Ketika Tuhan selesai menciptakan alam semesta dengan seluruh binatang dan manusia, Tuhan menyatakan bahwa semuanya baik.
29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. 31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. (Kej.1:29-31).
Manusia ditetapkan memakan buah-buahan dan binatang memakan daun-daunan.
Kejatuhan Manusia
Singkat cerita, kemudian manusia mengikuti iblis yang memakai ular sebagai mediasinya, mau menyamai Tuhan, bukan agar kudus seperti Tuhan, melainkan mau hebat dan memiliki kuasa seperti Tuhan. Manusia lebih percaya kepada iblis daripada Tuhan yang melarang mereka memakan buah pengetahuan baik dan jahat. Akibatnya seluruh alam semesta terkutuk karena dosa, manusia akan mati tubuh jasmaninya, dan rohaninya tidak bisa pergi ke Sorga yang Maha Kudus, melainkan akan pergi ke lautan api yang diciptakan untuk iblis, yaitu malaikat pemberontak yang menggoda manusia (Mat.25:41).
Satu-satunya jalan untuk selamat ialah BERTOBAT yaitu mengakui kesalahan dan menyesal, dan kembali PERCAYA kepada Tuhan. Karena dosa HANYA dapat diselesaikan melalui penghukuman, maka Tuhan berjanji akan kirim Penyelamat dengan cara penyelamatannya ialah dihukumkan menggantikan manusia. Penyembelihan sekurang-kurangnya dua ekor domba terpaksa dilakukan untuk memakai kulitnya sebagai pakaian bagi Adam dan Hawa. Setiap ayah zaman itu berfungsi sebagai imam bagi keluarganya, dan juga sebagai Tiang Penopang dan Dasar Kebenaran (TPDK). Posisi ayah mewakili Allah memberkati dan mengajarkan kebenaran kepada keluarganya.
Domba Korban
Adam dan Hawa jika ingin dosa mereka dihitung terhukumkan maka mereka harus bertobat dan percaya bahwa Juruselamat akan datang dan dihukumkan menggantikan mereka. Sebagai tanda atau bukti iman mereka, mereka harus membangun mezbah, taruh seekor domba di atasnya, disembelih dan dibakar sampai habis sebagai simbol penghukuman atas dosa. Domba itu dipakai sebagai simbol Sang Juruselamat yang tidak berdosa, yaitu Tuhan sendiri yang akan menjadi Juruselamat, dimatikan sebagai korban, karena dosa mereka. Demikianlah muncul ibadah SIMBOLISTIK pertama yaitu domba korban sebagai akibat dosa manusia. Manusia yang percaya kepada JANJI PENGIRIMAN JURUSELAMAT, walau tubuh jasmaninya mati, namun jiwa dan rohnya akan pergi ke tempat yang senang, dan kelak akan dibuatkan tubuh yang baru.
Namun setelah berjalannya waktu, manusia tidak mau percaya kepada Tuhan, tidak mau percaya kepada janjiNya, dan efeknya manusia menjadi sangat jahat terhadap sesamanya. Dan Allah memakai air bah melenyapkan semua makhluk, hanya sisakan 8 manusia, dan sepasang binatang dari setiap jenis. Setelah mereka keluar dari bahtera penyelamat, Tuhan berfirman,
1 Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. 2 Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan. 3 Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. 4 Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan. (Kej.9:1-4).
Silahkan perhatikan, sejak zaman Nuh Tuhan mengizinkan manusia memakan semua binatang, tidak ada batasan, kecuali darah yang dipakai sebagai simbol atau lambang nyawa.
Taurat Diturunkan
Kemudian, setelah manusia terserak ke berbagai penjuru bumi oleh peristiwa menara Babel, Allah ingin membangun sebuah bangsa yang bertugas MENGINGATKAN manusia pada janji Allah untuk kirim Juruselamat, bahwa manusia akan selamat jika manusia percaya bahwa semua dosanya akan ditanggung Sang Juruselamat, yang sesungguhnya adalah Allah sendiri yang akan mengenakan tubuh daging.
Tuhan memilih Abraham, dan akan membuat keturunannya menjadi sebuah bangsa, dan setelah siap mereka dibawa keluar dari Mesir, dan kemudian tiba di gunung Sinai. Di gunung ini Taurat atau hukum, diberikan melalui Musa menjadi UNDANG-UNDANG DASAR (UUD) bagi bangsa Yahudi yang sangat istimewa karena Allah (Theos) sendiri adalah raja mereka, maka terbentuklah sebuah bangsa dengan sistem THEOKRASI. UUD untuk theokrasi ini mencakup tata cara ibadah ritual simbolistik dan hukum sipil antar manusia.
Di sinilah mulai diatur makanan yang dipakai untuk LAMBANG (SIMBOL) ibadah dan demi kebaikan manusia. Allah menginginkan bangsa Yahudi hidup dengan HATI yang kudus di hadapanNya, dan menjadikan JASMANI mereka sebagai simbol atas kesucian HATI. Untuk itu Allah melarang bangsa itu mengkonsumsi binatang yang kotor dan membawa penyakit, sebagai lambang (simbol) kudus sekaligus untuk menghindarkan mereka dari berbagai penyakit. Contoh perintah berikut ini adalah untuk menghindarkan mereka dari virus kuman yang bisa dibawa oleh bangkai, dengan penekanan bahwa mereka harus Kudus. Tuhan menjadikan kekudusan hati untuk melarang mereka memakan bangkai yang sesungguhnya tujuan utama ialah menghindarkan mereka dari sakit penyakit.
Haruslah kamu menjadi orang-orang kudus bagi-Ku: daging ternak yang diterkam di padang oleh binatang buas, janganlah kamu makan, tetapi haruslah kamu lemparkan kepada anjing.โ (Kel.22:31).
Lengkapnya bisa dibaca di kitab Imamat pasal 11, tentang daftar binatang atau makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh bangsa Yahudi, ada banyak sekali. Demi tulisan ini tidak terlalu panjang, kita ambil contoh yang paling populer yaitu daging babi. Babi tidak boleh dikonsumsi, dijadikan alasan demi kesucian hati, sesungguhnya adalah demi kesehatan mereka, karena binatang ini hidup di tanah dan menyukai kubangan serta pemakan segalanya termasuk segala bangkai. Di dalam perut babi biasanya terdapat banyak macam cacing, ya tentu juga ada banyak kuman bahkan virus. Begitu juga burung bangkai adalah termasuk binatang yang tidak boleh dikonsumsi.
Tuhan melarang bangsa Yahudi memakan binatang-binatang dalam daftar larangan (kitab Bilangan 11), sesungguhnya adalah demi kesehatan mereka, dan sekalian menjadikannya alat ilustrasi untuk mengajarkan konsep kekudusan secara simbolistik. Termasuk menjadikan satu hari, yaitu hari ketujuh, sebagai SIMBOL penghormatan kepada Tuhan dan penantian akan HARI PERHENTIAN, untuk bebas dari semua pekerjaan dan kelelahan, maka pada hari itu dipaksakan untuk libur. Allah menjanjikan KELEGAAN di dalam Sang JURUSELAMAT yang akan datang, dan sebelum kedatanganNya kelegaan hari ketujuh adalah sebagai GAMBARANNYA. Perintah ini juga demi menjaga budak (karyawan) dari kemungkinan eksploitasi dari majikan mereka.
Theokrasi & Taurat Dihentikan
Pada bagian awal sudah dijelaskan bahwa tujuan Theokrasi Yahudi adalah untuk menjaga dan mengingatkan manusia atau berbagai bangsa bahwa Allah berjanji akan kirim JURUSELAMAT. Ibadah simbolistik sederhana domba disembelih di atas mezbah adalah untuk menggambarkanNya, dan di zaman Theokrasi diperintahkan dibangun ibadah simbolistik ritualistik dengan Kemah Kudus, dan kemudian zaman Salomo dibangun Bait Kudus. Tujuan semua ibadah simbolistik, ritualistik dan Jasmaniah dengan pemerintahan Theokrasi adalah untuk menantikan kedatangan Sang Juruselamat. Oleh sebab itu semua berhenti atau telah mencapai tujuannya ketika Yohanes tampil dan menunjuk kepada Yesus bahwa Dia inilah Anak Domba Allah yang digambarkan melalui setiap domba yang dikorbankan sejak Adam sebagaimana dituliskan di seluruh kitab PL.
29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. 30 Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. 31 Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.โ (Yoh.1:29-31).
Jadi, sejak Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus bahwa inilah Dia Anak Domba Allah, dan berkata, โuntuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.โ Sejak saat itu tugas Yohanes selesai bahkan tujuan Theokrasi Yahudi lengkap dan selesai dengan seluruh Hukum Tauratnya juga selesai. Perhatikan ayat ini. ๐๐
Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya. (Luk 16:16).
Ayat terkutip di atas ini dengan sangat jelas menyatakan bahwa Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes, jadi sekarang sudah tidak berlaku lagi. Ada teman SDA sontak menyelak, โkalau begitu sudah boleh membunuh donk!โ Orang primitif yang tidak tahu menahu tentang Hukum Taurat pun tahu tidak boleh membunuh karena Pencipta taruh ke dalam hatinya moralitas universal. Lagipula, orang Kristen tidak mentaati Hukum Taurat (HT) lagi melainkan Hukum Kristus (HK). Jika HT berkata jangan membunuh sedangkan HK berkata bahwa ketika engkau membenci saudaramu, engkau sudah membunuhnya, jadi jangan membenci. HT berkata, jangan berzinah, sedangkan HK berkata jika engkau memandang perempuan dan menginginkannya engkau sudah berzinah. Kasihilah musuhmu, dan “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada merekaโ (Mat. 7:12) adalah rangkuman seluruh isi HT. Lalu mereka berkata, kalau begitu PL dibuang saja. Tidak boleh, karena ada banyak PELAJARAN di dalamnya. Ingat, TIDAK BERLAKU, bukan berarti tidak boleh dijadikan pelajaran. Ada banyak pelajaran sejarah, pelajaran rohani, pelajaran tentang ketaatan dan berkat. Intinya, ada banyak pelajaran, namun hukum-hukumnya, seperti jika tidak menguduskan Sabat harus dimatikan dan keharusan mengikuti pentahiran dll., sudah tidak berlaku lagi SESUDAH Yohanes.
Theokrasi telah Tuhan bubarkan, maka otomatis UUD untuk Theokrasi Yahudi juga sudah tidak berlaku lagi. Sistem ibadah yang Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah (SRJ) telah diberhentikan, dan kata Tuhan kepada perempuan Samaria di sumur Yakub sbb;
23 โTetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.โ (Yoh.4:23-24).
Perubahan Sistem Ibadah
Sebelum tampilnya Yohanes adalah zaman Theokrasi dengan sistem ibadah yang Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah (SRJ). Kemudian Yohanes tampil mengumumkan kedatangan Sang Juruselamat yang dijanjikan dan disimbolkan dalam semua ritual ibadah PL. Maka sesudah Yohanes, umat manusia seluruhnya seharusnya memasuki zaman pemisahan antara sikap kepada Tuhan (ibadah), dan sikap terhadap sesama manusia yang diatur hukum dan aturannya oleh manusia (pemerintah).
Sistem ibadah yang Tuhan inginkan ialah sistem HAKEKAT, ROHANIAH dalam KEBENARAN (HRK). Sistem yang menyembah Tuhan dengan hati dan secara rohani. Sistem HRK tidak lagi terikat pada WAKTU karena berlangsung sepanjang waktu, dan tidak lagi terikat pada TEMPAT, karena ibadah dengan hati dan sepanjang waktu maka terjadi dimana saja bukan di suatu tempat, dan juga tidak terikat pada SIKAP TUBUH, karena ibadah dengan hati maka tidak ada keperluan untuk sujudkan muka ke lantai, melainkan sujudkan hati.
Orang Kristen yang mengerti kebenaran tidak menyebut acara hari Minggu atau acara lain sebagai ibadah, karena ibadah orang Kristen berlangsung SEPANJANG WAKTU, yaitu sikap hati yang senantiasa menjunjung, menghormati, dan mengasihi Tuhan, mentaati serta siap mengikuti kehendak Tuhan. Inilah ibadah Kristen yang sejati. Menyebut hari Minggu jam 10.00 sampai 12.00 sebagai acara ibadah adalah kesalahan karena akan berarti saat jam 08.00 atau jam 14.00 tidak beribadah.
Aturan Makanan
Pada zaman Theokrasi Yahudi, di saat berlaku ibadah Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah (SRJ), penekanan sesungguhnya adalah kesucian HATI, namun saat itu kesucian perut (jasmani) dijadikan ilustrasi tentang kesucian HATI, dan sekaligus untuk menjaga umatNya agar sehat. Ingat, sejak zaman Nuh Tuhan telah umumkan semua binatang boleh dimakan (Ken. 9:1-4). Kapan kemudian muncul larangan memakan binatang tertentu? Sejak pendirian Theokrasi Yahudi dengan seluruh rangkaian ibadah Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah yang dimulai dengan Kemah Kudus, dah kemudian Bait Kudus.
Setelah Tuhan mengumumkan bahwa Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes, maka selanjutnya tidak ada lagi makanan yang haram karena zaman penekanan kesucian perut sebagai ilustrasi untuk kesucian hati sudah berakhir, selanjutnya fokus pada kesucian HATI. Baca pernyataan Yesus Kristus sendiri ๐๐.
18 Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, 19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. (Mar 7:18-19).
Yesus Kristus telah menyatakan SEMUA MAKANAN HALAL karena makanan tidak masuk ke dalam HATI, melainkan ke dalam perut, dan besok dibuang ke toilet. Dan seturut dengan Kristus, Rasul Paulus menyatakan ๐๐.
Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun. (1Kor.6:12).
Kesimpulan dari ayat-ayat yang terkutip ialah, setelah meninggalkan sistem ibadah SRJ, dan memasuki sistem ibadah HRK, tidak ada lagi hubungan makanan dengan hati atau iman. Makanan sepenuhnya adalah untuk kesehatan dan kebutuhan tubuh jasmani kita.
Sertifikat Halal
Orang-orang Yahudi, dan mungkin tetangga kita, mereka tidak mau masuk ke dalam sistem ibadah Hakekat, Rohaniah dalam KEBENARAN, melainkan mau tetap mau tinggal dalam sistem ibadah Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah. Mereka tetap mau menyembah simbol tidak mau kepada Sang Hakekat, bahkan ada banyak acara yang bersifat simbolistik sampai melempar iblis pakai batu padahal iblis itu makhluk roh yang mustahil bisa dilempar dengan batu kerikil.
Sesungguhnya kita harus sangat mengasihani mereka dan berdoa untuk mereka karena mereka tidak mengerti maksud dan tujuan pelarangan memakan daging binatang tertentu saat Hukum Taurat diturunkan. Mereka beriman tanpa berakal budi, padahal Yesus berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.โ (Mat. 22:37).
Bagaimana mungkin seseorang bisa hidup di dunia ini tanpa sedikitpun terpapar sesuatu yang bersangkut paut dengan babi dan binatang-binatang lain yang dikatakan haram? Udara yang kita hirup setiap hari itu sudah tercampur baur semua unsur, di situ ada nafas babi, nafas burung bangkai, ada asap dari Bipang dll. Kita tinggal di satu bumi dan satu atmosfer itu mustahil bisa steril. Tujuan mengharamkan binatang tertentu bermaksud menjadi itu simbol untuk mengajarkan konsep kesucian hati. Hal terpenting itu kesucian hati, makanan yang dilarang itu hanya simbol. Coba renungkan, teman kamu tadi pagi saat di rumah sarapan babi panggang dan kemudian ke kantor lalu tertawa-tawa terbahak-bahak dengan kamu di kantor, apakah udara di sekitar ruangan tidak ada unsur babi? Mudah-mudahan tujuan utama sertifikat bukan untuk mencari duit, sebagaimana dicurigai oleh banyak orang.
Kesimpulan
Kita sangat kasihan kepada teman kita yang masih terjebak pada sistem ibadah Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah, sehingga masih tetap mau menjaga kesucian perut, bukan kesucian hati. Menjaga menu makanan itu untuk kesucian perut, sedangkan menjaga agar tidak korupsi itu untuk kesucian hati.
Orang Kristen yang sesungguhnya harus TERLEBIH DAHULU memahami tentang perpindahan sistem ibadah dari sistem Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah (SRJ), ke sistem ibadah Hakekat, Rohaniah dalam KEBENARAN (HRK), yaitu ibadah yang berfokus pada hati yang tidak terikat lagi pada waktu, tempat dan sikap tubuh, atau tidak simbolistik lagi. Bukti sudah mengerti adalah tidak lagi menyebut acara kekristenan sebagai ibadah. Hari minggu pagi, tiga empat puluh tahun silam itu disebut acara kebaktian bukan ibadah, lebih tepatnya itu disebut kumpul berjemaat.
Setelah orang Kristen mengerti kebenaran dengan baik, barulah bisa bersaksi dan menjelaskan kepada teman-teman yang tidak mau menghirup udara yang telah tercampur asap Bipang. Dan kita berdoa agar negara kita ini dipimpin oleh orang-orang yang akal budi mereka sungguh sehat.
Kiranya tulisan singkat ini bisa merangsang akal sehat setiap orang yang membaca, kemudian ia mengejar kebenaran yang sesungguhnya, beriman dengan akal budi, bukan memBABI buta. Dan hal yang paling utama ialah mendapatkan kepastian masuk Sorga karena hidup kita sangat sementara, hanya puluhan tahun saja.
Jakarta, 31 Oktober 2024
DR. SUHENTO LIAUW, D.R.E., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
Youtube: GBIA GRAPHE & GBIA INDONESIA.
Maranatha!