tidak menginginkan hal-hal yang jahat. Bagaimana mungkin kita bisa percaya Allah menginginkan hal yang jahat jika kita percaya bahwa tulisan Paulus yang memperingatkan kita jangan menginginkan hal jahat adalah diinspirasikan Allah? Mari berpikir logis.

Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (1Kor.10:6).

Sangat masuk akal untuk menyimpulkan bahwa Allah hanya menginginkan hal yang baik dan tak pernah menginginkan hal yang jahat. Lalu Calvinis bertanya, mengapakah ada banyak kejahatan terjadi di muka bumi? Sebenarnya jawabannya gampang ialah karena keinginan hati Adam dan Hawa yang bebas telah menyebabkan kejatuhan, dan keinginan hati keturunan Adam yang telah berdosa yang tidak mengikuti keinginan Allah. Manusia yang telah jatuh dengan hati dan pikiran yang cenderung melakukan yang jahat.

Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. (Kej.6:5-6).

Kata MENYESAL  (נחם) nâcham itu sebuah ungkapan perasaan sedih yang mendalam. Dan ini menunjukkan bukan Tuhan yang menginginkan semua kejahatan itu. Kalau Tuhan menginginkan pasti Tuhan tidak sedih, apalagi menetapkan. Bagi Calvin yang menafsirkan Tuhan menetapkan semua kejahatan berarti mereka melihat Tuhan bersandiwara pura-pura sedih padahal Dia yang tetapkan. Sekali lagi ini adalah akibat makhluk yang cerdas berkehendak bebas, dan mereka mengambil keputusan yang salah saat di taman Eden.

Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, –karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa–, 2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah. (1Pet.4:1-2).

Rasul Petrus pertentangkan keinginan manusia dengan kata ἐπιθυμίαις (epithumiais) yang artinya sangat negatif yaitu keinginan nafsu (lust) dengan kehendak Allah dengan kata θελήματι (telemati) yang adalah kehendak positif (wish). Keinginan manusia setelah kejatuhan ke dalam dosa cenderung negatif perlu berubah (bertobat) mengikuti keinginan Allah yang positif.

Dalam surat kepada orang Galatia, Paulus mempertentangkan keinginan daging dengan keinginan Roh. Allah tak punya keinginan daging melainkan hanya memiliki keinginan Roh, maka itu Allah tidak memiliki keinginan yang jahat atau yang negatif, melainkan hanya memiliki keinginan Roh yang positif.

Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. (Gal 5:16).

[4] Hal Yang Allah Tetapkan

Tentang hal yang satu ini yaitu hal yang Allah TETAPKAN adalah hal yang besar dan utama serta terpenting. Sekali sesuatu Allah tetapkan maka tidak bisa diubah lagi karena Allah tidak dapat menyangkal dirinya. Hanya ada satu hal yang tidak dapat Allah lakukan, yaitu menyangkal diriNya.

jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.” (2Tim. 2:13)

Allah tidak dapat menyangkal diriNya, artinya Dia tidak bisa berubah sifat karena Dia adalah Allah yang maha benar dan yang setia pada diriNya sendiri dan tentu juga setia pada ciptaanNya.

Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kej.1:26)

Segala yang tertulis di kitab Kejadian pasal satu, termasuk pengumuman Allah tentang penciptaan manusia adalah KETETAPAN Allah. Pada ayat 26 terkutip di atas Allah mengumumkan KETETAPAN hatinya menciptakan makhluk yang seperti diriNya. Manusia adalah segambar (tselem) dan serupa (demuth) Allah yang bisa berpikir bebas dan bisa mengambil keputusan dengan bebas, ini adalah KETETAPAN Allah.

Di dalam kitab PB kita temukan kata προορίσας (proorisas) yang KJV terjemahkan dengan kata PREDESTINATED, yang di ITB LAI menerjemahkannya dengan kata MENENTUKAN, yang sama artinya dengan kata MENETAPKAN.

Dalam kasih Ia telah MENENTUKAN kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, (Efe. 1:5)

Jadi, sejak semula Allah MENETAPKAN bahwa setiap orang yang percaya Yesus adalah anak Allah. Jika seseorang di luar Yesus, atau keluar meninggalkan Yesus, ia bukan anak Allah.

KESIMPULAN

Pengajaran yang mengajarkan bahwa Allah dalam kekekalan membuat SATU KETETAPAN (predestination), dengan sebuah DEKRIT, sehingga semua tindakan dan kejadian sudah ditetapkan bahkan termasuk semua kejahatan, adalah pengajaran filsafat Calvinisme yang SALAH TOTAL, bahkan pengajaran demikian telah memfitnah Allah. Kesalahan pengajaran demikian karena tidak berhasil melihat dan membedakan empat hal berikut.
1. Hal yang Allah KETAHUI.
2. Hal yang Allah IJINKAN.
3. Hal yang Allah INGINKAN.
3. HAL yang Allah TETAPKAN.

Kegagalan Lain yang bersamaan dengan ini ialah kegagalan memahami Ketetapan Allah menciptakan Manusia yang SEGAMBAR (tselem) dan SERUPA (demuth) Allah sendiri, yang memiliki kepribadian dengan hati dan pikiran dan juga diberi kehendak bebas.

Covid-19, dan berbagai wabah, serta berbagai kejahatan di muka bumi, Allah KETAHUI dan IJINKAN/BIARKAN, tetapi bukan yang Allah INGINKAN apalagi TETAPKAN. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, maka bumi ini menuju kehancuran dan kemusnahan, semua materi akan habis musnah. Allah mau menyelamatkan manusia, namun yang bisa diselamatkan hanya mereka yang rela dosanya diselesaikan di dalam Yesus. Kita tahu ada juga peristiwa penghukuman yang Allah jatuhkan seperti air bah zaman Nuh, dan penyakit sampar zaman Daud dll. Tetapi tindakan makhluk pribadi yang diberi kehendak bebas tidak ditetapkan, melainkan Allah menginginkan agar manusia berhenti berbuat dosa.

“berhenti berbuat dosa. 2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.” (1Pet.4:2).

Kiranya artikel singkat ini bisa menolong pembaca memahami tentang berbagai ayat dalam Alkitab dan memahami berbagai tindakan Allah, dan terangsang mencari kebenaran yang alkitabiah.

Jika Anda ingin membaca berbagai artikel theologi yang Alkitabiah, silakan berkunjung ke Website yg tertera di awal artikel, atau berkunjung ke YouTube GBIA GRAPHE & GBIA INDONESIA.

__________
Oleh: DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
YouTube: GBIA GRAPHE & GBIA INDONESIA
———————————————-

Jakarta, 11 Mei 2020
Maranatha!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *