Orang muda zaman sekarang tidak tahu bahwa tiga puluhan tahun lalu orang Kristen tidak berkata bahwa hari Minggu kami BERIBADAH, melainkan kami berkumpul atau kami kebaktian. Di papan nama gereja, atau lembaran warta, biasanya ditulis ACARA KEBAKTIAN, bukan acara ibadah.
Ibadah Ritualistik
Semua sistem penyembahan iblis selalu bersifat ritualistik, dan biasanya ditambah dengan kemenyan dan jampi-jampi, juga ada berbagai minyak, air, yang dipakai sebagai media dan lain sebagainya. Kebanyakan agama dunia juga memakai ibadah ritualistik, mereka menciptakan berbagai prosesi, berbagai jubah, dan berbagai topi, berbagai selempang, ada yang juga memakai kemenyan, air suci dan sebagainya.
Mereka membangun gedung/rumah khusus untuk ibadah, dan menentukan hari untuk datang beribadah, serta menetapkan jam ibadah. Bahkan ada banyak agama yang menetapkan sehari sekian kali beribadah. Di luar jam atau aktivitas itu mereka TIDAK BERIBADAH. Mereka beribadah satu hari sekian kali, dan di luar jam atau aktivitas itu mereka tidak beribadah.
Yudaisme yang dibangun sejak di gunung Sinai dengan kemah kudus, adalah sistem ibadah yang bersifat Ritualistik, Simbolistik dan jasmaniah. Selain ibadah yang dipusatkan di Kemah Kudus yang pada zaman Salomon menjadi Bait Kudus, tiap hari mereka harus beribadah tiga kali dengan sujud menyembah menghadap ke Bait Kudus yang di Yerusalem.
Agama Islam sesungguhnya hampir sama dengan agama Yahudi atau Yudaisme, yaitu ibadah Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah. Mereka pergi ke Mekkah untuk ibadah Ritualistik, Simbolistik dan Jasmaniah. Mereka ada acara lempar iblis pakai batu kerikil, dan lain sebagainya.
Tentu agama lain seperti Hindu dan Budha lebih bersifat ritualistik lagi. Anda bisa mengamati sendiri yang mereka lakukan di kuil Pura, dan di Vihara. Semua bentuk ibadah mereka bersifat Ritualistik Simbolistik.
Ibadah Kekristenan Alkitabiah
Kekristenan adalah perkembangan dari Yudaisme yang Ritualistik dan Simbolistik Jasmaniah menjadi yang Hakekat, Rohaniah dalam Kebenaran.
Hal yang sangat disayangkan terhadap orang Yahudi ialah ketidakpahaman mereka terhadap TUJUAN dan MAKSUD ibadah Simbolistik dan Ritualistik yang diperintahkan di kitab PL. Bahkan Rasul Paulus PERNAH tidak memahaminya, sampai akhirnya Tuhan Yesus “mengetuk” kepalanya sehingga ia jatuh dari kuda, buta tiga hari untuk merenung, dan akhirnya dia mengerti.
2Co 3:14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Rasul Paulus akhirnya mengerti bahwa semua rangkaian ibadah Simbolistik Ritualistik PL itu hanya BAYANGAN dan wujudnya ialah Kristus Yesus. Oleh sebab itu orang Yahudi yang menolak Yesus mustahil bisa memahami tujuan dan maksud semua ibadah PL.
Col 2:16-17 16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; 17 semuanya ini hanyalah BAYANGAN dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
Rasul Paulus memahami setelah kedatangan Sang Mesias, Yaitu Yesus, maka seluruh ibadah Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah PL (Yudaisme) selesai tugasnya. Kekristenan memasuki tahap ibadah hakekat dalam roh dan kebenaran, artinya secara rohaniah dan mementingkan kebenaran, atau beribadah dengan hati dan pikiran yang jernih. Maka itu Tuhan katakan,
Mat 22:37: “Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.”
Ibadah ritual hampir tidak memakai akal budi, pokoknya ikuti saja prosesi ritualnya jangan banyak bertanya. Jangan bertanya bagaimana air itu bisa kudus, jangan bertanya bagaimana iblis bisa takut dilempar dengan kerikil, pokoknya lakukan ritualnya, dan jangan bertanya. Tetapi, kekristenan telah memasuki ibadah dengan akal budi, maka semua yang dilakukan harus dimengerti, harus banyak bertanya, mengapa berbuat begitu dan mengapa berbuat begini.
Kekristenan yang alkitabiah tahu bahwa sekarang ibadah kekristenan tidak lagi terikat pada tempat (gedung/gunung), tidak terikat pada waktu (artinya setiap saat) dan juga tidak bersifat Jasmaniah (tidak mementingkan kesucian hari, melainkan kesucian hati). Kekristenan tidak memerlukan gedung atau rumah ibadah, dan tidak ada waktu tertentu untuk ibadah, dan kesucian yang harus dijaga itu bukan kesucian badan melainkan kesucian hati, maka itu boleh memakan apa saja yang berguna.
Kekristenan alkitabiah tidak ada acara ritual, tidak ada upacara yang harus diikuti, dan tidak ada prosesi ibadah simbolistik ritualistik. Kekristenan alkitabiah hanya BERKUMPUL berjemaat pada waktu yang disepakati bersama. Tidak ada keharusan buat acara pada hari Minggu, atau hari apapun. Ingat, melihat hari Minggu sebagai pengganti hari Sabat adalah kesalahan bahkan kesesatan. Kekristenan alkitabiah tidak ada hari tertentu yang di sanjung, semua hari sama, tidak ada hari yang istimewa.
Pengaruh Agama Lain
Bagi orang Kristen yang agak berumur akan lebih gampang melihat pergeseran konsep kekristenan yang sedang terjadi. Ini bukan kebetulan, melainkan termasuk dalam rancangan antikristus dalam rangka menyatukan semua agama menjadi satu agama dunia (One World Religion) yang nanti akan berada di bawah kendalinya.
Karena kekristenan telah dirusak pondasinya dari dalam melalui gerakan yang tidak suka doktrin dan tidak suka belajar, dan para pemimpin yang hanya mengandalkan KHARISMA, mereka membeli titel, membeli jabatan, akhirnya pondasi kekristenan keropos. Betapa banyak pemimpin Kristen yang mementingkan titel dari sekolah yang terakreditasi padahal sudah rahasia umum bahwa sekolah itu tidak bermutu, bahkan ada yang tidak belajar sama sekali. Mereka membeli gelar dengan cara tersembunyi melalui menyumbang pembangunan gedung dan berbagai modus lain.
Akhirnya mereka tidak tahu bahwa kekristenan itu berbeda dari Yudaisme dan dari semua agama Ritualistik Simbolistik Jasmaniah lain. Mereka tidak tahu bahwa ibadah kekristenan itu beda total dari semua sistem ibadah agama lain bahkan dari Yudaisme. Kekristenan tidak ada acara ritual melainkan hanya kumpul bersama mempelajari tulisan para nabi & rasul yang di inspirasikan yaitu PL & PB.
Lihatlah, belakangan banyak orang Kristen menyebut acara kekristenan dengan sebutan ibadah. Mereka bertanya, hari Minggu kalian beribadah jam berapa? Kalau dijawab jam 09.00, maka itu artinya mereka yang menjawab pada saat jam 08:00 tidak dalam posisi ibadah. Padahal ibadah kekristenan itu SEPANJANG WAKTU (all the time). Pemakaian kata ibadah yang belakangan ini marak jelas disebabkan dari pengaruh agama lain dan itu karena pihak Kristen tidak paham kebenaran ibadah kekristenan yang sudah bersifat hakekat, rohaniah dalam Kebenaran, sehingga terpengaruh.
Mari kita amati bersama, tidak lama lagi akan ada yang naik ke panggung kemudian berteriak Assalamualaikum atau Amitaba. Sekarang mereka berteriak Shalom, yang sesungguhnya adalah karena terpengaruh konsep Islam, yang semakin Arab akan terkesan semakin rohani, maka ketika mereka menjadi murtadin mereka bingung di Kristen mesti teriak apa? Ya, mereka teriak Shalom saja, karena mereka berpikir bahwa di kekristenan ada konsep semakin Yahudi akan terkesan semakin rohani.
Tiga puluhan tahun lalu pemimpin Kristen naik ke panggung berkata SELAMAT PAGI, tidak ada yang teriak SHALOM. Dan orang Kristen yang belum terpengaruh agama lain tidak berkata hari Minggu kami beribadah jam 09.00. Mereka berkata kami berkumpul kebaktian jam 09.00, berbeda dari umat agama lain yang pergi ke rumah ibadah untuk beribadah. Orang Kristen alkitabiah tahu bahwa ibadah kekristenan itu sepanjang waktu atau seluruh waktu.
Kesimpulan
Semua agama di dunia pasti akan disatukan menjadi satu agama dunia (One World Religion), hal ini lebih pasti dari besok matahari masih tetap terbit, karena telah dinubuatkan. Untuk menyatukan semua agama maka agama yang memakai logika harus dikikis karena umat agama yang memakai akal budi akan sulit disatukan. Lalu bagaimana cara mengurangi kadar pemakaian akal budi dalam kekristenan? Iblis akan mendorong orang Kristen untuk tinggalkan cara beriman yang memakai akal budi, dan menggiringnya masuk ke dalam “dunia roh”, padahal ini perdukunan bajak nama Yesus. Sebagian didorong semakin mementingkan upacara ritual karena dengan upacara ritual maka pemakaian akal budi akan dikikis. Sebagian lagi dituntun dengan theologi atau filsafat yang tidak masuk akal misalnya menjunjung tinggi kedaulatan Allah sampai menyimpulkan Dia menetapkan semua kejahatan di bumi.
Sebelum gong penyatuan yang dipaksakan oleh otoritas penguasa dibunyikan, antikristus akan lakukan pendahuluannya dulu yaitu penyatuan istilah-istilah, ya semua umat agama BERIBADAH, Kristen juga harus pakai istilah IBADAH. Jangan keras kepala, jangan mau beda sendiri, pakai istilah kebaktian, berkumpul, kamu akan terdengar aneh. Sebelum teriak Assalamualaikum, ya teriak dulu Shalom, jangan beda sendiri.
Iblis akan menuntun untuk lakukan ibadah Simbolistik, Ritualistik dan Jasmaniah, seperti Rabu Abu, Kamis Putih, dan berbagai upacara ritual. Dan usulkan di daerah Anda didirikan patung Yesus, katakan itu cuma simbol. Padahal dulu di gunung Sinai maksud orang Yahudi lembu emas itu juga sekedar simbol. Tahukah Anda tiga puluhan tahun lalu patung Yesus itu hanya di kota Rio de Jenero, Brasil? Sekarang semua orang “Kristen” berlomba membuat “lembu emas” dan dipasang di atas bukit, dan orang “Kristen” di bawah bersorak-sorai.
Mari, Kristen yang masih siuman, yang akal sehat masih jalan, kita bersama-sama mengamati, momen penyatuan semua agama akan segera tiba. Harapan dan doa saya ialah agar Anda tidak terhanyut atau tidak terkikis oleh program antikristus. Anda perlu membaca artikel-artikel yang alkitabiah, bahkan Anda sangat memerlukan gereja atau kumpulan orang Kristen alkitabiah, agar imanmu yang alkitabiah bisa terpelihara.
Jakarta, 14 September 2022.
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
YouTube channel: GBIA GRAPHE & GBIA INDONESIA.
Maranatha!