Dari sekitar tahun 400an sampai 1517 Katolik menguasai agama, dan melarang siapa saja untuk percaya pada apa saja selain iman versi Katolik. Orang yang menentang dibakar hidup-hidup. Sekarang, jika kita flash-back gampang sekali utk melihat bahwa iblis di balik semua itu.
Sejak muncul Protestan akhirnya Eropa terbagi-bagi. Ada wilayah Katolik, wilayah Luther, wilayah Calvin, wilayah Zwingli, wilayah Anglikan. Banyak orang dibunuh, terutama kelompok anabaptis, yang tidak sesuai dengan iman atau keinginan yang berkuasa. SEMUA PENGANIAYAAN masa itu terlaksana oleh penggabungan agama dan negara. Ini juga dapat dilihat dengan jelas ada iblis di baliknya.
Setelah Collombus menemukan benua Amerika, banyak orang yang teraniaya berbondong-bondong menuju ke sana mencari kebebasan. Tetapi kemudian Inggris mengirim pasukan, dan gubernur, menjadikan benua itu koloni Inggris. Kembali para pencari kebebasan berhadapan dengan agama yang di-backup negara. Masa itu juga banyak orang dianiaya, terutama kaum anabaptis. Mereka pasti menjerit-jerit Maranatha, bukan shalom.
John Bunyan di penjara di Inggris 12th hanya berkata bahwa gereja Inggris sesat. Dan di Amerika banyak orang yang dipenjarakan karena iman. Herannya, yang memenjarakan mereka berkata bahwa mereka di pihak Tuhan. Iman orang benar selalu diuji dan selalu tahan uji.
Kemudian satu persatu negara dan agama malu dengan perbuatan mereka, dan mengumumkan kebebasan beragama. Bahkan di AS oleh desakan kelompok Baptis, UUD nya diamandemen menjadi negara tidak boleh campur tangan atas hal2 yang bersifat agama.
Tgl 25 November 1981, PBB membuat piagam kebebasan beragama, kebebasan mengeluarkan pendapat dan kebebasan berkumpul (freedom of religion, freedom of speech, and freedom of assembly). Semua negara anggota PBB harus memberikan kebebasan atas ketiga hal tersebut.
Tetapi, karena iblis berusaha menyatukan semua agama ke bawah kekuasaannya, ia sangat perlu memakai kekuasaan pemerintah yang memegang senjata. Iblis tidak bisa mencapai tujuannya tanpa di-backup oleh negara yang memegang senjata dan yang berwenang mengeluarkan peraturan. Iblis akan berusaha sekuat tenaga pertama-tama dengan peraturan2, kemudian ia akan semakin mengetatkan aturan, dan terakhir baru melancarkan penganiayaan pemenjaraan dll.
Banyak orang Kristen salah menafsirkan Roma 13. Sudah sangat jelas bahwa di PB Tuhan memisahkan urusan negara dengan urusan agama dengan pernyataan hak kaisar kembalikan pada kaisar dan hak Tuhan kembalikan kepada Tuhan.
Tentu bukan kehendak Tuhan pada antara tahun 400an sampai 1517 orang Kristen yang alkitabiah tunduk pada pemerintahan yang dikontrol Katolik. Dan pasti bukan kehendak Tuhan bahwa John Bunyan tunduk pada kekuasaan Anglikan yang di-backup raja Inggris.
Lalu apa yang dimaksud Rasul Paulus ketika menulis Roma 13? Paulus pasti akan tetap beritakan Injil sekalipun pemerintah melarangnya. Dan Paulus tidak mungkin mendaftarkan gereja yang didirikannya di Tesalonika ke pemerintah karena pasti akan langsung dilarang beraktivitas.
Kami memahami maksud Paulus ialah sebagai individu warga negara HARUS tunduk kepada negara dan pemerintah. Tetapi atas hal2 yang berhubungan dengan Tuhan atau hal2 rohani, harus tunduk kepada Tuhan. Inilah intisari dari “berikan pada kaisar dan pada Tuhan.” Bahkan ketika Paulus tulis tentang buah Roh dalam Galatia 5:22-23, di bagian akhir ditutup dengan “Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Maksud Paulus pemerintah yang masih waras, yang tidak dikendalikan Iblis, tidak mungkin menentang individu yang kasih, sukacita, panjang sabar dst.
Mengapakah hampir semua kaisar menjadi penganiaya orang Kristen di masa awal kekristenan? Jawabannya, karena kaisar tidak merasa cukup jadi kaisar, melainkan ingin jadi Tuhan, ingin disembah. Dan mengapakah Katolik, Calvin, Zwingli, Anglikan dll menganiaya pihak yang tidak setuju pengajaran mereka? Jawabannya, mereka tidak mengerti konsep PB yang diinginkan Tuhan, yaitu pemisahan urusan negara dan urusan Tuhan.
Sebagai theolog, pemimpin jemaat, orang2 yang serius mempelajari Alkitab, dan yang ingin melaksanakan ajaran Alkitab dengan tulus, kita harus memahami hal ini dengan jernih. Iblis mencari orang untuk dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Setiap kita, sadar atau tidak sadar, bisa diperalat olehnya.
Jakarta, 15 Nov 2017
Dr. Suhento Liauw
Www.graphe-ministry.org
Maranatha!