DEBAT / JANGAN DEBAT?

Perdebatan terjadi karena ada perbedaan pendapat, dan adanya perbedaan pendapat membuktikan bahwa manusia diberi otak untuk berpikir secara bebas bukan terkontrol apalagi terprogramkan. Saya sangatlah heran dengan mereka yang percaya bahwa segala sesuatu sudah ditetapkan Allah dan mengajak saya berdebat. Kalau perkataan dan jalan pikiran saya sudah ditetapkan demikian juga dengan perkataan dan jalan pikiran lawan debat juga sudah ditetapkan Allah, maka perdebatan itu adalah ketetapan Allah lawan ketetapan Allah.

Perdebatan doktrinal adalah tindakan atau usaha adu argumentasi atas kesimpulan yang ditarik seseorang dengan akal sehatnya atas ayat-ayat Alkitab, dengan orang lain yang berbeda kesimpulannya. Karena ada kesimpulan-kesimpulan yang berbeda-beda itulah maka untuk mendapatkan yang paling benar dilakukan acara perdebatan. Tentu sepatutnya perdebatan yang mencerdaskan adalah yang bermartabat, adil, serta terkendali. Di dunia sekuler bahkan dari pemilihan presiden sampai kepala desa juga diselenggarakan acara debat bermartabat agar pemilih bisa memakai kesempatan debat menentukan pilihannya.

Contoh Perdebatan Dalam Alkitab

Kita membaca Tuhan Yesus berdebat dengan orang-orang Yahudi, cuma tidak terjadi di ruangan dan dengan moderator.

1 Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. 2 Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” 3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, 4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam? 5 Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? 6 Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. (Mat 12:1-6).

Dan kita juga baca Rasul Paulus berdebat dengan berbagai kalangan. Rasul Paulus tercatat berdebat dengan filsuf Stoa dan Epikuros di kota Atena. Bahkan Rasul Paulus berdebat dengan pengacara yang bernama Tertulus di hadapan raja Agripa. (Kis. 24:1-dst).

Perdebatan terjadi karena ada perbedaan pendapat dan keinginan untuk menyeleksi yang benar dari ribuan pendapat. Dari perdebatan, Yesus Kristus ingin mengatakan kepada orang Yahudi bahwa ajaranNya adalah yang masuk akal. Tuhan ajak orang Yahudi berpikir mengapa Daud memanggil Mesias itu tuanku jika Dia itu anaknya?

41 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Bagaimana orang dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah Anak Daud? 42 Sebab Daud sendiri berkata dalam kitab Mazmur: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, 43 sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. 44 Jadi Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” (Luk 20:41-44)

Debat Adalah Cara Mencari Kebenaran

Ketika seseorang ingin mencari pengajaran yang benar dari ribuan denominasi kekristenan, tentu dia harus menyelidiki mereka semua. Dan untuk menyelidiki semua pengajaran dari semua denominasi adalah hal yang tidak mungkin, selain diperlukan kemampuan yang tinggi juga waktu yang banyak. Tetapi jika seseorang tidak mau disesatkan maka seharusnya ia tetap waspada agar terhindar dari kesesatan. Salah satu cara yang gampang dan murah ialah mengamati atau mempelajari argumentasi atau perdebatan antar pendukung ajaran-ajaran yang diminati. Melalui mengamati perdebatan mereka, maka dari situ akan tersingkap pengajaran yang paling benar.

Dari perdebatan yang bermartabat akan terlihat sikap dan logika orang yang membela pengajaran tertentu, dan faktor terpenting yang jangan terlupakan ialah ayat-ayat Alkitab yang dipakai untuk menunjang argumentasi pendebat. Pencari kebenaran pasti akan sangat senang menonton atau membaca perdebatan yang bermutu. Bahkan bagi pencari kebenaran yang cerdas, dari poin perdebatan bisa menuntunnya menuju kebenaran yang lebih utuh.

Sebaliknya orang-orang yang beriman asal-asalan, mereka yang beriman demi sesuatu yang bersifat jasmani, materi, dan duniawi, artinya bukan yang mencari kebenaran, mereka tidak suka perdebatan, bahkan mereka tidak suka doktrin. Seolah-olah mereka berkata, jangan mengusik kenyamanan kami dalam dusta, kami sudah sangat enak dengan dusta. Mereka ini bisa marah bahkan ngamuk ketika dikasih tahu kebenaran.

Belakangan saya tidak tertarik berdebat dengan umat agama tetangga, padahal dulu di awal tahun 2000an saya bahkan berdebat di dalam masjid dan pesantren, bukan di youtube. Saya simpulkan jika mereka sungguh ingin mencari kebenaran, di zaman internet ini, mereka bisa mendapatkan kebenaran dengan sangat gampang. Kesalahan doktrinal agama mereka bertebaran di internet, dan tingkah laku, serta moral pemimpin mereka terlihat jelas. Persoalannya hanya pada keinginan hati mereka, yaitu mau cari kebenaran, mau mengimani kebenaran agar bisa masuk Sorga atau hanya mau beriman untuk kesenangan duniawi saja. Jika mereka sangat senang dibohongi bahwa nanti akan dapat bidadari, ya pembawa kebenaran akan mereka musuhi.

Dahulu saat saya muda, saya sempat bingung dengan pernyataan Yesus Kristus, bahwa orang yang mempunyai akan diberi sedangkan orang yang tidak punya akan diambil.

Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (Mat 13:12)

Saya sempat berpikir bahwa penerjemah bikin terbalik. Tetapi setelah saya belajar bahasa asli dan tentu belajar theologi lebih lanjut, sekarang saya mengerti. Hal yang Tuhan maksudkan itu bukan benda tetapi KEINGINAN akan kebenaran. Jika dalam hati seseorang ada keinginan akan kebenaran, Tuhan akan berikan kepadanya kebenaran sampai berkelimpahan, tetapi jika tidak ada, maka apa yang ada padanya, yang terakhir ya nyawanya, itu akan dicabut.

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (Mat 5:6).

Hal yang sangat menyedihkan hati saya ialah melihat banyak orang Kristen tidak mencari kebenaran, melainkan membela dogma denominasinya, bukan mengejar doktrin yang benar. Banyak orang bahkan tidak dapat membedakan antara DOKTRIN yang adalah PENGAJARAN  dengan DOGMA yang adalah doktrin yang dibakukan oleh denominasi melalui sidang sinode dan lain-lain, dan tak bisa berubah kecuali melalui sidang-sidang lagi.  Maka, tak heran ketika pencari kebenaran menemukan doktrin yang lebih benar maka denominasinya akan menentang doktrin yang benar itu. Satu-satunya yang dapat dilakukan pencinta kebenaran ialah meninggalkan denominasi yang terlalu sulit berubah itu.

Saya Mengejar Kebenaran Dan Berubah

Dulu saya pernah berada di dalam kelompok Kharismatik, dan sangat giat. Tetapi karena mengejar kebenaran akhirnya saya dapatkan bahwa bahasa lidah, mendengar suara, meyakini mimpinya dari Tuhan, apalagi bertemu malaikat, terlebih dibawa ke Sorga dan Neraka, adalah salah total dan bertentangan dengan konsep Alkitab sebagai kanon tertutup. Karena Alkitab satu-satunya firman Tuhan, kanon tertutup, itu artinya pewahyuan hanya sampai kitab Wahyu setelah itu ditutup. Semua denominasi yang meyakini masih turun wahyu itu pasti salah, sama seperti Mr. M yang didatangi malaikat. DAN DEMI KEBENARAN SAYA BERUBAH.

Dulu saat menggembalakan jemaat sebelum GRAPHE, setiap akhir kebaktian saya angkat tangan memberkati jemaat. Setelah saya memahami bahwa di zaman PB tidak ada imam lagi, dan yang memimpin jemaat itu Gembala, bukan imam karena semua anggota jemaat adalah imam (1Pet.2:9). Sekarang saya tidak berani memberkati orang, takut melakukan dosa Korah (Yudas 11). DEMI KEBENARAN SAYA BERUBAH.

Dulu saya pernah berpikir bahwa baptisan itu terserah gereja masing-masing, boleh selam maupun percik. Tetapi setelah saya tekuni Alkitab dan dapatkan bahwa orang yang boleh dibaptis adalah yang sudah percaya dan pembaptisan bukan untuk keselamatan melainkan untuk menggambarkan Injil yang TELAH menyelamatkannya, yaitu mati dikuburkan bersama Kristus dan akan bangkit bersama Kristus, maka saya sekarang hanya menyetujui pembaptisan orang yang telah percaya dan harus masuk ke dalam air. DEMI KEBENARAN SAYA BERUBAH.

Dulu saya pernah berpikir Calvinisme adalah theologi terhebat, bahkan sempat mengajarkannya. Tetapi, justru setelah mempelajari buku-buku Calvin saya terkejut bahwa menurutnya semua hal, semua tindakan manusia telah Tuhan tetapkan. Ketika ditanya tentang kejatuhan Adam, Calvin jawab itu juga ditetapkan bahkan saat Adam jatuh, Tuhan senang. Saya tidak bisa terima bahwa Tuhan yang mengasihi seisi dunia, yang menyerahkan Anak tunggalNya, bisa menetapkan semua kejahatan. DEMI KEBENARAN SAYA BERUBAH.

Kesimpulan

Saya bukan orang yang ngotot membela dogma denominasi melainkan seorang pencinta dan pengejar kebenaran. Dan syukur kepada Tuhan, sesuai janjiNya, Dia memberikan kepada saya sampai berkelimpahan.

Masih ada sangat banyak topik yang tidak saya sebutkan karena artikel ini akan jadi sangat panjang. Saya menyaksikan bahkan mengalami kekacauan sistem penggajian dalam sebuah jemaat, dan atas kebenaran yang Tuhan limpahkan kepada yang mempunyai, kini GBIA memakai sistem penggajian yang terbaik di muka bumi.

Dan dengan doktrin keselamatan yang alkitabiah, seluruh anggota jemaat kami adalah orang yang telah lahir baru di dalam Kristus sehingga semangat menginjil, semangat menyampaikan firman Tuhan sangat tinggi, hasilnya dalam waktu dua puluhan tahun kami mendirikan sekitar enam puluh gereja.

Terakhir, apakah di dalam diri Anda ada keinginan akan kebenaran? Apakah Anda seorang yang mencintai kebenaran lebih dari segalanya, bahkan lebih dari denominasi gerejamu, bahkan lebih dari keluarganu, bahkan lebih dari nyawamu sendiri?  Ketahuilah, KEBENARAN itu Tuhan sendiri.*

Jakarta, 25 September 2021
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
YouTube channel: GBIA GRAPHE & GBIA INDONESIA.

Maranatha!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *