MASIH BOLEHKAH PERCAYA MMPI?

Tidak ada orang bisa berkata bahwa tidak ada mimpi.

Sesungguhnya selama manusia masih hidup tentu akan banyak bermimpi.

Ecc 5:3 (5-2) Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.

Ecc 5:7 (5-6) Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.

TETAPI, MIMPI YANG DARI TUHAN TIDAK ADA LAGI SEJAK ALKITAB SELESAI. ARTINYA JIKA SESEORANG MIMPI MAKA ITU HANYA KARENA PIKIRANNYA SENDIRI ATAU DARI IBLIS.

Banyak orang lalu mencari pembenaran untuk mendukung mimpinya dari Tuhan dengan merujuk mimpi Firaun. PADAHAL, Kita percaya mimpi Firaun dari Tuhan KARENA ALKITAB YANG MENGATAKANNYA, bukan karena Firaun mengatakannya. Jika Firaun yang berkata bahwa mimpinya dari Tuhan saya tidak akan percaya, tetapi karena Alkitab yang berkata bahwa mimpi Firaun dari Tuhan, maka saya percaya.

Setelah Alkitab selesai tidak ada mimpi dari Tuhan lagi, KARENA MIMPI ITU SALAH SATU BENTUK PEWAHYUAN. Artinya Tuhan pernah bicara melalui mimpi. Tuhan juga pernah berbicara memakai Undian (kasus Yunus), pernah bicara melalui urim & tumim dan juga pernah bicara melalui mimpi, Visi bahkan pernah bersuara langsung (kasus Samuel), tetapi semua itu terjadi sebelum Alkitab selesai atau sebelum pewahyuan dihentikan.

Ini fondasi iman kekristenan yang alkitabiah. Sebuah kesimpulan yang konsistensi atas konsekuensi dari prinsip Sola Scriptura dan Konsep Alkitab kanon tertutup.

Kalau Tuhan masih berbicara pada manusia melalui mimpi, maka Alkitab menjadi SALAH SATU FIRMAN TUHAN, karena akan berarti ada firman Tuhan dalam mimpi. Lagi pula pasti akan tercipta ketidakpastian firman Tuhan dan kekacauan, sebab kalau satu miliar manusia bermimpi dan semuanya klaim mimpinya dari Tuhan, maka pasti kacau. Lagi pula bagaimana cara menentukan mimpi siapa dari Tuhan dan mimpi siapa yang karena dia banyak pikiran? Bukankah dalam hidup seseorang saja ada banyak mimpi, lalu mimpinya yang mana yang dari Tuhan?

Jangan memakai argumentasi bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, lalu berpikir bahwa Tuhan akan lakukan hal2 yang bodoh dan konyol. Karena jika Tuhan memberikan mimpi kepada manusia setelah Alkitab selesai, itu sama dengan menggerogoti kewibawaan Alkitab.

Manado, 13 Maret 2020
Dr. Suhento Liauw
<www.graphe-ministry.org>
MARANATHA!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *