Renungan Harian 16 November- Abraham Marshall Membaptis seorang Sepupu-Pengkhotbah

AKHIRNYA IA MEMBERI DIRI DIBAPTIS ULANG DENGAN BAPTISAN ALKITABIAH. BAGAIMANA DENGAN ANDA?

Dari Buku: Tiap-tiap Hari Menelusuri Sejarah Baptis

Nas: Kisah Para Rasul 18:7-8

Abraham Marshall sudah menjadi pokok renungan sebelumnya (31 Maret), yang menceritakan bagaimana pengkhotbah bujangan itu berperjalanan 2.200 mil (3540 km) pada tahun 1792 untuk mencari seorang pendamping hidup. Namun, pada tahun 1786, Abraham harus melakukan perjalanan bolak balik yang serupa di atas kuda ke Connecticut untuk mengurusi urusan rumah ayahnya yang meninggal. Perjalanan itu mulai tanggal 10 Mei 1786, dan hamba Tuhan itu pergi dari negara bagiannya sendiri yang tercinta, Georgia, hingga 16 November tahun itu (hari ini).

Kesukaan Abraham yang paling besar adalah berkhotbah. Pada setiap kesempatan dalam perjalanannya, dia memberitakan Injil dan membela iman. Di mana pun dia dapat menemukan mimbar yang terbuka, Abraham Marshall menyaksikan berkat Allah dalam keselamatan jiwa-jiwa. Sambil dia menuju utara, dia secara kebetulan bertemu dengan seorang Tuan Winchester yang mengenal sebagian keluarganya, dan Abraham bertanya tentang mereka. Winchester memberitahu dia tentang Reverend Eliakim Marshall, seorang hamba Tuhan Congregational, warga negara yang terhormat, dan pembaptis bayi sejak lama di New England. Mendengar itu, Abraham berkata, “Nah, kalau begitu sifatnya, saya berharap akan membaptis dia sebelum saya kembali; karena jika dia memiliki akal budi yang baik, dia akan mengerti argumen-argumen saya. . . dan jika dia memiliki hati nurani yang lembut, maka argumen-argumen itu akan mempengaruhi pikirannya.”¹

Sebenarnya, ketika Abraham tiba di Windsor, Connecticut, dia menjadi tamu dari sepupunya Eliakim, dan dalam perjalanan waktu, topik baptisan muncul. Setelah diskusi yang panjang dari Firman Allah, Eliakim menjadi yakin akan penyelaman, tetapi istrinya menentang keinginannya untuk taat kepada perintah penyelaman. Eliakim dibesarkan di denominasi Congregational sejak lahirnya, dan dia adalah anggota dari Poquonock atau Third Society di Windsor hingga saat pertobatan pada masa Awakening. Setelah pertobatannya, dia menemukan sangat sedikit yang menarik di dalam gereja Congregational, dan bahkan didenda pada tahun 1746 karena tidak hadir di kebaktian-kebaktian umum. Dia bergabung dengan gereja Separate di Wetherfield, Connecticut, dan meninggalkan gereja masa mudanya. Dalam perjalanan waktu, Eliakim ditahbiskan menjadi gembala sidang dari sebuah gereja Separate (ini adalah orang-orang New Light yang meninggalkan Congregational), dan memenangkan rasa hormat dari banyak orang. Eliakim juga aktif dalam politik dan melayani dewan negara bagian mulai dari 1779 hingga 1783, dan mencalonkan diri sebagai gubernur pada tahun 1780.”² Jadi, Ny. Eliakim Marshall merasa terlalu merendahkan diri jika mereka harus membelakangi keterkenalan ini dengan pengakuan akan suatu kesalahan doktrinal.

Eliakim mencari nasihat Abraham mengenai apa yang harus dilakukan. Marshall yang muda menjawab, “Saya akan menyinggung dua perikop Kitab Suci, yang ayah saya sering pakai dalam kasus-kasus sulit, yang adalah berikut: ‘Sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia. Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga.” 3 Abraham mencatat dalam buku hariannya gambaran berikut tentang pembaptisan Eliakim:

Setelah khotbah, Eliakim Marshall naik ke panggung, dan memberikan kesaksian yang jelas, menyentuh, dan penuh kuasa tentang karya Allah atas jiwanya, yang sangat memuaskan jemaat yang hadir. Juga ia memberitahu mereka bahwa ia dulu adalah pendukung pemercikan bayi, bertentangan dengan cara yang primitif dan rasuli; bahwa dia kini telah diyakinkan bahwa tidak ada kebenaran untuk hal itu dalam Alkitab, dan dia akan menaati, pembaptisan Juruselamat kita, pada jam dua siang, menyampaikan khotbah kedua; (Allah) memberi kasih karunia kepada jemaat dengan hadiratNya yang mulia dan menakutkan; Surga di atas bumi. Kemudian kami berangkat ke sebuah sungai dan membaptis Eliakim Marshall di hadapan ratusan yang belum pernah melihat upacara ini dilakukan sesuai dengan pola dan teladan sang Kepala Agung sebelumnya.”4

Hari berikutnya, Abraham memiliki kehormatan untuk menyampaikan khotbah penahbisan Eliakim sebagai seorang pengkhotbah Baptis, dan sejak tahun 1786 hingga kematiannya tahun 1791, Eliakim melayani sebagai gembala sidang gereja Baptis di Windsor, Connecticut. Jelas ini adalah hal yang paling berharga dalam perjalanannya yang pertama ke tanah asal ayahnya!

DLC
_________
¹ James Donovan Moteller, A History of the Kiokee Baptist Church in Georgia (Ann Arbor: Edwards Bros., 1952), hal. 141.
² William G. McLoughlin, ed., The Diary of Isaac Backus (Providence: Brown University Press, 1979), 3:1320.
³ Mosteller, hal. 141.
4 Ibid., hal. 141-42..
—————————————-

Renungan Tambahan
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.:

1. Eliakim Marshall, bukan orang bodoh juga bukan orang rendahan, dia anggota Dewan dan calon gubernur. Tetapi dia seorang yang rendah hati dan pencinta kebenaran. Dia sudah mencari kebenaran melalui keluar dari gereja Congregational demi kebenaran dan menjadi kelompok SEPARATED, kemudian dia rela merendahkan diri lagi untuk kebenaran, dibaptis di sebuah sungai. Orang demikian pasti sangat disayang Tuhan karena dia sungguh-sungguh mencintai kebenaran. Saya sangat heran melihat banyak pendukung baptis bayi dan percik yang sulit sekali memahami bahwa tindakan mereka sama sekali tidak ada dasar Alkitabnya. Cuma satu kesimpulan, mereka tidak sungguh cinta kebenaran.

2. Istrinya mencoba menghalangi keinginannya meminta dibaptis ulang selam. Wanita lebih memilih posisi, gengsi dan kemapanan. Sangat mungkin ketika kebenaran dijelaskan sang istri siapkan makanan sehingga tidak menangkap kebenaran. Istri yang baik itu seharusnya sesuai Alkitab yaitu TUNDUK pada suami, bukan menjadi penghalang suami terutama dalam hal mengikuti kebenaran. Saya sudah menyaksikan banyak istri yang ngotot menentang suami mereka ketika suami mereka ingin mengikuti kebenaran. Padahal jika mereka ingin mematuhi Tuhan, ya perintah Tuhan sangat jelas, istri tunduk kepada suami dan suami mengasihi istri (Efe.5:22,25).

3. Abraham Marshall, seorang pengkhotbah Baptis yang penuh keyakinan dan wibawa. Dia tahu yang diyakininya adalah kebenaran dan dia yakin dapat menjelaskan keyakinannya dengan baik. Jika Anda adalah pengkhotbah, hal paling utama ialah Anda harus yakin doktrin yang Anda khotbahkan itu kebenaran. Jangan mengkhotbahkan sesuatu yang Anda tidak paham, tidak yakin, dan dengan hati yang penuh keraguan. Jika belum yakin maka cari tahu dulu, kalau ketemu banyak perbedaan cari tahu yang mana yang benar, jangan berhenti. Banyak orang berkata, pak Suhento kok yakin sekali pengajarannya paling benar. Saya biasanya menjawab, kalau saya tidak yakin pengajaran saya sungguh benar maka saya tidak mau mengajarkannya, saya tidak mau menjadi pengajar yang munafik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *