Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa yang diperlukan oleh Gereja ialah pelayan Tuhan yang berintegritas dan yang hatinya berorientasi untuk melayani Tuhan. Celakalah gereja yang mendapatkan seseorang yang menganggap tugas Penginjil atau Gembala hanyalah sebuah profesi belaka. Terlebih lagi jika gereja mendapatkan seseorang yang melihat tugas Penginjil atau Gembala sekedar profesi untuk mencari makan menghidupi anak istri.
Sekalipun banyak profesi yang tadinya berorientasi pada mengabdi dan kini telah berubah menjadi profesi murni untuk mencari nafkah, hendaknya motivasi jabatan pelayan Tuhan tidak boleh berubah. Seorang Penginjil atau Gembala harus tetap memfokuskan pandangannya pada pelayanan kepada Tuhan, walau ia harus mengalami kesusahan dalam kebutuhan hidup, bahkan mengalami penganiayaan sekalipun.
Dipanggil Tuhan atau Mau Sendiri?
Banyak orang pikir bahwa orang yang dipanggil Tuhan melayani harus yang mendengar suara Tuhan seperti yang terjadi pada Samuel. Kita tahu bahwa Tuhan tidak bersuara memanggil lagi setelah zaman pewahyuan ditutup, yaitu setelah Alkitab selesai ditulis dan dikanonkan. Jangan ada orang yang berharap akan mendengar suara Tuhan memanggilnya, atau mendapat mimpi, penglihatan, untuk masuk sekolah theologi,
Ternyata dalam surat Rasul Paulus kepada Timotius, ia menjelaskan tentang proses seseorang yang dipanggil untuk melayani Tuhan. Kata Paulus itu didahului keinginan di dalam hati orang itu untuk melayani Tuhan.
1Tim 3:1: “Benarlah perkataan ini: “Orang yang MENGHENDAKI jabatan penilik jemaat MENGINGINKAN pekerjaan yang indah.”
Rasul Paulus memakai kata menghendaki ὀρέγεται (oregetai) yang berasal dari kata ὀρέγομαι (oregomai) yang mengandung arti seperti mengulurkan tangan ingin mengambil sesuatu (to stretch one’s self out in order to touch or to grasp something, to reach after or desire something). Jadi, ὀρέγομαι mengandung arti “sangat menginginkan sesuatu dan berusaha menjangkau untuk mendapatkannya.”
Seseorang dipanggil Tuhan untuk suatu jabatan pelayanan, itu didahului keinginan yang kuat pada orang itu akan jabatan itu. Berarti jika seseorang sangat ingin melayani Tuhan, dia akan berusaha keras untuk meraihnya. Usaha keras itu bisa berupa tindakan memasuki sekolah theologi untuk menempuh pendidik, pelatihan, dan pembentukan karakter.
Kita percaya bahwa selain keinginan orang itu tentu Tuhan juga bertindak menggerakkan hati seseorang yang dipanggilnya, sehingga terjadi penyatuan antara keinginan orang tersebut dan panggilan Tuhan. Orang tersebut boleh-boleh saja meyakini bahwa dia dipanggil Tuhan, tetapi juga bisa dikatakan bahwa dia memang menginginkannya juga.
Memilih Sekolah atau Institusi Pendidikan
Banyak orang telah salah memilih sekolah theologi karena mereka menyamakannya dengan cara memilih sekolah untuk profesi seorang dokter, pengacara atau insinyur. Padahal tujuan pendidikan dan arah pendidikan sekolah theologi berbeda total dari sekolah-sekolah tersebut.
Sekolah theologi selain ilmu yang didapat harus benar dan menyenangkan Tuhan, juga orangnya harus disertai karakter yang kudus. Itulah sebabnya kami tidak setuju pendidikan theologi secara online, melainkan harus masuk asrama karena harus ada proses pembentukan karakter agar setelah tamat selain memiliki pengetahuan theologi yang alkitabiah dan akademik, orang tersebut juga memiliki karakter yang kudus dan indah.
Untuk mengetahui tingkat akademik sebuah sekolah theologi itu bisa melalui menelusuri pendidikan dari para pengajarnya, dan juga hasil yang telah mereka capai misalnya buku-buku yang mereka tulis, seminar-seminar akademik yang mereka lakukan dll. Juga bisa melihat kemampuan para alumni yang telah dihasilkan oleh sebuah sekolah theologi.
Apakah akreditasi diperlukan oleh sebuah sekolah theologi? Jawabannya ya sangat tergantung pada tujuan serta filosofi sekolah dan pencari sekolah. Jika sekolah bertujuan untuk menghasilkan orang-orang yang akan menjadi pegawai pemerintah tentu harus diakreditasi. Tetapi jika tujuan sekolah ialah menghasilkan hamba Tuhan yang melayani di gereja, tentu tidak memerlukan akreditasi. Sampai saat ini masih ada ratusan universitas yang tidak terakreditasi, dan itu hanya menyebabkan tamatan mereka tidak bisa mendaftar tes untuk menjadi pegawai negeri.
Bagi kami, sekolah theologi yang mengandalkan akreditasi untuk menarik peminat sangat negatif karena akan terlihat jelas orientasi sekolah tersebut bukan untuk menghasilkan hamba Tuhan melainkan pegawai negeri. Bagi orang-orang yang memang mau menjadi pegawai negeri ya sangat cocok, dan silahkan memilih sekolah akreditasi.
Bagi kami, seharusnya sekolah theologi yang berorientasi untuk menghasilkan hamba Tuhan, bukan pegawai negeri (misalnya jadi guru), tidak perlu diakreditasi oleh pemerintah karena memang tidak ada keharusan dan juga tidak ada manfaatnya. Dengan tidak bermaksud negatif terhadap siapapun, kami dengar ada banyak praktik yang tidak baik dalam proses akreditasi. Banyak tahun yang lalu, teman saya beritahukan saya bahwa saat penilai akreditasi akan datang meninjau, pemimpin sekolah meminta semua dosen pinjamkan buku untuk dipajang sampai perpustakaan terlihat penuh dan megah, tetapi satu minggu kemudian masing-masing ambil kembali dan perpustakaan menjadi kosong. Saya pernah mengenal seseorang yang hanya sewa ruko di sebuah daerah pinggir kota Jakarta untuk bikin STT, dan ia meminta STT-nya diakreditasi oleh pejabat yang berwenang dan kemudian pejabat yang bersangkutan diberi ijazah akreditasi sebagai balas budi. Selanjutnya STT nya hampir tidak belajar melainkan “menjual” ijazah akreditasi saja. Para mahasiswa yang mendaftar di sana memang tidak mencari pengetahuan melainkan mencari selembar ijazah.
Kesimpulan
Jika ada keinginan di hatimu untuk melayani Tuhan, itu adalah panggilan Tuhan. Keinginan itu bisa berupa panggilan Tuhan yang ditaruhNya ke dalam hatimu. Menurut Rasul Paulus pekerjaan melayani Tuhan adalah pekerjaan yang indah. Semua pekerjaan yang halal adalah pekerjaan yang baik. Tetapi hanya satu pekerjaan yang dikatakan Alkitab pekerjaan yang INDAH, yaitu melayani Tuhan.
Semua pekerjaan akan berakhir pada saat Anda digotong menuju kuburan. Hasil yang dicapai akan ditinggalkan untuk anak cucu, dan sangat mungkin mereka menjadi cekcok karena memperebutkannya. Tetapi melayani Tuhan hasilnya akan mengikuti Anda sampai tiba di Sorga.
Why 14:13: “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.”
Jika Anda sungguh telah lahir baru, telah diselamatkan, Anda pasti sangat ingin orang lain juga diselamatkan. Dan keinginan agar orang lain diselamatkan yang sangat kuat akan menyebabkan Anda sangat ingin melayani Tuhan. Maka selanjutnya Anda harus dididik di sebuah sekolah theologi. Pilihlah sekolah theologi yang pengajarannya BENAR, yaitu yang pengajarannya selaras dengan akal sehat dan yang kesimpulannya harmonis dengan seluruh ayat Alkitab. Jika, Anda perlu nasihat bahkan perlu beasiswa, Anda boleh menghubungi saya, Dr. Suhento Liauw.
Jakarta, 23 September 2022
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
YouTube channel: GBIA GRAPHE & GBIA INDONESIA.
Maranatha!