PERSEPULUHAN, FAKTOR PENENTU KEMAJUAN ATAU KEHANCURAN GEREJA

Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa sikap dan tindakan mereka tentang persepuluhan sesungguhnya bisa memajukan atau menghancurkan gereja. Orang Kristen tidak menyadari bahwa mereka bisa menjadi alat Tuhan untuk memajukan gereja, tetapi juga bisa dipakai iblis untuk menghancurkan gereja.

Saya ajak Anda bayangkan sejenak, kita amati perusahaan asuransi, jika mereka salah mengatur sistem pengupahan antara agen yang berjenjang-jenjang, eksekutif dan bagian administrasi, maka perusahaan asuransi itu bukan cuma akan rugi, tetapi penjualannya akan menurun drastis dan klaim meningkat, bahkan bisa jadi akhirnya bangkrut.

Ketika sebuah perusahaan pemasaran otomobil tidak membuat sistem pengupahan antara salesman, bagian administrasi, para montir untuk after sales service maka perusahaan itu pasti menuju bangkrut.

Kebetulan saya sebelum menjadi hamba Tuhan pernah sebagai salesman asuransi (1979-1980), dan salesman mobil Toyota tahun 1980 sampai 1984, Astra Motor Sales (AMS), yang berhasil. Saya pernah menjadi guru SD, dan juga pernah bekerja di perusahaan kontraktor pembangunan. Saya tahu persis bahwa sistem pengupahan membawa pengaruh besar dan akan menentukan hidup mati perusahaan atau organisasi.

Banyak Orang Terlalu Banyak Omong & Terlalu Suka Omong Tanpa Berpikir

Di perusahaan Asuransi karyawan administrasi dengan jenjangnya semua digaji standar sesuai dengan jenjangnya. Insentif mereka ya akan sesuai performa mereka menurut penilaian atasan mereka. Mereka tidak mungkin dapat pemasukan yang hebat mengagetkan kecuali semacam THR. Sedangkan agen asuransi tidak digaji, mereka sepenuhnya tergantung pada kemampuan mereka menjual, atau membuat orang masuk asuransi. Semua pemimpin perusahaan asuransi tahu bahwa agen asuransi itu ujung tombak perusahaan, mereka bagian terpenting dari perusahaan. Kalau mereka tidak berhasil menjual asuransi maka karyawan bidang lain tidak ada pekerjaan bahkan perusahaan akan tutup. Pendapatan karyawan administrasi terbatas, sebaliknya pendapatan para agen penjual tidak terbatas. Bisa saja seorang agen mendapat customer kaya dan ia mendapat insentif sampai miliaran rupiah. Apakah karyawan lain bahkan agen lain boleh iri? Tidak! Jika mereka mau seperti dia, ya silahkan jadi agen dan silahkan berjuang juga seperti dia bahkan saingilah dia.

Perusahaan pemasaran mobil, bahkan semua perusahaan pemasaran, punya sistem dan falsafah yang kurang lebih, perbedaannya hanya asuransi itu bukan barang yang kelihatan seperti mobil, atau sabun. Bagian administrasi, montir bengkel, semuanya digaji dan mereka sesungguhnya tergantung pada salesman. Salesman tidak digaji, mereka biasanya hanya dapat tunjangan uang operasi seperti uang transport dan sejenisnya. Tetapi mereka berpeluang mendapatkan penghasilan yang fantastis jika mereka hebat.

Tidak bisa disangkal bahwa sistem penggajian sangat mempengaruhi performa sebuah perusahaan dan jika sistemnya salah, perusahaan pasti bangkrut. Banyak orang tidak sadar bahwa kekristenan sedang hancur dan salah satu penyebabnya ialah tidak mengerti kehendak Tuhan dalam sistem penggajian di gereja.

Banyak pengkhotbah sesungguhnya adalah hamba negara (pegawai negeri) yaitu mereka yang di gereja-gereja negara seperti yang di Eropa, mereka bukan hamba Tuhan. Ketika jemaatnya dari seribu orang turun sampai tinggal sepuluh orang, dia tidak pusing karena tiap bulan gajinya jalan terus. Demikian juga dengan mereka yang menjadi hamba majelis sinode atau majelis gereja lokal. Gereja-gereja demikian semakin layu dan bergeser menjadi agama mematikan yang hanya melakukan performa ibadah ritual kosong. Amatilah.

Di sisi lain banyak pengkhotbah sesungguhnya bukan hamba Tuhan melainkan serigala perampok domba. Mereka ambil persepuluhan tak ada batas jumlahnya bahkan supaya jumlah pemasukan semakin banyak, mereka tidak segan mengintimidasi jemaat dengan ayat Alkitab. Dan mereka ini yang menyebabkan banyak orang Kristen yang baik tidak rela memberi persepuluhan bahkan menjadi pengkritik persepuluhan. Di antara pengkritik persepuluhan memang terdapat orang-orang tulus yang mengasihi Tuhan yang muak setelah melihat tingkah para pengkhotbah hedonis serigala perampok domba. Tetapi, ada juga yang tidak punya otak, pelit, penuh iri hati, bahkan Kristen tidak lahir baru. Orang Kristen demikian tidak memikirkan kemajuan gereja, pokoknya ngoceh kritik terus di medsos. Mereka tidak berpikir cara penggajian yang sesuai Alkitab, yang bisa membawa kemajuan bagi pemberitaan Injil, yang paling efisien untuk pertumbuhan gereja.

GBIA Memahami Kehendak Tuhan

Dalam hal sistem penggajian, hanya GBIA yang berhasil memahami kehendak Tuhan, karena telah sungguh-sungguh memperhatikan, mengamati, memikirkan, dan menggali firman Tuhan. Saya mengamati dan mempelajari sistem Tuhan menggaji para pekerja rohani di zaman PL, dan dapatkan bahwa Tuhan menjadikan persembahan persepuluhan yang sesungguhnya konsepnya sudah dikenal sejak zaman Abraham, sebagai upah kepada suku Lewi yang ditetapkan untuk HANYA melayaniNya tanpa dapat warisan tanah, dan persepuluhan orang Lewi untuk keluarga Imam, orang yang mewakili Tuhan.

Abraham tahu harus kasih persepuluhan pasti dari Tuhan, bukan hasil pemikirannya sendiri. Mengapakah hanya dilakukan satu kali saja? Ya, itu karena belum ada institusi yang mewakili Tuhan untuk menerimanya. Dia hanya memiliki satu kali kesempatan bertemu Melkizedek dan ia memberikannya. Yakub berjanji jika Tuhan menyertainya dan memberkatinya, maka ia akan memberikan persepuluhan. Dan Yakub tidak tercatat berhasil memenuhi janjinya karena tidak ada institusi bahkan tidak bertemu pribadi yang berhak menerima. Mustahil Yakub boleh memberikan persepuluhan pada Laban atau Esau.

Ketika Tuhan mendirikan theokrasi Yahudi atau Israel, Tuhan MENJADIKAN persembahan persepuluhan sebagai upah bagi pekerja rohani ibadah simbolistik ritualistik jasmaniah yang didirikanNya. Persepuluhan itu bukan hukum Taurat karena konsepnya sudah ada sejak Yakub bahkan Abraham. Ini jarak waktunya sekitar lima ratusan tahun sebelum Musa dengan Tauratnya. Tuhan hanya mengadakan institusi untuk menerima persembahan persepuluhan yaitu suku Lewi dan Imam.

Kami melihat POLA, sekali lagi POLA Tuhan di zaman theokrasi PL adalah cara yang paling tepat untuk menjadi sistem penggajian di sebuah jemaat lokal. Jemaat diajarkan untuk memberikan persepuluhan, ini bukan Taurat, tetapi persembahan yang sudah ada konsepnya sejak Yakub bahkan Abraham. Dan Gembala berhak atas MAKSIMUM sebelas persepuluhan. Jadi, jika ada 100 persepuluhan, maka Gembala berhak ambil 11, kemudian sisanya 89 pp adalah untuk hal lain. Dan pada hakekatnya Gembala adalah pemimpin di sebuah jemaat lokal maka dialah yang mengatur gaji pekerja lain. Gaji pekerja lain sangat tergantung pada jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh Gembala dan jumlah uang yang masuk. Tentu Gembala boleh mengambil kurang dari 11 persepuluhan jika dia melihat jumlah uang untuk yang lain kurang.

Setelah memikirkannya puluhan tahun dengan hati yang mengasihi Tuhan dan hati yang sangat ingin melihat pertumbuhan gereja serta kemajuan pemberitaan Injil, saya melihat inilah sistem yang paling sesuai dengan pola Tuhan, efisien, dan paling berpengaruh positif terhadap kemajuan gereja dan pelayanan.

Sistem pengupahan lain, misalnya ditetapkan oleh majelis sinode, ini sama dengan sistem pegawai negeri, penerimanya bukan hamba Tuhan tetapi hamba sinode. Sistem gaji Gembala ditetapkan oleh majelis gereja, ini hanya membuat Gembala menjadi hamba para majelis dan generasi muda yang mau melayani Tuhan semakin berkurang. Sistem kharismatik yang ambil semua persepuluhan bahkan plus semua persembahan, ini sistem pebisnis rohani hedonis yang menyebabkan orang muak dan mengkritik persepuluhan.

Kesimpulan

Persepuluhan adalah persembahan yang konsepnya dari Tuhan, bukan hasil pintar-pintaran pemikiran Abraham dan Yakub. Dan itu bukan bagian hukum Taurat karena konsepnya sudah ada lima ratusan tahun sebelum Taurat diturunkan. Orang Kristen lahir baru tidak ada yang keberatan memberikan persepuluhan kepada Tuhan karena telah menyadari bahwa semua yang dimiliki bahkan hidupnya adalah milik Tuhan.

Ketika Tuhan mendirikan theokrasi Yahudi zaman PL dengan sistem ibadah simbolistik ritualistik jasmaniah sehingga memerlukan pekerja, Ia MENJADIKAN persembahan persepuluhan sebagai sistem upah bagi Lewi dan Imam. Di zaman PB pekerjaan sesungguhnya semakin besar dan luas karena mesti menjadikan semua bangsa murid Tuhan dan mendirikan gereja di seluruh muka bumi. Sudah pasti ada pekerja full-time dan harus ada sistem pengupahan yang baik, yang sesuai dengan POLA Tuhan dan yang membawa kebaikan, efisiensi, dan kemajuan pelayanan.

Saya tidak temukan sistem yang lebih benar dari Gembala jemaat lokal berhak ambil maksimum 11 persepuluhan. Sistem ini adalah yang paling sesuai dengan pola sistem Tuhan di zaman theokrasi Yahudi. Dan sistem inilah yang paling membawa efisiensi, dan juga membawa efek positif terhadap kekristenan dan gereja. Jika Anda temukan ada sistem lain yang lebih baik dan sesuai Alkitab, saya sangat ingin tahu.

Jika pembaca mengasihi Tuhan dan mengasihi jemaat Tuhan serta ingin melihat kemajuan kekristenan yang alkitabiah, pasti mempunyai hati dan mau memikirkan masalah sistem penggajian. Berilah persembahan persepuluhan dengan setia, sukarela bahkan dengan hati yang mengasihi Tuhan, karena itu perintah Tuhan. Dan Tuhan janji pada orang Yahudi, dan tentu juga pada semua orang, bahwa Dia akan memberkati orang yang setia memberi persepuluhan karena itu jatah untuk hambaNya yang dikasihiNya. Tetapi sesungguhnya yang lebih penting ialah awasi pemakaiannya, temukan gereja yang membatasi Gembalanya hanya boleh ambil MAKSIMUM 11 PP, terlebih lagi Gembala yang tidak mengejar uang yang berani ambil kurang dari 11 PP. Jangan mendukung pengkhotbah hedonisme, dan jangan menjadi pengkritik persembahan persepuluhan karena konsep itu dari Tuhan, kritiklah para pengeksploitasi persepuluhan.

Jakarta, 3 Juni 2022
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.


YouTube channel: GBIA GRAPHE dan GBIA INDONESIA.

MARANATHA!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *