TANDA “KRISTEN” YANG BELUM LAHIR BARU

Ketika seseorang menyandang predikat Kristen, anggota gereja yang aktif, bahkan pejabat gereja hingga jadi ketua sinode, BISA JADI dia belum lahir baru, atau belum dilahirkan kembali, ia bisa saja seperti Nikodemus yang malam-malam datang mencari Yesus Kristus.

Apa Itu Lahir Baru

Lahir baru di dalam Roh terjadi pada saat seseorang bertobat, yaitu saat ia mengakui diri orang berdosa dan menyesali dosanya serta mengaminkan bahwa Yesus Kristus telah dihukumkan di atas kayu salib dan turun ke alam maut menggantikannya. Mata rohaninya terbuka dan ia melihat bahwa Yesus disiksa karena dosanya. Dia sangat yakin bahwa Yesus Kristus SUDAH menggantikannya dihukumkan sehingga dia tidak akan dihukumkan lagi.

Dia ingin hidup bagi Yesus dan sangat percaya bahwa sekarang dia sedang hidup bagi Yesus, karena Yesus telah mati baginya. Hidupnya yang sedang dihidupinya bukan miliknya lagi melainkan milik Yesus yang telah menggantikannya dihukumkan atas semua dosanya.

Dan ia pasti akan segera memberi dirinya dibaptiskan ke dalam air sebagai tanda pertobatannya. Pembaptisan adalah pernyataan kepada dunia bahwa dia TELAH BERTOBAT dan TELAH PERCAYA. Keselamatan jiwanya TELAH diperoleh pada saat dia bertobat dan percaya, sedangkan baptisan HANYA sebuah penggambaran atau pensimbolan bahwa dia telah mati dan dikuburkan bersama Yesus, dan akan juga bangkit bersama Yesus.

Walau Kristen, Tanpa Lahir Baru Tak Mungkin Masuk Sorga

Manusia yang belum lahir baru adalah manusia berdosa yang melanggar hukum Allah. Manusia demikian adalah musuh Allah karena melanggar hukum Allah, dan itu sebuah sikap menentang Allah. Bagaimana mungkin penentang Allah boleh diijinkan pergi ke Sorga, istana Allah? Maka, mutlak harus terjadi perubahan budi, perbuatan hati, dan pasti diikuti perubahan sikap terhadap Allah dalam Yesus Kristus.

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Rom. 12:2)

Artinya, terjadi perubahan budi karena mendapat pembaharuan budi. Tentu melalui berita Injil bahwa Allah sangat mengasihinya, bahkan rela dihukumkan untuk menanggung semua dosanya. Bukan dengan cara dipilih tanpa syarat (Unconditional Election). Setelah mendengar tentang kasih Allah, hatinya menyesal atas dosa-dosanya, dan terlebih mendengar bahwa Yesus Kristus dihukumkan di kayu salib gara-gara menanggung semua dosanya, sehingga dia sangat bersyukur atas kasih Tuhan dan mengasihi Tuhan Yesus.

Dengan mengimani amat sangat bahwa semua dosanya telah ditanggung Yesus, bahwa Yesus telah MENGGANTIKANNYA dihukumkan dan Yesus menghendaki dia hidup bagiNya, dia sangat setuju dan tiap-tiap hari ia tahu dirinya sedang hidup menggantikan Yesus. Dan hatinya menggebu-gebu mau menyenangkan hati Tuhan, dan ia menjauhi dosa, sangat ingin tahu kebenaran yang alkitabiah, sangat ingin menyelamatkan orang lain, serta sangat ingin berkumpul bersama orang-orang yang juga telah lahir baru.

Orang yang demikian adalah orang yang telah lahir baru, yang telah dilahirkan kembali menjadi manusia rohani. Oleh sebab itu orang demikianlah yang dapat melihat perkara rohani, kata Yesus Kristus kepada Nikodemus, baru dapat melihat Kerajaan Allah yang adalah sebuah lingkup rohani.

Tanda, Kristen Tapi Belum Lahir Baru

Lalu adakah tanda orang-orang yang belum lahir baru yang mencolok? Tentu ada. Tanda “Kristen” namun belum lahir baru kiranya bisa menjadi petunjuk bagi penginjil ALKITABIAH agar bisa melakukan penginjilan kepada mereka karena kita mengasihi mereka. Orang “Kristen” demikian perlu tetap dilakukan penginjilan kepadanya karena dia belum dilahirkan kembali di dalam Kristus, kalau tiba-tiba meninggal dia akan ke Neraka.

TANDA “KRISTEN” YANG BELUM LAHIR BARU

Orang yang belum lahir baru tidak mengerti jalan keselamatan dari Tuhan. Dan sesungguhnya penyebab dia tidak lahir baru adalah karena dia tidak mengerti tentang jalan keselamatan yang sudah diuraikan di atas. Biasanya dia masih kebingungan kalau tetangganya yang sangat baik hati, jika tidak diselamatkan oleh Injil, akan berakhir di Neraka. Ini adalah akibat dia tidak tahu bahwa semua manusia yang lahir dari Adam berposisi orang berdosa, dan jika mati saat bayi akan masuk Sorga karena Yesus telah menghapuskan posisi orang berdosa yang disebabkan Adam, tetapi jika sudah dewasa dan berbuat dosa atas kesadaran diri sendiri dia menjadi orang berdosa bukan lagi karena Adam. Sedangkan tetangganya yang sangat baik hati sudah dewasa dan sudah berdosa atas kesadaran dirinya. Tetangganya itu perlu bertobat dan perlu mengaminkan bahwa Yesus dihukumkan baginya, dan harus terjadi perubahan hati dan pikiran, jika tidak maka sebaik apapun dia akan ke neraka karena cukup satu dosa seseorang sudah akan berakhir di Neraka.

Orang “Kristen” belum lahir baru tidak mengerti bahwa keselamatan tidak melalui perbuatan baik, apalagi dipilih tanpa kondisi. Ketika saya berkata bahwa Theresia di India yang terkenal itu tidak bisa masuk Sorga dengan perbuatan baiknya, ada orang Kristen tidak lahir baru marah. Katanya, masak orang sebaik dia tidak masuk Sorga? Orang Kristen tidak lahir baru tidak mengerti bahwa perbuatan baik tidak menyelamatkan orang, yang menyelamatkan orang itu iman kepada pengajaran yang alkitabiah.

Orang “Kristen” tidak lahir baru juga tidak terima bahwa mereka yang di hutan yang tidak mendengar tentang Injil jika mati mereka akan ke Neraka. Dia tidak bisa paham bahwa baik di hutan maupun di kota jika tidak bertobat dan percaya pada Sang Juruselamat maka tidak mungkin masuk Sorga. Karena sangat mengasihi manusia itulah sebabnya Tuhan perintahkan beritakan Injil kepada segala makhluk (Mar.16:15-16).

2. “Kristen” Tidak Lahir baru Tak Bisa Jawab Secara Tepat Tentang Kematian

Sangat gampang untuk memeriksa kondisi kepastian keselamatan seseorang. Tanya dia, jika Anda mati saat ini apakah Anda yakin akan ke Sorga?

Jika dia menjawab, itu urusan Tuhan, dan berbagai argumentasi sejenis, yaitu tidak yakin akan masuk Sorga, orang ini pasti belum lahir baru, dan dia akan ke Neraka. Orang yang tahu persis jalan ke Sorga pasti yakin akan masuk Sorga, sedang yang tidak yakin, sangat mungkin dia memang tidak tahu pasti jalan ke Sorga.

Jika “Kristen” belum lahir baru menjawab dengan serampangan bahwa dia akan masuk Sorga, jangan berhenti di situ, tetapi tanya dia alasannya. “Kristen” tidak lahir baru akan memberikan alasan yang aneh-aneh. Ada yang berkata, lho saya kan sudah jadi Kristen sejak kecil. Padahal kita tahu bahwa “Kristen” dari bayi tanpa pertobatan justru tidak lahir baru. Ada yang jawab, saya sudah melayani Tuhan puluhan tahun. Ini bukan jawaban yang benar, Paulus bersaksi bahwa banyak orang sangat giat melayani namun belum selamat (Rom. 10:2) Mungkin ada yang menjawab, saya penyumbang paling besar di gereja, atau menjawab, saya pemberi persepuluhan paling setia, semua ini justru membuktikan yang bersangkutan tidak mengerti kebenaran dan belum lahir baru.

Jawaban yang tepat ketika ditanya, jika mati sekarang juga apakah pasti masuk Sorga ialah, saya sudah sungguh-sungguh bertobat, dan saya sudah mengaminkan dengan segenap hati bahwa Yesus Kristus dihukumkan menggantikan saya, dan sekarang saya tahu bahwa saya sedang hidup bagiNya. Hidup yang sedang saya hidupi bukan milikku, melainkan milik Kristus.

3. Karakternya Sesuai Dengan Imannya

Kemarin saya khotbah di Chapel Mahasiswa, saya katakan, pertama kita punya doktrin keselamatan yang alkitabiah. Dan kedua, kita sudah bertobat serta mengaminkan bahwa Yesus Kristus telah dihukumkan menggantikan kita. Kita diselamatkan melalui Pertobatan dan Iman, bukan dipilih secara unconditional untuk dilahirbarukan dulu, melainkan kita bertobat dulu dan percaya Kristus, dan saat percaya itulah Roh Kudus masuk ke dalam hati kita, dan saat itulah kita lahir baru (baca Ef. 1:13).

Dan karena kita sungguh-sungguh bertobat, dan sungguh-sungguh beriman maka pasti karakter kita berubah. Itulah sebabnya Yakobus menulis iman tanpa perbuatan adalah kosong, adalah mati. Karena ketika seseorang sangat yakin akan sebuah kebenaran, maka keyakinannya itu pasti mengubahnya. Bahkan, jumlah ANABAPTIS yang mati dibakar hidup-hidup tak terhitung jumlahnya HANYA KARENA mereka yakin bayi tidak boleh dibaptis. Mereka mempertahankan iman sampai rela dibakar hidup-hidup.

Saya sangat bahagia karena sering mendengar kesaksian jemaat saya, ada yang berkata kepada saya, Pak Gembala, suami yang saya nikahi dulu bukan yang ini, sambil menunjuk suaminya, dia berubah total. Dulu dia galak sekali, tetapi dia berubah total.

Ada jemaat saya yang bersaksi, dulu dia “Kristen” belum lahir baru di gereja lain, bahkan jadi Majelis. Sampai di parkiran habisin dulu rokoknya, tanggung. Dan sering menghempas rokoknya sambil menyebut, dalam nama Yesus. Tetapi, tengah malam tidak tahan lalu pergi cari kembali di tong sampah. Tetapi sejak mendengar Injil yang alkitabiah, dan diselamatkan, lahir baru, tadinya satu hari dua bungkus rokok, akhirnya sangat heran bisa otomatis berhenti.

Mengapakah ada “Kristen” yang bisa maki-maki orang bahkan dalam acara debat, menghina-hina orang, mengolok-olok tingkat pendidikan orang, dan lain sebagainya? Penyebabnya adalah mereka tidak lahir baru. Mengapa mereka sudah “Kristen” puluhan tahun bahkan sejak bayi bisa tidak lahir baru? Jawabannya, karena doktrin keselamatan yang didengar mereka bukan yang alkitabiah. Iman timbul dari pendengaran, bukan dikasih, ini kata Alkitab.

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Rom 10:17)

Apa yang seseorang imani, doktrin yang benar atau salah, itu akan membentuk karakternya. Jika seseorang mendengarkan pengajaran yang alkitabiah, dia akan lahir baru dan karakternya akan bertumbuh seturut dengan imannya. Amatilah orang-orang dalam chatting di WhatsApp, Facebook, Anda pasti akan lihat orang-orang yang sungguh lahir baru, dan “Kristen” yang belum lahir baru walau dia menyandang nama “Kristen” puluhan tahun bahkan sejak lahir. *

Jakarta, 1 Oktober 2021
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
YouTube channel: GBIA GRAPHE & GBIA INDONESIA

Maranatha!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *