TUHAN MENCARI IMAN YG BENAR, BUKAN ORG YG BAIK HATI

Pada saat Tuhan datang kedua kali, banyak orang berpikir Dia mencari orang yang baik hati, padahal bukan. Ada juga orang berpikir bahwa Dia mencari orang yang berusaha hidup sempurna dan Kudus, padahal juga bukan. Lalu Tuhan mencari apa pada saat kedatanganNya nanti? Ini pernyataan Tuhan.

Luk 18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati IMAN di bumi?”

Ternyata Tuhan mencari orang yang beriman, bukan orang yang bermoral atau orang yang baik hati. Mengapa? Karena orang yang beriman yang benar pasti bermoral dan baik hati, sedangkan orang yang bermoral dan baik hati belum tentu beriman dengan benar. Bahkan jika diamati dengan sungguh dan serius, moral dan kebaikan hati dari orang yang imannya SALAH pada dasarnya tidak murni, penuh kesombongan dan ego.

Berkat ada di atas kepala orang benar, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. (Ama.10:6)

Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam. (Ams.12:10)

Perhatikan, kata Alkitab belas kasihan orang fasik itu kejam. Tentu ini berlaku untuk semua agama, maka itu saya berkata bahwa kekristenan yang alkitabiah selain mengajarkan doktrin yang benar pasti juga adalah yang menghasilkan orang yang penuh kebaikan, ia mustahil membunuh untuk membenarkan ajarannya.

Apa Itu Iman?

Iman itu mempercayai sesuatu yang belum dilihat, termasuk mempercayai sebuah pengajaran yang didengar. Iman seseorang bisa benar atau salah tergantung pada pengajaran (doktrin) yang diimaninya. Kalau pengajaran yang diimani seseorang salah maka imannya adalah iman yang salah.

Mengapakah ada orang yang menyebut-nyebut Yesus, Yesus, pada akhirnya dienyahkan? Penyebabnya dapat dipastikan ialah imannya salah, dan karena imannya yang salah itu dia tidak lahir baru, maka ia tidak mungkin masuk Sorga, ya dia dienyahkan (Mat.7:21-23).

Pada zaman Rasul Paulus sudah muncul Yesus lain, maka berarti sudah ada orang yang imannya salah karena percaya pada Yesus yang salah.

Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima. (2Kor. 11:4)

Ini hanya sebuah contoh iman yang salah, yaitu yang percaya pada Yesus yang salah, atau pada Injil yang salah, sehingga orang tersebut pasti dihuni oleh roh yang salah juga. Mengapakah bisa terjadi demikian? Tentu karena iman yang salah itu dimulai dari adanya pihak yang mengajarkan pengajaran (doktrin) yang salah, menurut Paulus orang itu mengajarkan Yesus bukan yang diberitakan oleh para Rasul, dan kemudian pengajaran itu diimani atau diyakini sebagai kebenaran oleh jemaat Korintus.

Patokan Iman Yang Benar

Tanpa ada patokan kita tidak bisa menyatakan sesuatu itu benar atau salah. Oleh sebab itu sesuatu yang subyektif dan relatif itu dinilai benar atau salah sangat tergantung pada posisi seseorang berdiri. Dua orang yang berdiri berhadapan menilai angka 6 atau 9 tidak akan ada kesimpulan kecuali mereka berdiri di posisi yang sama. Kita sering mendengar bahkan terlibat perdebatan politik yang tidak ada ujungnya karena tidak ada ukuran standar kebenaran dalam politik.

Rasul Paulus menunjukkan nada marah pada jemaat Korintus yang mempercayai Yesus lain dari yang telah diberitakannya. Patokannya jelas yaitu Yesus yang diberitakan oleh Paulus dan para Rasul. Dan sekarang Yesus yang diberitakan oleh Paulus dan para Rasul telah bersifat tertulis dan telah dikanonkan menjadi sebuah ukuran kebenaran atau kanon firman Tuhan. Yesus yang benar adalah yang tertulis dalam Alkitab, tidak boleh ditambahkan dan tidak boleh dikurangkan. Tentu isi Alkitab itu bukan hanya yang bercerita tentang Yesus tetapi adalah yang berisikan pengajaran tentang Yesus dan pengajaran yang Yesus ingin diajarkan melalui para penulis Alkitab.

Waspadalah, iblis dengan segala cara dan upaya akan membelokkan manusia agar percaya kepada Yesus yang lain, Injil yang lain, dan berusaha mengajarkan pengajaran yang berbeda dari yang dituliskan dalam 27 kitab PB. Beberapa generasi sesudah Rasul-rasul, bahkan di saat masih ada Rasul sudah bermunculan pengajaran yang menyimpang. Tipu muslihat iblis terhebat ialah bahwa semua penyimpangan itu dikatakan diajarkan oleh para Rasul, dan ketika pengajaran itu tidak ditemukan dalam 27 kitab PB, mereka berkata bahwa itu dari TRADISI (Paradosis) lisan yang diturunkan oleh Rasul. Padahal orang waras dan sehat tahu bahwa tradisi lisan tidak ada jaminan tidak akan menyimpang. Sekarang saja, dalam acara rekreasi sering ada permainan membisikkan sebuah kalimat kepada seseorang dan kemudian diteruskan bisikan itu ke sekian orang, dan hanya satu kalimat saja, sampai yang di ujung artinya sudah berubah total. Namun, Biasanya mereka mengutip ayat ini untuk pembenaran.

Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. (2Tes.2:15).

Padahal pengajaran lisan yang dimaksud Paulus di situ jelas adalah ajaran lisan yang orang Tesalonika dengar langsung dari Paulus bukan yang didengar ULANG lagi dari orang lain secara turun temurun.

Jadi, ringkasnya iman yang benar itu harus sesuai dengan Alkitab yang terdiri dari 39 kitab PL, dan 27 kitab PB. Iman yang benar tidak boleh lagi dilandaskan pada TRADISI (Paradosis), mimpi, penglihatan, bisik-bisikan, karena tidak bisa divalidasi oleh Rasul yang sudah tidak ada lagi. Kita percaya cerita mimpi, penglihatan yang tertulis dalam Alkitab, tetapi tidak boleh percaya penglihatan yang tidak bisa lagi divalidasi oleh Rasul Kristus Yesus. Jadi, fondasi iman yang benar ialah Alkitab, dan iman yang alkitabiah adalah yang didirikan di atas Alkitab, dan hanya Alkitab saja, tidak boleh ada penambahan maupun pengurangan.

Selain itu iman yang alkitabiah yang dicari Yesus Kristus saat Dia datang kelak ialah yang percaya pada kesimpulan yang tidak bertentangan dengan satu ayat Alkitab pun melainkan yang harmonis dengan semua ayat Alkitab. Saya sangat heran ketika membaca argumentasi pembelaan yang dilakukan oleh para bidat, karena mereka mengutip sangat banyak pernyataan “Bapa” gereja, dan theolog-theolog pendahulu, namun mereka tidak peduli bahwa kesimpulan mereka tidak harmonis dengan sebagian ayat Alkitab. Salah satu contoh adalah yang dilakukan oleh John Calvin yang menyimpulkan bahwa Tuhan memilih sejumlah orang masuk Sorga dan sejumlah orang sengaja dikutuk menuju neraka tanpa mengharmoniskannya dengan semua ayat Alkitab melainkan mengikuti saja pengajaran Agustinus yang mereka panggil Santo.

Kesimpulan

Jadi, kita harus sangat berhati-hati karena kedatangan Tuhan Yesus sudah semakin mendekat. Sekarang kita sudah tahu bahwa Tuhan bukan mencari hal-hal lain selain iman yang benar. Dan kita juga sudah tahu bahwa iman bisa benar itu dari mempercayai pengajaran yang benar. Sedangkan pengajaran yang benar itu adalah yang harmonis dengan semua ayat Alkitab dan akal sehat.

Sekali-kali jangan meletakkan manusia atau pengajaran manusia, konsili, apalagi tradisi di atas Alkitab. Jika ingin didapati Tuhan sedang beriman dengan benar pada saat Dia datang kembali, maka perhatikanlah pengajaran yang kita imani, apakah sesuai Alkitab, dan apakah harmonis dengan ayat-ayat Alkitab dan sesuai akal sehat? Camkanlah!

Jakarta, 23 Maret 2023
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
YouTube channel: GBIA GRAPHE dan GBIA INDONESIA.
MARANATHA!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *