KEBERATAN PERSEPULUHAN?

Saya banyak mendapat pertanyaan orang tentang persepuluhan, dan terus terang saya tersenyum bahkan tertawa. Pertama yang saya lihat adalah masalah motivasi mereka di balik pertanyaan mereka. Sesungguhnya apa yang memotivasi mereka keberatan kasih persepuluhan?

Apakah kamu tidak rela memberi persembahan kepada Tuhan? “Bukan pak,” jawabnya. Lalu, mengapakah kamu mempermasalahkan persembahan Persepuluhan? “Saya justru ingin beri lebih, maka itu jangan pakai nama persepuluhan,” jawabnya. Sebab kalau mereka berkata bahwa mereka tidak rela beri sepuluh persen, ucapan mereka tertahan oleh gengsi mereka.

Ohh jadi kamu mau kasih lebih dari sepuluh persen makanya kamu protes namanya persepuluhan? Artinya kamu sangat ingin kasih persembahan kepada Tuhan, bahkan mau kasih banyak, tetapi karena namanya persepuluhan maka kamu tidak berani kasih lebih dari sepuluh persen? Biasanya dia mulai bingung karena pada dasarnya dia tidak rela kasih sepuluh persen, itu terlalu banyak baginya makanya dia protes, tetapi dia sembunyikan alasan utamanya.

Dia akan berkata, “jangan pakai istilah persepuluhan, itu kan hukum Taurat, dan hukum Taurat sudah tidak berlaku lagi.”

Nah, sudah, kasih dua puluh persen saja. Dia agak diam, karena merasa terjebak. Hatinya mulai risau, dan biasanya dia berkata, “bukan begitu, pokoknya jangan pakai istilah persepuluhan.”

Sebenarnya itu hanya sebuah nama, kalau kamu kasih sepuluh persen namanya persepuluhan, dan kalau kasih lima belas persen ya kamu tinggal bilang kepada Tuhan, sekarang saya kasih lima belas persen, atau kasih dua puluh persen kamu kasih tahu Tuhan, persembahan saya persembahan perduapuluhan persen, beres. Bagaimana?

Biasanya dia belum mau terima karena sesungguhnya bukan itu permasalahannya. Inti permasalahan orang yang protes PERSEPULUHAN ada dua.

[1]. Faktor pertama seseorang tidak rela kasih persembahan sepuluh persen ialah karena ia tidak lahir baru, sehingga belum ada hati yang mengasihi Tuhan dan mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang. Hanya orang yang mengasihi Tuhan yang mau mempersembahkan sebuah nilai yang berarti kepada Tuhan, ini KEBENARAN MUTLAK (ABSOLUTE TRUTH). Terlebih lagi jika seseorang mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang yang belum diselamatkan, ia pasti akan bersemangat memberi persembahan. Pemberitaan Injil sangat memerlukan dana. Terlebih lagi pekerjaan pengkaderan tenaga penyampai dan pengajar Firman sangat memerlukan dana.

Berita yang sangat menyayat hati ialah ditutupnya sekolah theologi. Satu persatu Sekolah Tinggi Theologi (STT) di Indonesia tutup karena kekurangan dana. Di Kalimantan Barat, wilayah yang saya sangat kenal, telah banyak STT yang tutup setelah ditinggal oleh misionari. Pemimpin nasional tidak sanggup menggalang dana untuk menunjang pekerjaan itu. Kalau gereja biasanya kebutuhan dana hanya untuk mencukupi Gembala, bayar utiliti, dll., sedangkan sebuah STT dengan sejumlah mahasiswa dan dosen yang perlu makan dan berbagai fasilitas kesejahteraan, jika tidak ada dana yang pasti, maka tinggal tunggu waktu gedung dan lahan pasti akan dijual pengurus satu persatu.

Siapakah yang berani kasih persembahan besar kepada Tuhan? Jawabannya, hanya orang Kristen yang mengasihi Tuhan dan mengasihi jiwa-jiwa yang akan binasa. Dan apakah yang membuat mereka mengasihi Tuhan dan jiwa-jiwa? Jawabannya, jika mereka mengalami kelahiran baru, menjadi manusia ciptaan baru. Karena hanya orang Kristen lahir barulah yang dapat melihat besarnya anugerah Tuhan yang telah menyelamatkannya, dan dapat melihat keadaan orang-orang yang belum diselamatkan yang sedang menuju Neraka dan perlu diselamatkan.

Orang yang tidak lahir baru bisa berpikir untuk meminta budget pemerintah, atau pakai cedok ikan dengan Majelis berdiri di tepi jalan dan Gembala teriak pakai loudspeaker dari dalam. No! Tuhan tidak mau pakai cara demikian. Tuhan mau dana dari penghasilan anak-anakNya, dan Dia akan memberkati kehidupan anak-anakNya sehingga berkecukupan bahkan berlebihan.

[2]. Faktor kedua seseorang tidak mau kasih PERSEPULUHAN ialah karena ia melihat penyimpangan pemakaiannya. Biasanya itu karena gaya hidup hedonistic Pengkhotbah atau Gembala. Tetapi ini biasanya terjadi di kalangan pengkhotbah theologi sukses, namun dia dijadikan alasan untuk menentang persepuluhan. Ada pengkhotbah yang membeli pesawat jet, anda bisa bayangkan biaya parkirnya, tidak usah pikir minyaknya. Pendeta yang membawa pulang seribu amplop persepuluhan plus yang dimasukkan dalam kantong kolekte. Bahkan banyak pengkhotbah yang membuka cabang gereja seperti perusahaan buka franchise, dan ada keharusan penyetoran fee franchise yang disepakati.

Banyak orang merasa muak melihat tipu muslihat pebisnis rohani karbitan banting steer dari pebisnis duniawi, yang jelas-jelas menipu jemaat yang datang ikut perjudian dengan Tuhan. Mereka mengkhotbahkan khotbah yang sifatnya merangsang hadirin memberi demi untuk diberkati kembali, mirip pasang lotere. Banyak hadirin tidak peduli kebenaran karena mereka berharap berkat, dan yakin putaran berikut dia yang akan dapat giliran diberkati, mirip pemasang lotere yang selalu berpikir yang berikut akan giliran dia yang akan menang.

Tetapi sebagian orang yang agak cerdas melihat bahwa pengkhotbah telah memanfaatkan kitab Maleakhi 3:10-11 untuk melakukan tipu muslihat. Bahkan sengaja mengkhotbahkan bahwa yang tidak kasih persepuluhan akan Tuhan kirim belalang pelahap untuk makan dagangannya. Mereka ini yang biasanya protes terhadap persembahan persepuluhan. Sebenarnya sangat dapat dimaklumi.

“Taliban” POTONG JALUR LOGISTIK

Tuhan tidak perlu uang kamu, Dia sanggup buat lima ribu orang lebih makan hanya dari lima roti dan dua ikan. Dia suruh Petrus ambil duit yang di mulut ikan. Tetapi, Tuhan mengijinkan anak-anakNya ikut “saham” atau ikut andil dalam pertempuran rohani Kerajaan Sorga. Pekerjaan Tuhan sangat memerlukan dana, dan Tuhan tidak mau kita pakai penyedok ikan di tepi jalan. Dan Tuhan juga tidak mau kita minta dari budget pemerintah. Semua gereja alkitabiah harus menyerukan agar pemerintah tidak memakai uang pajak untuk urusan agama. Biarkanlah masing-masing agama urus dirinya dari uang umatnya. Gereja harus bersifat independen tidak minta dana kepada pemerintah.

Tuhan berkata, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Mat 22:21). Menurut Anda Tuhan sedang bicara tentang apa? Banyak orang berargumen bahwa Tuhan tak pernah menyinggung PERSEPULUHAN di zaman PB. Jadi, Tuhan sedang bicara tentang apa yang Ia bandingkan dengan pajak kepada Kaisar? Apa yang orang-orang Yahudi wajib berikan pada Allah pada saat itu? Jawabannya, PERSEPULUHAN.

Mengapa Abraham beri persepuluhan? Dia tahu itu wajib. Mengapa cuma tercatat sekali? Karena tidak ada yang berhak terima, dia cuma punya kesempatan sekali. Tidak mungkin dia berikan persepuluhan pada Firaun atau Elimelekh. Yakub bahkan tidak ketemu yang berhak terima, dan tidak mungkin dia berikan pada Laban atau Esau, maka tidak tercatat Yakub berhasil memberi persepuluhan.

Tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan (Luk 11:42). Silakan baca ulang-ulang apa yang harus atau wajib yang dimaksud Tuhan.

Sekali lagi sesungguhnya Tuhan bisa bikin uang, bahkan semua kertas bisa berubah jadi uang. Tetapi bukan begitu cara Tuhan karena itu akan merusak ekonomi. Tuhan mau melibatkan anak-anakNya dalam pelayanan dalam pertempuran rohani. Dan ketersediaan dana tentu sangat mempengaruhi pekerjaan atau pertempuran.

Kelompok Taliban tahu bahwa persenjataan mereka bukan tandingan tentara AS, yang sangat canggih. Tetapi mereka adalah pejuang yang gigih dan tak pernah mau menyerah. Tentu mereka tahu persis tindakan paling efektif ialah potong jalur supply logistik pasukan AS. Maka itu mereka pasang bom tepi jalan untuk membom truk pengangkut logistik.

Bagaimana menurut Anda, mungkinkah Iblis lebih bodoh dari pejuang “Taliban”? Mustahil! Kemajuan pemberitaan Injil pasti tertahan ketika sebuah sekolah theologi bubar. Penyebabnya? Tidak ada biaya operasi. Mengapa? Dua faktor yang telah kita bahas di atas, ORANG KRISTEN TIDAK LAHIR BARU, dan PEMAKAIAN PERSEMBAHAN YANG KORUPTIF HEDONISTIC.

KESIMPULANNYA

Berilah persembahan atas dasar mengasihi Tuhan dan mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang pada jemaat lokal yang adalah Tubuh Tuhan. Berapa persen? Jumlahnya terserah, karena itu akan menunjukkan seberapa engkau mengasihi Tuhan dan pekerjaanNya.

Jangan lupa, amatilah penggunaan uang di gereja Anda, antara lain sistem penggajian Gembala dan berbagai pelayanannya, atau untuk apa saja persembahan yang masuk itu. Hamba yang melayani Tuhan yang mengasihiNya tidak patut kekurangan, dan juga tidak patut hidup berfoya-foya atau menumpuk kekayaan untuk keturunannya.

Sistem penggajian yang masuk akal dan berimbang adalah jalan keluar (solusi) satu-satunya. Tuhan tetapkan suku Lewi untuk melayaniNya, dan Dia yang menggaji mereka. Suku lain setuju mempersembahkan 10% sebagai persembahan PERSEPULUHAN, dan ini adalah persembahan MINIMAL mereka. Tuhan menggaji suku Lewi dengan persembahan PERSEPULUHAN sebelas suku lain, dan memakai persembahan persepuluhan suku Lewi untuk menggaji keluarga Imam. Dan ini menjadi ketetapan “selamanya” sehingga tidak diperlukan rapat majelis, atau rapat sinode untuk menaikkan gaji suku Lewi.

Jadi, jika sebelas suku lain tidak tepati janji, sehingga Matius orang Lewi harus melamar kerja di kantor pajak, menurut Anda Tuhan boleh marah pada sebelas suku? Maka itu Tuhan berkata bahwa mereka semua yang tidak kembalikan PERSEPULUHAN itu terkutuk karena telah menyebabkan Tuhan ingkar janji pada suku Lewi. Dan Tuhan pasti sangat senang serta bahagia ketika anak-anakNya mengasihiNya dan memberikan persembahan sepuluh persen, dan bahkan lebih untuk pekerjaanNya. Saya memberi persembahan PERSEPULUHAN sejak masih anak sekolah, padahal belum ada penghasilan melainkan harapkan pemberian orang tua yang sangat sedikit.

Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu (Gal 6:6).

Mengapakah di surat Paulus tidak menyinggung PERSEPULUHAN? Lihatlah, suratnya kepada Jemaat Galatia, itu jelas lebih dari persepuluhan. Artinya, yang terima ajaran membagi miliknya dengan orang yang mengajar. Jadi, jika seorang penginjil memulai jemaat, dan baru ada tiga keluarga diselamatkan, maka supaya penginjil bisa hidup, jelas tiga keluarga itu mesti memberi LEBIH dari sepuluh persen. Persembahan PERSEPULUHAN itu adalah persembahan basic yang harus diperhatikan oleh orang yang sudah diselamatkan demi jemaat tetap EKSIS, dan pekerjaan pemberitaan Injil bisa berjalan, dan agar sekolah theologi tidak sampai ditutup karena tidak ada dana operasional.

Gereja yang ALKITABIAH, gaji Gembalanya tidak patut ditentukan oleh rapat majelis, atau keputusan Sinode karena siapakah mereka sehingga mereka berwenang menetapkan gaji KARYAWAN Tuhan? Kalau begitu bagaimana jika pemerintah yang menetapkan? Ini lebih parah lagi karena bagaimana boleh gaji Petrus ditetapkan oleh Herodes? Kalau begitu, seluruh persembahan persepuluhan milik Gembala saja. Waw inilah yang membuat apoteker, insinyur, pengacara, dokter banting steer jadi pengkhotbah. Gampang sekali, tinggal cerita baru dibawa ke Neraka dan seram sekali, kemudian cerita ditahbiskan di Sorga dan indah sekali. Kalau bukan demi kamu saya nggak mau turun lagi, maksudnya adalah demi dompetmu.

Satu-satunya SISTEM PENGGAJIAN DALAM JEMAAT yang paling masuk akal dan alkitabiah ialah Gembala dibatasi MAKSIMAL hanya boleh ambil 11 PERSEPULUHAN, kalau lebih itu korupsi. Kalau ada 200 pp, Gembala hanya boleh ambil maksimal 11, dan kelebihannya 189 pp untuk yang lain atau pemakaian lain. Boleh ambil dari yang paling besar? Tentu boleh karena itu haknya. Mengapa paling alkitabiah? Karena ada CONTOHNYA di zaman ibadah simbolistik, ritualistik dan jasmaniah Perjanjian Lama, dari sistem penggajian SUKU LEWI. Sistem lain tidak ada contohnya dan efeknya pasti DESTRUCTIVE. Dari segi masuk akalnya, Gembala akan berpenghasilan rata-rata dari 11 orang yang PALING SETIA, tidak akan kaya raya dan tidak akan kekurangan.

Bagaimana kalau ada yang kasih PP satu miliar? Oh itu puji Tuhan berarti ada anggota yang sangat diberkati dan setia. Banyak orang Kristen diberkati, tetapi tidak banyak yang setia. Mengapakah Gembala yang memberitakan Injil untuk menyelamatkannya dan mengajarkan firman kepadanya tidak berhak terima? Mengapakah ada yang perlu iri pada Gembalanya, namun tidak iri pada pemberi pp itu yang berarti ia dapat sepuluh miliar? Oh, dia dapat sepuluh miliar itu hasil usahanya, tidak ada yang perlu iri. Nah, kalau ada anggota jemaat yang terberkati apakah itu bukan hasil kerja Gembalanya yang telah melayani jemaatnya, dan sudah banyak berdoa untuk jemaatnya?

Para agen asuransi bisa berpenghasilan bermiliar-miliar, dan tidak ada satu orang pun yang iri kepada mereka bahkan teman sekantor mereka pun tidak. Malahan mereka memakai income mereka untuk menarik orang menjadi agen mereka. Mengapa? Karena aturan mainnya sangat jelas, agen akan dapat sekian persen dari premi yang dibayar customer. Kalau ambil lebih itu korupsi, dan pasti dipecat bahkan bisa dipenjarakan. Sama halnya dengan melayani Tuhan, aturannya harus jelas, Gembala berhak atas maksimal 11 Persepuluhan. Siapa saja boleh masuk sekolah theologi dan setelah tamat pergi beritakan Injil dan membangun jemaat, kemudian berdoalah agar anggotanya diberkati Tuhan sehingga semuanya menjadi konglomerat. Dan kalau ada yang jadi konglomerat kemudian dia setia dan kasih pp satu bulan satu miliar, bahkan sepuluh miliar, itu haknya, tidak ada pihak manapun perlu iri. Kalau Gembala ambil lebih dari 11 pp, itu korupsi.

Akhirnya, tentu masih ada banyak pertanyaan yang muncul sekitar pp, dan jika diteruskan maka uraian ini akan menjadi terlalu panjang untuk dibaca. Berilah persepuluhan sebagai tanda engkau mengasihi Tuhan, dan mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang. Dan amatilah cara gerejamu mempergunakan persembahanmu, kalau gerejamu menyimpang lebih baik kamu pindah gereja daripada imanmu semakin lemah, dan kamu mulai protes-protes persembahan kepada Tuhan. Biasanya pemrotes persepuluhan bukanlah orang Kristen yang setia di sebuah jemaat melainkan Kristen yang tidak jelas keanggotaannya. Padahal, TIDAK ADA SEORANGPUN YANG BISA MENJADI ORANG KRISTEN YANG BAIK TANPA MENJADI ANGGOTA JEMAAT YANG BAIK.

Di Indonesia, bahkan di dunia (saya belum dengar ada yang lain) hanya GBIA yang menetapkan bahwa Gembala hanya berhak atas 11 pp, tak perlu ada rapat tentang gaji Gembala selamanya.

Apa alasan Anda protes persembahan PERSEPULUHAN? Tidak rela memberi kepada Tuhan? Karena namanya PERSEPULUHAN dan Anda mau kasih lebih? Karena cara pemakaiannya salah? Ingat, Tuhan melihat hati setiap orang.

25 Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; 26 tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat (Mzm.37:25-26)

Dan, beri berapa persen, berapa banyak pun, harus dengan sukacita dan penuh kerelaan hati.

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (2Kor.9:7).

Kiranya Tuhan memberi hikmat, dan marilah kita mengasihi Tuhan dengan mengasihi jemaat yang adalah tubuhNya.

Jakarta, 1 Agustus 2020
DR. SUHENTO LIAUW
<www.graphe-ministry.org>
YouTube & Facebook: GBIA GRAPHE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *