MARIA TETAP PERAWAN ABADI?

Alkitab tidak mencatat bahwa Maria adalah seorang wanita yang berparas cantik. Tidak ada.

Alkitab hanya mencatat bahwa ia seorang wanita biasa yang bertunangan dengan seorang laki-laki yang bernama Yusuf di kota Nazareth.

Mat 1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

Lebih lanjut tentang Maria, yang dijumpai malaikat Gabriel, bisa dibaca di Injil Lukas 1:26 dst.

Sesungguhnya adalah mustahil mengetahui bentuk wajah Maria mengingat zaman itu tidak ada kebiasaan melukis seseorang, apalagi seseorang yang tidak kaya dan tidak terkenal.

Sangat menarik bahwa di Kisah Para Rasul hanya satu kali sosok Maria disinggung, yaitu dia ikut berdoa. Dan di surat-surat sama sekali tidak menyinggungnya.

Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus (Kis.1:14)

Hal ini tentu karena semua murid tahu, bahkan Maria sendiri pun tahu bahwa dia hanya wanita biasa yang dipinjam rahimnya oleh Tuhan agar memiliki tubuh daging sebagai Juruselamat yang akan dikorbankan di kayu salib.

Semua lukisan wajah Maria adalah tipu muslihat iblis untuk menjerumuskan manusia ke dalam penyembahan berhala. Terlebih pembuatan patung Maria adalah penjerumusan kekristenan ke dalam paganisme. Tidak ada orang bisa tahu wajah Maria, demikian juga dengan wajah Yesus Kristus.

Maria masih ada di saat Yesus Kristus disalibkan. Saat Yesus disalibkan, Ia berusia kira-kira 33, 5 tahun, mungkin Maria antara lima puluh dan enam puluh tahun. Yusuf sudah tidak disebut bahkan ketika Yesus Kristus mulai pelayanan. Sangat mungkin Yusuf sudah meninggal dan selisih umur Yusuf dan Maria mungkin agak besar. Yusuf disebut seorang yang tulus.

Mat 1:19 ITB Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Karena tulus, tidak nakal, biasanya pemalu, sangat mungkin agak terlambat menikah. Dan inilah yang menyebabkan selisih umurnya dengan Maria yang besar. Yusuf sudah meninggal saat Yesus Kristus memulai pelayanan sedangkan Maria masih menangis di bawah salib.

*Apakah Maria Hanya Melahirkan Yesus? *

Kita tidak bisa percaya Tradisi yang sudah dimodifikasi para “Bapa” gereja yang sudah tersesat dalam semak belukar ritual simbolistik dan berbagai ornamen. Satu-satunya catatan sejarah yang terpercaya ialah Alkitab, Firman Tuhan, karena selalu dijaga oleh Tuhan.

Menurut catatan Alkitab, Yusuf dan Maria bersetubuh layaknya suami istri, SESUDAH Maria melahirkan Yesus.

24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, 25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus. (Mat 1:24-25).

Siapapun yang akalnya masih sehat ketika membaca anak kalimat ini “tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki” pasti mengerti bahwa Yusuf bersetubuh dengan Maria SETELAH ia melahirkan Yesus Kristus.

Dari kehidupan normal mereka sebagai suami istri maka lahirlah anak-anak berikut:

55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?” (Mat 13:55-56)

Pada ayat Alkitab terkutip di atas tercatat anak-anak yang dilahirkan Maria sesudah Yesus Kristus, yaitu empat anak laki-laki; Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas. Dan juga disebutkan ada anak perempuan yang lebih dari satu. Berarti dengan Yesus Kristus total lima anak laki, dan lebih dari satu anak perempuan.

Kesimpulan

Dari catatan Alkitab, bukti sejarah yang paling akurat, Maria adalah seorang wanita biasa yang tentu memiliki karakter yang sangat indah. Sebagai manusia tentu ia juga seorang manusia berdosa. Dia mengandung seperti wanita lain, hanya tanpa bersetubuh dengan laki-laki. Ketika dia bertanya kepada malaikat, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Malaikat tidak marah seperti kasus imam Zakaria, karena pertanyaan Maria sangat wajar, dia belum bersuami. Maria seorang wanita sederhana di kota Nazaret sedangkan Zakaria seorang imam yang tidak sepatutnya mempertanyakan kemampuan Allah, Sarah juga sudah tua baru melahirkan Ishak.

Maria malahirkan Yesus, dan sesudahnya secara biologis tidak mungkin lagi dalam kondisi tetap perawan. Dan dalam Mat.1:25, tersirat sangat jelas bahwa sesudah melahirkan Yesus, Yusuf bertubuh dengannya layaknya suami-istri.

Jadi, doktrin bahwa Maria itu perawan abadi adalah dusta yang sengaja iblis ciptakan dengan tujuan mengagungkan Maria, dan kemudian dikembangkan lebih dahsyat lagi ialah menyimpangkan JALAN KESELAMATAN. Karena selanjutnya penyanjungan Maria berlanjut dengan mengangkatnya menjadi pribadi Co-Redemptive yang artinya ikut berperan dalam penebusan.

Tentu kita sangat amat menghormati Maria, seorang wanita yang sangat berjasa, yang telah mengandung Yesus Kristus dalam tubuhNya sebagai manusia. Dia pasti seorang wanita yang sangat berkenan di hadapan Allah yang patut dicontoh oleh semua wanita. Namun, hati-hati karena iblis mau mendorong manusia agar berjalan keterusan dan terpeleset ke Neraka. Maria adalah manusia biasa yang membutuhkan pengorbanan Sang Juruselamat sebagai Anak Domba Allah di atas mezbah/salib.

Dan manusia yang mau dihitung dosanya tertanggung di Anak Domba Allah ia harus mengaku diri orang berdosa, dan mengaminkan pengorbanan Yesus di kayu salib adalah menggantikan dirinya. Saya yakin Maria telah memiliki iman yang demikian kepada Yesus Kristus Juruselamatnya, dalam hal ini bukan anaknya.

Kiranya tulisan singkat ini, yang tidak bermaksud menghina siapapun, bisa memicu pembaca agar beriman dengan akal budi, karena adalah kehendak Tuhan kita mengasihiNya dengan segenap AKAL BUDI kita.

Jakarta, 7 Mei 2021
DR. SUHENTO LIAUW
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
Maranatha!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *