Taurat dalam bahasa aslinya תֹּורָה (TORAH) artinya HUKUM. Semua orang Israel tahu bahwa kitab TORAH itu artinya kitab HUKUM yang ditulis oleh Musa. Kata Tuhan Yesus ada tertulis tentang Dia, “yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Tentu yang dimaksudkan Tuhan di sini ialah lima kitab pertama. Dalam bahasa aslinya bukan kitab Musa, tetapi hukum Musa ( τῷ νόμῳ Μωσέως (Luk 24:44 SCR)
Cakupan Taurat:
Kita tahu bahwa kitab Kejadian berisikan segala sesuatu yang awal, awal penciptaan, keluarga paling awal, bahkan tukang besi awal. Sedangkan Kitab Keluaran berisikan peristiwa bangsa Yahudi keluar dari Mesir. Pada saat membawa mereka keluar dari Mesir, rancangan Tuhan ialah menempatkan mereka di sebuah lokasi strategis agar mereka memancarkan kebenaran Allah Jehovah. Pengaturan mereka sebagai sebuah bangsa yang rapi, dan lebih baik dari semua bangsa lain untuk menyinari bangsa lain.
[1]. HUKUM SIPIL. Tuhan memberikan kepada mereka hukum sipil yang mengatur kehidupan berbangsa. Contoh: aturan mengenai hukuman atas pencuri yang tertangkap, bahkan mengenai hasil jarahan (Bil. 31:25-54), Hukum tentang Raja (Ul.17:14-20), Hukum perang (Ul.20:1-20) dan banyak lagi contoh pengaturan kehidupan berbangsa dari umat pilihanNya.
[2]. HUKUM UPACARA. Contoh: Tuhan juga mengatur aturan-aturan upacara agama yang terpusat pada Kemah Kudus, dan kemudian menjadi Bait Kudus. Aturan ibadah tentu bersifat simbolistik, ritualistik dan jasmaniah. Aturan keimamatan Harun dengan berbagai korban, dan persembahan yang terdiri misalnya lembu, domba dan merpati sesuai dengan kemampuan yang mempersembahkannya.
[3]. HUKUM MORAL. Contoh: Hormati orang tua, larangan berzinah (Kel.20:14), larangan untuk pernikahan keluarga satu darah (Im.20:17 dst).
[4]. HUKUM KESEHATAN. Contoh: Jika pergi perang tidak boleh lupa skop kecil untuk menimbun kotoran (Ul.23:13). Orang yang sakit kusta harus disingkirkan dari masyarakat (Im.13). Berbagai aturan sehubungan dengan mayat (Bil.5).
[5]. HUKUM GABUNGAN. Contoh: Larangan memakan lemak dan darah (Im.3:17). Tuhan masukkan aturan ini ke dalam hukum upacara (seremonial), tetapi sesungguhnya tujuannya adalah kesehatan. Karena memakan lemak enak rasanya tetapi tidak baik bagi kesehatan. Terlebih lagi jika memakan darah, karena di dalam darah terdapat berbagai kuman dan virus.
[6]. Di dalam Taurat ada sejarah dan biografi tokoh-tokoh. Ada banyak pengajaran tipologi dari kehidupan dan peristiwa dalam Taurat. Yusuf yang dijual saudaranya adalah tipologi tentang Yesus Kristus. Perjalanan keluar dari Mesir menuju Kanaan adalah gambaran tentang diselamatkan dan menuju hidup kekal.
[7]. Di dalam Taurat Musa juga terdapat banyak sekali nubuatan. Nubuatan tentang kedatangan Sang Juruselamat sangat utama. Tetapi juga terdapat nubuatan tentang Kerajaan Allah yang turun ke bumi. Garis keturunan Mesias yang dimulai dari Set, terus sampai ujung kitab Taurat yaitu Ulangan bahwa Mesias akan muncul dari suku Yehuda.
Sebenarnya masih ada banyak hal terkandung di dalam lima kitab pertama yang disebut Taurat Musa. Tuhan Yesus membuat pernyataan bahwa kitab TAURAT MUSA menulis tentang Dia (Luk.24:44). Dan ketika ditanya tentang hukum yang paling utama dari hukum-hukum yang tertulis di dalam Taurat Musa, Tuhan meringkasnya menjadi dua hukum dengan mengutip kitab Ulangan .
“Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Tetapi Tuhan menambahkan kata “segenap akal budimu” (Mat.22:37, Luk.10:27).
Dan yang luar biasa hebat ialah hukum yang bersamaan dengan itu, yaitu “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mat 22:39 ITB). Kemudian Tuhan buat pernyataan yang sangat agung dan hebat dalam menyimpulkan seluruh Taurat dengan berkata, “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Mat 22:40 ITB). Jadi, mengasihi Allah dan mengasihi manusia sesungguhnya adalah inti dari seluruh kitab PL bukan hanya kitab Taurat.
Digenapi Bukan Dibatalkan
Karena banyak kali Tuhan sengaja melanggar ketetapan para Ahli Taurat, misalnya Dia sengaja suruh orang mengangkat tempat tidurnya di hari Sabat. Dan juga membiarkan muridNya menggiling gandum dengan tangan mereka. Hal tersebut menyebabkan para Ahli Taurat, dan kelompok Farisi merasa Yesus tukang kayu ini berusaha membatalkan Taurat yang seharusnya dipelihara.
Terlebih lagi ketika mereka mendengar pernyataan Yesus bahwa “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes” (Luk 16:16 ITB). Tidak heran jika mereka yang telah sangat keras memelihara Taurat sangat marah ketika melihat Yesus melakukan pembatalan terhadap Taurat. Bahkan sepanjang zaman banyak orang Kristen juga berpikir demikian, terutama mereka yang sangat sulit memberikan persembahan persepuluhan.
Padahal Tuhan sendiri membuat pernyataan bahwa Dia sama sekali tidak membatalkan hukum Taurat, bahkan Dia menyatakan bahwa sampai langit dan bumi ini lenyap tidak ada satu iota Taurat pun yang bisa dibatalkan.
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Mat 5:17-18).
Tuhan katakan bahwa hukum Taurat dan kitab para Nabi berlaku sampai saat Yohanes muncul (Mat.11:13), tetapi di tempat lain Ia menyatakan bahwa Ia sama sekali tidak membatalkan Taurat melainkan menggenapinya. Jadi, apakah ini tidak saling bertentangan?
Sesungguhnya jika seseorang memohon hikmat dari Tuhan ia pasti bisa menyimpulkan bahwa, YANG DIBATALKAN adalah hal-hal YANG TELAH DIGENAPINYA. Jika hal itu belum tergenapi maka sampai langit dan bumi lenyap pun itu tidak mungkin batal karena itu firman Tuhan yang maha benar.
Seseorang akan salah bahkan sesat jika masih tetap memelihara hal yang telah tergenapi, misalnya tetap mempersembahkan domba Korban, atau memelihara Sabat. Dan juga akan salah jika membatalkan hal yang belum tergenapi misalnya hukum kedua jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun untuk disembah. Ini adalah hukum yang berlaku selamanya.
Digenapi & Diubah
Sesungguhnya semua bentuk ibadah simbolistik, ritualistik dan jasmaniah telah digenapi oleh Yesus Kristus sang Hakekat. Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri (Heb 10:1 ITB)
Seluruh rangkaian ibadah di Bait Allah adalah ibadah simbolistik, ritualistik, jasmaniah, oleh sebab itu setelah Sang Hakekat tiba maka Bait Allah dan seluruh ibadahnya tidak dibutuhkan lagi. Kata Tuhan kepada perempuan Samaria yang percaya bahwa ibadah orang Yahudi di Bait Allah Yerusalem sedangkan mereka orang Samaria di atas gunung Gerizim, bahwa saatnya sudah tiba, kini ibadah sudah bersifat rohaniah dan kebenaran.
Karena ibadah di Bait Allah akan dihapus, maka sudah pasti satu paket dengan hari beribadahnya. Itulah sebabnya Yesus membiarkan muridNya menggiling gandum di hari Sabat dan menyuruh orang angkat tempat tidurnya. Karena jangankan hari Sabat bahkan seluruh ibadah di Bait Allah akan ditiadakan. Sistem ibadah tidak lagi simbolistik, ritualistik dan jasmaniah melainkan akan bersifat hakekat rohaniah dan dalam kebenaran. Penyembahan yang benar ialah dengan hati, bukan lagi dengan badan. Ibadah yang benar sekarang adalah yang tidak lagi terikat pada tempat, waktu dan sikap tubuh termasuk tidak menekankan masalah kesucian tubuh.
Sekarang pembaca pasti sudah bisa paham alasan Rasul Paulus berkata kepada orang di Kolose,
16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; 17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.(Kol 2:16-17 ITB)
Tuhan tahu bahwa akan datang pengajar yang mengacaukan karena tidak mengerti tentang tujuan ibadah simbolistik, ritualistik dan jasmaniah PL. Oleh sebab itu Tuhan menginspirasikan Paulus menuliskan agar orang Kolose dan semua orang percaya waspada terhadap orang yang akan menarik mereka kembali ke pemeliharaan Sabat dan masalah makanan. Lihatlah pernyataan Rasul Paulus tentang makanan.
4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, 5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa. (1Ti 4:4-5 ITB)
Pernyataan bahwa semua makanan halal itu tidak bisa dimengerti oleh orang yang tidak mengerti terlebih dulu akan kebenaran PB yang paling fundamental bahwa penekanan ibadah PB itu bukan lagi simbolistik melainkan sudah bersifat hakekat. Ibadah sesungguhnya sudah tidak terikat lagi pada sikap tubuh atau keadaan tubuh, tempat dan waktu.
Theokrasi PL sudah berakhir, di zaman PB Tuhan telah pisahkan antara urusan manusia dengan Tuhan atau masalah iman, dari urusan manusia dengan manusia. Tuhan mau pemerintah mengurus urusan antar manusia dan usahakan seadil-adilnya, kemudian jemaat atau gereja mengurus antara manusia dengan Tuhannya. Atas dasar ini maka semua aturan pemerintah sipil dengan segala aturan hukumnya dalam Taurat Musa tidak berlaku lagi, sudah tergenapi.
Ada kelompok Kristen yang ngotot mempertahankan pengudusan hari Sabat, tetapi mengapa mereka tidak menghukum orang yang melanggar aturan hari Sabat? Padahal hukuman pelanggar hari Sabat itu berat sekali. Tetapi yang benar ialah bahwa hukum Sabat telah digenapi Tuhan Yesus dengan membawa manusia masuk ke dalam ibadah dalam roh dan kebenaran, tidak ada lagi halangan waktu dan tempat lagi dalam menyembah Tuhan.
*Hal Apa Saja Yang
Digenapi Dan Dibatalkan?*
Kolom buletin ini tidak akan muat untuk menguraikan satu-persatu perihal Hukum Taurat yang digenapi dan tidak berlaku lagi. Satu kesimpulan yang paling pasti ialah bahwa tidak ada bagian Taurat yang dibatalkan tanpa digenapi. Tuhan sudah garansi bahwa tidak ada satu iota pun dari Taurat yang akan batal, karena itu firman Tuhan. Semua bagian Taurat Musa itu ditulis dengan maksud dan tujuan yang sangat jelas.
Karena Tuhan sudah datang, maka janji pengiriman Juruselamat telah tergenapi. Sayangnya bangsa Yahudi menolak Mesias mereka, sehingga mereka seperti cabang pohon zaitun yang terpotong, dan Tuhan cangkokkan cabang pohon zaitun liar yaitu bangsa non-Yahudi, dan mendirikan jemaat lokal yang tersebar ke seluruh muka bumi, sebagai institusi untuk mengundang semua bangsa masuk Kerajaan Sorga.
Agama Yahudi telah ditutup oleh Tuhan, karena agama Yahudi yang ditugaskan untuk menjaga ibadah simbolistik, ritualistik, jasmaniah untuk menunjuk kepada Kristus, dan yang seharusnya juga untuk mengajak semua bangsa menyambut kedatangan Juruselamat yang akan didahului oleh Elia, telah gagal. Mereka bahkan memakai pelataran untuk bangsa lain sebagai tempat binatang, dan raja bangsa Yahudi memenggal kepala utusan Kerajaan Sorga, yaitu Elia/Yohanes, kemudian mereka beramai-ramai menyalibkan Sang Juruselamat.
Jadi, Agama Yahudi dengan seluruh rangkaian ibadahnya di Bait Allah yang dilakukan setiap Sabat, telah ditutup. Memang ketika Yesus mengajar Ia selalu pergi ke Bait Allah dan Sinagoge, tetapi tujuanNya ialah agar melalui pengajaranNya mata mereka terbuka, dan akan mengenal bahwa Dialah yang ditulis di Taurat, Nabium, dan Kethubim, dan akan menerimaNya. Namun saat ditawarkan oleh Pilatus, mereka menerima Barabas dan menolak Yesus mentah-mentah serta meminta Ia disalibkan.
Karena Agama Yahudi (Yudaisme) telah ditutup, mengapa pula kemudian bangkit orang-orang yang didatangi malaikat (sebenarnya itu iblis) yang suruh pelihara hari Sabat lagi? Jika memang Sabat masih perlu dipelihara, mengapa tidak sekalian Bait Allahnya juga dipelihara dengan berbagai upacara yang diperintahkan dilaksanakan pada hari Sabat?
Bersamaan dengan berhentinya agama Yudaisme dengan segala bentuk penekanannya pada kesucian badani, maka Tuhan menginspirasikan Rasul Paulus sehingga Ia menyatakan bahwa tidak ada ciptaan Tuhan yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur. Dan Paulus katakan bahwa dalam hal makanan itu penekanannya ialah pada manfaatnya, dan jangan memakan sesuatu yang bisa membuat ketagihan atau yang memperhambakan (1Kor.6:12). Dan Paulus tidak lupa mengingatkan bahwa nanti akan muncul pengajar sesat yang melarang orang makan makanan tertentu bukan karena kesehatan tetapi karena iman (1Tim.4:3). Perhatikan, tanda pengenal pengajar sesat ialah melarang orang memakan makanan tertentu karena iman bukan kesehatan.
Bagaimana Dengan Persepuluhan?
Selanjutnya bagaimana dengan masalah persepuluhan? Karena orang-orang pelit segera berseru ah, hore, persepuluhan juga tidak perlu lagi terutama ketika mereka membaca ayat-ayat “Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.” (Rom 10:4 ITB). Betul sekali bahwa Kristus penggenap Taurat, tentu yang dimaksudkan ialah Taurat yang berkaitan dengan upacara-upacara di Bait Allah, dan berbagai hukum yang berkaitan dengan upacara simbolik, karena semua upacara simbolik tujuannya menyimbolkan Yesus. Jadi ketika Yesus yang disimbolkan tiba maka tak perlu simbolnya lagi.
Yesus Kristus telah melepaskan kita dari KUTUK Taurat dengan cara menanggung kutuk itu (Gal.3:13). Kutuk taurat itu maksudnya kutuk dosa bahwa orang berdosa itu harus dihukum. Dan tidak ada orang yang tidak melanggar Taurat . Oleh sebab itu tidak ada orang yang bisa terlepas dari kutuk Taurat. Dan Yesus Kristus datang memikul kutuk itu untuk kita. Tentu kita harus bertobat dan percaya bahwa Ia telah dihukumkan karena dosa kita.
Sedangkan persembahan yang merupakan simbol kasih atau wujud kasih seseorang kepada Tuhan itu bukan sebuah upacara simbolik yang digenapkan. Persembahan kepada Tuhan, seperti domba bakaran di atas mezbah itu adalah ibadah simbolik yang merupakan ibadah keselamatan yang digenapkan oleh Yesus. Itu diperintahkan sejak Adam. Ketika Yesus datang, maka penyembelihan domba tentu tidak boleh dilakukan lagi, karena digenapkan di dalam Dirinya. Demikian juga dengan upacara hari Sabat dan makanan haram. Makanan selanjutnya bukan demi kesucian hati melainkan demi kesehatan badan.
Persembahan yang menunjukan kasih kepada Tuhan, itu tak mungkin digenapkan untuk dibatalkan. Jemaat mula-mula memberi persembahan yang sangat besar, bahkan menjual tanah kemudian mempersembahkan seluruh hasil penjualannya. Rasul Paulus menegaskan kembali di Surat Korintus bahwa persembahan itu harus dengan sukarela, dan penuh kasih. Persembahan tidak mungkin kadaluarsa, tidak mungkin digenapi untuk dibatalkan. Bahkan sampai di Sorga kita tetap mempersembahan persembahan kasih kita, tentu tidak berwujud materi melainkan yang rohani, misalnya puji-pujian dll.
Karena persembahan persepuluhan itu bukan upacara simbolik, melainkan yang adalah sebuah pernyataan kasih kepada Tuhan, tetap akan dilaksanakan oleh anak-anak Tuhan sepanjang masa, bahkan lebih serius lagi di zaman PB karena anugerah yang jemaat PB terima amatlah besar. Memang sepatutnya begitu, karena selain kasih karunia yang kita terima amat besar, juga karena kebutuhan penginjilan di PB lebih besar, mencakup seluruh dunia. Tetapi tentu hanya bagi gereja yang aktif sebab ada banyak gereja yang tidak punya aktivitas menginjil.
Selama tiga puluhan tahun saya menggembalakan jemaat, saya belum pernah bertemu orang Kristen yang tidak rela memberi persembahan kepada Tuhan, terlebih mereka yang sungguh lahir baru. Hal yang seringkali mereka permasalahkan ialah persentasenya. Persepuluhan itu sepuluh persen dari penghasilan, ini yang sering jadi keluhan. Dan saya amati, minimal penyebabnya ada dua: (1). karena yang bersangkutan memang pelit. (2). merasa geram melihat hamba Tuhan yang mata duitan, dan sistem pemakaian persepuluhan yang tidak tepat.
Banyak anak Tuhan yang lahir baru dan mengasihi Tuhan, memberikan jauh lebih dari 10% penghasilan mereka. Terutama ketika mereka melihat bahwa pemakaian dana tepat pada sasaran. Tetapi banyak orang Kristen yang merasa muak dengan ketamakan pemimpin. Oleh sebab itu saya sering memberi nasihat, dapatkan dulu gereja yang benar baru bicara persembahan karena jika gerejanya salah, pemimpinnya tamak, Anda bukan hanya akan dipalak, bahkan bisa digiring ke neraka.
KESIMPULAN KITA
Taurat tidak pernah dibatalkan, tetapi digenapi, dan setelah TERGENAPI ya tidak perlu diteruskan lagi. Bagian apanya yang tergenapi? Bagian upacara simbolistik, ritualistik, jasmaniahnya. Mengapa? Semua itu diperintahkan dalam rangka mensimbolkan Sang Juruselamat yang dijanjikan. Seluruh rangkaian ibadah di Bait Allah termasuk dalam kategori ini, oleh sebab itu Tuhan memakai Jenderal Titus menghancurkan Bait Allah, karena selesai fungsinya.
Di PB Tuhan menyimpulkan seluruh Taurat, bahkan seluruh kitab PL, dan pasti termasuk PB, dengan hukum MENGASIHI TUHAN, dan yang bersamaan dengannya MENGASIHI SESAMA MANUSIA. Pengajaran moral yang ditingkatkan dari badani menjadi hati menjadikan orang Kristen manusia paling bermoral di muka bumi.
Persembahan terlepas dari masalah persentasenya ialah wujud kasih kepada Tuhan. Semakin seseorang mengasihi Tuhan tentu persentase yang diberi akan semakin besar. Oleh sebab itu tidak ada orang Kristen lahir baru yang mengasihi Tuhan yang mempermasalahkan persepuluhan.
Akhirnya, jadilah bijak dan penuh hikmat dalam menyikapi firman Tuhan, tafsir harus benar. Jangan bersikap gegabah karena kita nanti pasti harus mempertanggungjawabkannya.*
Jakarta, 28 Maret 2019
Buletin Pedang Roh Edidi-99
Dr. Suhento Liauw
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
Maranatha!