KAIN KAFAN TURIN

Kain Kafan Turin: foto wajah modern, positif (kiri), dan gambar yang diproses secara digital (kanan)
Bahan: Linen
Ukuran: 4,4 m × 1,1 m.
Lokasi saat ini di Kapel Kain Kafan Suci, Turin, Italia
Periode: Abad ke-13 hingga ke-14

Kain Kafan Turin (bahasa Italia: Sindone di Torino), juga dikenal sebagai Kain Kafan Suci (bahasa Italia: Sacra Sindone), adalah sehelai kain linen yang memiliki gambar samar bagian depan dan belakang seorang pria. Kain ini telah dihormati selama berabad-abad, khususnya oleh anggota Gereja Katolik, sebagai kain kafan pemakaman yang sebenarnya digunakan untuk membungkus tubuh Yesus dari Nazaret setelah penyalibannya, dan di atasnya gambar tubuh Yesus secara ajaib tercetak.

Gambar manusia pada kain kafan tersebut dapat dilihat lebih jelas dalam negatif fotografi hitam putih daripada dalam warna sepia alaminya, sebuah efek yang ditemukan pada tahun 1898 oleh Secondo Pia, yang menghasilkan foto-foto pertama kain kafan tersebut. Gambar negatif ini dikaitkan dengan devosi Katolik yang populer kepada Wajah Kudus Yesus. Kain Kafan Turin

Sejarah Kain Kafan.

Sejarah kain kafan yang terdokumentasikan berasal dari tahun 1354, ketika dipamerkan di gereja Kolegiat baru di Lirey, sebuah desa di Prancis utara-tengah.  Kain kafan tersebut dikecam sebagai pemalsuan oleh uskup Troyes, Pierre d’Arcis, pada tahun 1389.  Kain kafan tersebut diakuisisi oleh House of Savoy pada tahun 1453 dan kemudian disimpan di sebuah Kapel di Chambéry,  di mana kain kafan tersebut rusak karena kebakaran pada tahun 1532.   Pada tahun 1578, orang-orang Savoy memindahkan kain kafan tersebut ke ibu kota baru mereka di Turin, di mana kain kafan tersebut tetap berada di sana sejak saat itu.

Sejak tahun 1683, kain kafan tersebut disimpan di Kapel Kain Kafan Suci, yang dirancang untuk tujuan tersebut oleh arsitek Guarino Guarini dan yang terhubung ke istana kerajaan dan Katedral TURIN. Kepemilikan kain kafan tersebut berpindah dari House of Savoy ke Gereja Katolik setelah kematian mantan raja Umberto II pada tahun 1983.

Ahli mikroskop Walter McCrone menemukan, berdasarkan pemeriksaannya dari sampel yang diambil pada tahun 1978 dari permukaan kain kafan bahwa itu menggunakan pita perekat, bahwa gambar atau bercak mirip darah pada kain kafan adalah dicat dengan larutan encer pigmen oker merah dalam media gelatin. McCrone menemukan bahwa noda darah yang tampak dicat dengan pigmen merah terang, juga dalam media gelatin. Temuan McCrone dibantah oleh peneliti lain dan sifat gambar pada kain kafan terus diperdebatkan.

Pada tahun 1988, penanggalan radiokarbon oleh tiga laboratorium berbeda menetapkan bahwa bahan linen kain kafan diproduksi antara tahun 1260 dan 1390 (dengan tingkat kepercayaan 95%),  yang sesuai dengan kemunculan pertamanya yang terdokumentasi yaitu pada tahun 1354.

Pembela keaslian kain kafan telah mempertanyakan hasil tersebut, biasanya atas dasar bahwa sampel yang diuji mungkin telah terkontaminasi atau diambil dari perbaikan kain asli. Teori-teori pinggiran tersebut sesungguhnya telah dibantah oleh para ahli penanggalan karbon dan lainnya yang didasarkan pada bukti dari kain kafan itu sendiri.

Teori-teori yang dibantah meliputi teori perbaikan abad pertengahan, teori bio kontaminasi, dan teori karbon monoksida. Meskipun penanggalan karbon diterima sebagai valid oleh para ahli, penanggalan karbon kain kafan tersebut terus menghasilkan perdebatan publik yang signifikan.

Sifat dan sejarah kain kafan tersebut telah menjadi subjek kontroversi yang luas dan berlangsung lama baik dalam literatur ilmiah maupun pers populer. Saat ini, Gereja Katolik tidak mendukung maupun menolak keaslian kain kafan tersebut sebagai relik Yesus.

Sumber:
<https://en.m.wikipedia.org/wiki/Shroud_of_Turin>

ULASAN: DR. SUHENTO LIAUW, D.R.E., TH.D.

[1]. Kain Kafan Turin ini adalah sebuah bentuk penipuan yang muncul pada tahun 1354, dan sama sekali tidak ada kebenarannya. Tidak ada bahan kain yang bisa bertahan sampai sebegitu lama. Kain apapun akan rusak dan menjadi debu setelah ratusan tahun.

[2]. Dari pemeriksaan bahan kainnya, itu menunjukkan waktu produksi kain adalah abad ke-13/14. Sama sekali tidak ada kebenarannya bahwa itu adalah kain bekas pembungkus mayat Yesus Kristus.

[3]. Akhirnya kasus kain Kafan ini hanya bahan konsumsi untuk kehebohan orang-orang yang sangat suka hal-hal kontroversi dan ajaib.

[4]. Orang Kristen yang alkitabiah tidak boleh membayangkan wajah Yesus, sebab itu pasti salah. Tidak ada orang tahu bentuk wajah Yesus. Gambar yang populer diyakini wajah Yesus itu pertama muncul pada abad ke-4, tentu ini setelah zaman Kaisar Konstantin yang artinya setelah muncul Gereja Katolik.

[5]. Membayangkan wajah yang salah saat berdoa akan sangat salah, bahkan sesat terutama bagi anak-anak. Ketika anak-anak diajar sejak kecil bahwa wajah dalam lukisan bahkan foto aktor di kalender adalah Yesus, maka ketika mereka memejamkan mata berdoa mereka akan membayangkan berbicara pada oknum wajah tersebut.

[5]. Kita bisa memahami alasan Tuhan tidak membolehkan membuat patung atau menggambar bentuk apapun dan menyatakan bahwa itu adalah Tuhan. Karena Tuhan tidak mau pikiran manusia membayangkan Dia dalam bentuk apapun saat hati kita menyembah dan berdoa. Manusia boleh membuat patung nabi, rasul, dan jika itu salah total tidak masalah karena kita tidak berdoa kepada nabi dan rasul. Tetapi tentang Tuhan tidak boleh membuat patungNya, maupun gambarNya, karena itu akan menyebabkan kita salah beriman dan salah mengarahkan hati kita pada saat kita berdoa.

[6]. Kekristenan sedang digerogoti iblis yang kalah melalui penganiayaan kemudian mengubah taktik melalui mendirikan gereja. Dia yang memperkenalkan gambar wajah Yesus, kemudian membuat patungnya. Dulu Protestan tidak ada patung Yesus di salibnya (polos), dan patung Yesus hanya di kota Rio de Janeiro. Tetapi sekarang, terhasut bahkan berlomba, di Manado, Papua, Toraja, Tarutung dll. Camkanlah!

[7]. Berdoa sambil membayangkan berbicara pada sosok wajah pada gambar dan patung itu doa yang salah, dan pasti tidak dijawab. Mengajarkan pada anak-anak bahwa wajah tertentu itu Yesus adalah tindakan menyesatkan mereka. Karena sejak kecil saya diajarkan bahwa itu Yesus, setelah mengerti kebenaran saya berjuang keras untuk melepaskan wajah itu saat pejamkan mata berdoa. Kasihani anak-anak Anda, jangan menyesatkan mereka.

Kiranya, ulasan singkat ini akan menerangi pikiran Anda, dan merangsang Anda untuk menjadi Kristen yang alkitabiah serta yang selalu memakai akal sehat.

Jakarta, 7 Agustus 2024
DR. SUHENTO LIAUW, D.R.E., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
<https://drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org/>
Youtube: GBIA GRAPHE & GBIA INDONESIA.
Maranatha!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *