Saat masih anak Sekolah Minggu kita mendengar cerita tentang Daniel yang dibuang ke gua singa namun dia tidak dimakan singa, kita senang sekali. Kita juga mendengar Sadrak, Mesak, dan Abednego dibuang ke dalam nyala api namun sehelai rambut pun dari mereka tidak ada yang hangus.
Lalu mengapakah para Rasul mati syahid, Paulus dipenggal, Petrus disalibkan dengan kepala sebelah bawah, Bartholomeus bahkan dikuliti. Satu-satunya Rasul yang mati tua adalah Yohanes di pulau Patmos, walau sebelumnya dia pernah dicemplungkan dalam minyak mendidih dan tidak mati.
Orang kristen dianiaya oleh satu persatu kaisar Roma, mereka dijadikan tontonan dalam arena stadium untuk dimakan singa, dan disiram dengan aspal diikat di tiang untuk dijadikan obor dalam pertandingan pacuan kuda.
Kristen Anak Iblis Membakar Kristen Anak Allah
Penganiayaan kaisar pagan terhadap Kristen berhenti sejak Konstantin naik tahta sekitar tahun 303 AD. Sepuluh tahun kemudian, 313 AD, Konstantin pada saat berada di kota Milan mengumumkan bahwa semua barang yang pernah dirampas dari orang Kristen harus dikembalikan. Pengumuman ini dikenal dengan nama Edict of Milan. Pada saat itu orang Kristen bersukacita, dan Gembala kota Roma, Sylvester juga, tanpa menyadari bahwa sesungguhnya iblis mengubah taktik dari menganiaya orang Kristen dari luar secara kejam menjadi menyusup masuk ke dalam kekristenan untuk merusak dari dalam.
Konstantin menggabungkan gereja dengan Kekaisaran Roma, dan menjadikan kekristenan sebagai agama, bahkan agama negara. Setiap bayi karena secara langsung adalah warga negara Roma maka ia harus dipercik dengan air yang mereka sebut “BAPTIS” untuk dijadikan anggota gereja Roma yang Am (Katolik). Semakin hari kaisar semakin ikut campur tangan atas segala sesuatu dalam Gereja Roma yang Am itu, yang sesungguhnya adalah Gereja Konstantin.
Apakah semua orang Kristen setuju dengan gereja Konstantin? Hanya orang bodoh yang berpikir bahwa tidak ada orang Kristen yang melawan penyimpangan yang terjadi. Tetapi siapakah yang sanggup melawan kaisar Roma pada saat itu? Siapapun yang melawan keinginan Kaisar pasti akan menuai kematian.
ANABAPTIS Melawan Dari Bawah Tanah
Sejumlah kecil orang Kristen yang mengasihi Tuhan dan kebenaran Alkitab berani melawan. Mereka tidak setuju bayi yang belum mengerti apapun dibaptis untuk dikristenkan. Dan juga tidak setuju gereja bersatu dengan negara. Dua kesalahan awal dan utama ini cukup menenggelamkan gereja menjadi pelita kosong yang tak berminyak. Gereja semakin hari semakin mengutamakan upacara ritual saja. Dan demi upacara ritual mereka mengangkat imam yang bukan keturunan Harun, aneh sekali. Kemudian semakin banyak pengajaran yang menyimpang dari Alkitab. Mereka mengajarkan keselamatan melalui upacara misa dan Perjamuan Kudus, padahal seharusnya itu Perjamuan Tuhan yang khusus untuk mengingat akan Tuhan.
Ada sekelompok orang yang mampu melihat bahwa pintu masuk menuju kesesatan sesungguhnya adalah pengkristenan bayi melalui diperciki dengan air yang mereka sebut pembaptisan juga, padahal itu sesungguhnya adalah perantisan. Kelompok orang ini tidak bisa terima bayi dibaptis. Menurut mereka perintah Tuhan sangat jelas yaitu pergi membaptis orang yang bertobat dan percaya, bukan bayi yang belum tahu tangan kanannya.
Kelompok penentang gereja Konstantin itu membaptis ulang orang gereja Konstantin yang berhasil mereka sadarkan dan mau bergabung ke dalam kelompok mereka. Orang gereja Konstantin menyebut mereka ANABAPTIS, bahasa Yunani ANA = ULANG, jadi ANABAPTIS artinya BAPTIS ULANG, atau kelompok PEMBAPTIS ULANG. Sudah pasti gereja Konstantin menuduh kaum ANABAPTIS sebagai bidat dan sesat.
Selama seribuan tahun sesungguhnya hanya ada dua kelompok orang Kristen, yaitu kelompok PEMBAPTIS BAYI dan kelompok ANABAPTIS yang menentang pembaptisan bayi. Karena kelompok Pembaptis Bayi adalah yang bersatu dengan pemerintah duniawi maka mereka berposisi sebagai penguasa dan di permukaan, sedangkan kelompok ANABAPTIS yang dituduh bidat, sesat dan darah mereka halal maka mereka bersembunyi di bawah tanah.
Karena dituduh bidat, para ANABAPTIS dicari dan jika ditemukan mereka akan dihukum dengan hukuman dari yang ringan sampai hukuman terkejam yang bisa dipikirkan oleh manusia. Ada orang berkata, mengapa nama mereka tidak dicatat sejarah dan siapa pemimpin mereka? Mereka lupa bahwa sejarah dicatat oleh pemenang, dan mereka tidak berkepentingan melestarikan nama bidat. Lagipula para ANABAPTIS berusaha keras menyembunyikan identitas diri mereka, teman-teman mereka, apalagi pemimpin mereka karena dicari untuk dibunuh. ANABAPTIS yang dibunuh oleh gereja Konstantin jumlahnya tak terhitung. Bahkan bukan hanya gereja Konstantin yang memburu mereka, diikuti juga oleh Protestan dan Reformator.
Segel Kebenaran Dengan Darah
Banyak orang bertanya, jika kaum ANABAPTIS berdiri di atas kebenaran, mengapa Tuhan tidak menolong mereka seperti Ia menolong Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Apakah Tuhannya ANABAPTIS berbeda dari Tuhannya Sadrakh, Mesakh dan Abednego?
Banyak orang tidak paham bahwa Tuhannya para Rasul yang hampir semuanya mati syahid itu sama dengan Tuhannya kaum ANABAPTIS, dan juga sama dengan Tuhannya Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Hal yang membedakan hanyalah THEMA yang diusung berbeda. Zaman Sadrakh, Mesakh dan Abednego themanya ialah Allah yang maha kuasa, dan khusus dalam kasus Sadrakh, Mesakh dan Abednego ialah Jehovah yang lebih berkuasa dari Nebukadnezar, raja Babel.
Sedangkan zaman para Rasul dan ANABAPTIS ialah kebenaran yang mereka imani lebih mahal dari apapun bahkan lebih mahal dari nyawa mereka. Mereka telah mengimani pengajaran yang benar yang dari Allah yang maha benar, yang lebih mahal dari nyawa mereka.
Tuhan mengizinkan mereka menyegel kebenaran yang mereka imani dengan darah mereka. Dan sekaligus untuk menunjukkan kepada dunia, bahkan tercatat dalam sejarah bahwa mereka di pihak kebenaran sedangkan penganiaya mereka adalah anak-anak iblis yang mengajarkan kesesatan, serta membuktikan kesesatan mereka melalui tindakan bapa mereka yaitu iblis bapa segala pembunuh. Mereka sambil membunuh orang sambil memegang salib dan menyulut api membakar orang dalam nama Yesus padahal tindakan yang mereka lakukan adalah perbuatan iblis.
Tindakan mereka seharusnya dibaca oleh pencari kebenaran sepanjang masa, dan itu seharusnya merupakan tanda kesesatan yang nyata. Pencari kebenaran yang penuh hikmat seharusnya tahu bahwa ajaran yang dibela dengan perbuatan iblis itu mustahil adalah kebenaran. Senyaring apapun seruan, dan setebal apapun buku yang ditulis, dan sebesar apapun gedung gereja yang dibangun, jika ajaran yang disampaikan dan dibela bukanlah kebenaran, maka semua itu akan percuma belaka.
Saya tak habis-habisnya mengucap syukur bisa bertemu kelompok ANABAPTIS, dan mempelajari sejarah mereka, dan poin-poin doktrin yang mereka pegang teguh serta bela hingga menyegelnya dengan darah mereka. Saya sangat bersukacita jika dihitung ke dalam kelompok mereka, apalagi bisa mewarisi pengajaran mereka. Dan saking sukacitanya maka saya juga mau membagi kepada pencari kebenaran seperti saya.
Kiranya tulisan singkat ini bisa merangsang, menyentak pembaca, agar kita sama-sama menikmati kebenaran dan bisa masuk dalam kelompok ANABAPTIS dan terhitung sebagai orang yang menjunjung tinggi kebenaran yang alkitabiah. Kiranya Roh Kudus memberi hikmat dan menyertai.
Jakarta, 15 Maret 2022
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.
YouTube channel: GBIA GRAPHE dan GBIA INDONESIA.
Maranatha!