Dalam dunia theologi, ada yang di sebut EXEGESIS, ini adalah pelajaran yang sifatnya menggali tiap-tiap ayat, dari bahasa aslinya, dari konteksnya, dari tradisi dll. Kemudian ada yang namanya Biblical Theology, ini biasanya belajar perkitab atau perbagian Alkitab, misalnya Theologi PL, Theologi PB, Bahkan ada yang juga mempelajari Theologi Paulus, Theologi Petrus dll. Biblical Theologi ini pelajaran kesukaan kaum Liberal dan biasanya mereka bikin PB bertentangan dengan PL dan theologi Paulus bertentangan dengan theologi Petrus. Dan biasanya mahasiswa theologi yang belajar ini semakin belajar akan semakin TIDAK beriman, dan siap jadi mualaf. Kemudian ada pelajaran yang disebut Systematical Theology. Pelajaran ini mempelajari secara pertopik, misalnya Hamartology tentang dosa menurut Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, atau Soteriology yaitu tentang Keselamatan dari Kejadian sampai Wahyu, Ecclesiology yaitu tentang Gereja, dst. Systematical Theology ini pelajaran yang paling ditakuti bidat, Liberal, dan teman-teman mereka. Mengapa? Karena Systematical Theology ini belajar secara SISTEMATIS tentang kesimpulan Alkitab terhadap sebuah topik. Seluruh ayat Alkitab harus sinkron harmonis dan tentu harus sesuai akal sehat. Semua bidat yang salah menafsirkan ayat Alkitab, adalah karena mereka hanya fokus melihat sebagian ayat dan mengabaikan ayat lain.
Sesungguhnya seseorang tidak boleh melalui EXEGESIS menyimpulkan sesuatu yang di Surat Roma SECARA BERTENTANGAN dengan ayat yang di Injil Matius atau di Surat Yohanes. Kesimpulan yang saling bertentangan itu pasti salah. Itulah sebabnya sebelum seseorang menafsirkan ayat-ayat Alkitab, dia harus membaca Alkitab dari kitab Kejadian sampai Wahyu berulang kali. Dan ketika dia mau menarik kesimpulan, dia harus ingat ada ayat lain yang berkata tentang topik yang sama dan kesimpulannya tidak boleh bertentangan.
Tentang topik IMAN
Ada banyak sekali ayat tentang iman, maka untuk menyimpulkan dengan benar seseorang harus MENGHARMONISKAN semua ayat yang ada.
Ada theolog dan pengikutnya, mereka mengutip 1Kor12:9, langsung menyimpulkan bahwa iman itu sebuah pemberian, dan mereka kaitkan dengan masalah keselamatan, bahwa orang bisa beriman itu karena Tuhan kasih iman dan jika Tuhan tidak kasih iman orang itu tidak bisa beriman. Kesimpulan ini akan berujung semua orang yang tidak beriman itu karena Allah tidak memberi iman kepada mereka. Dan lucky ujung lagi dari kesimpulan ini ialah semua yang di neraka itu karena tidak dikasih iman. Jadi, siapa yang salah?
Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. (1Kor.12:9).
Dan mereka bisa mengutip juga banyak ayat yang menganjurkan orang percaya memohon kekuatan iman.
Tetapi kesimpulan ini tidak cocok dengan ayat lain dalam Alkitab. Karena kita juga baca misalnya.
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Rom 10:17)
Ayat ini menyatakan bahwa tanpa mendengar tidak akan timbul iman. Dan di ayat-ayat sebelum ayat ini Rasul Paulus sudah berargumentasi bahwa orang tidak bisa percaya sesuatu yang tidak pernah didengarnya.
Terlebih jelas lagi ketika kita membaca Fil.1:27,
Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,
Ayat ini sangat jelas menyatakan bahwa iman timbul dari mendengarkan berita Injil. Berarti orang harus mendengar berita Injil dan dari kehendak bebas hatinya bagi yang menanggapi secara positif akan TIMBUL IMAN, dan ini adalah iman keselamatan. Supaya timbul iman inilah tujuan perintah di Markus 16:15 yaitu beritakan Injil kepada segala makhluk.
Sedangkan IMAN yang diberikan atau sebagai KARUNIA, ini iman yang diberikan kepada orang PERCAYA, yaitu orang yang sudah TIMBUL IMAN KESELAMATAN di hati mereka.
Perhatikan, KARUNIA iman ini diberikan bukan kepada orang yang belum beriman, melainkan kepada orang yang sudah beriman bahkan yang sudah menjadi jemaat di Korintus. Dan semua ayat yang menganjurkan meminta iman, itu ditujukan kepada orang yang SUDAH BERIMAN.
Iman yang timbul dari mendengarkan berita Injil ini adalah iman keselamatan. Iman ini tidak mungkin timbul tanpa mendengarkan Injil. Itulah sebabnya kita harus bergiat memberitakan Injil dengan harapan akan timbul iman. Dan dengan Injil itu kita kumandangkan PANGGILAN ALLAH kepada semua manusia.
Untuk itulah Ia telah MEMANGGIL KAMU OLEH INJIL yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. (2Tes. 2:14)
Setelah seseorang mendengar PANGGILAN INJIL dan ia bertobat serta percaya, artinya TIMBUL IMAN yang menyelamatkan dalam hatinya, maka sejak saat itu dia sudah menjadi orang percaya atau orang beriman. Tetapi karena tidak langsung berangkat ke Sorga, melainkan akan menghadapi banyak persoalan hidup, banyak kesusahan dan pencobaan, maka dinasihati untuk berdoa meminta iman. Jadi, orang yang sudah beriman meminta iman, sebenarnya meminta kekuatan iman, tambahan iman, terlebih ketika harus menghadapi kesusahan yang amat sangat, akan dianiaya, dibakar hidup-hidup.
KESIMPULAN
Semoga pembaca dapat melihat bahwa salah menafsirkan ayat Alkitab bisa berakibat fatal, terlebih jika akhirnya memiliki banyak pengikut yang tidak mau berpikir kritis. Dan juga sebuah kesimpulan biasanya bisa mengefek pada kesimpulan lain. Misalnya, karena salah menyimpulkan tentang iman, ajah mengefek menghasilkan kesimpulan lain bahwa orang masuk Sorga karena dipilih. Dan kemudian akan menuju kesimpulan lain lagi bahwa segala sesuatu sudah ditetapkan (set up) sejak kekekalan termasuk semua dosa, dan Adam jatuh ke dalam dosa pun sudah ditetapkan. Mengerikan.