Jihad berjuang untuk kebenaran yang mereka yakini dengan kekerasan. Mereka berkeyakinan bahwa jika mereka membunuh orang demi tujuan mereka, maka mereka bukan hanya tidak akan mendapat hukuman dari Tuhan bahkan sebaliknya akan mendapat hadiah. Karena konsep dan keyakinan demikian maka terjadilah bom-bom bunuh diri di mana-mana. Menurut mereka tindakan mereka adalah memerangi kejahatan dengan melakukan bom yang mematikan banyak orang yang tidak bersalah.
Sebagian lagi menghancurkan rumah atau toko yang dipakai untuk perjudian. Menghancurkan toko yang menjual minuman keras, bahkan mereka juga menghancurkan rumah yang dipakai untuk kebaktian. Mereka menuduh aktivitas-aktivitas tersebut sebagai kejahatan, maka mereka menghancurkan rumah-rumah tersebut. Tindakan menghancurkan rumah orang dinilai tidak jahat. Semua tindakan mereka diklaim sebagai kepatuhan terhadap kitab suci mereka, atau sebagai pengimplementasian iman fundamental mereka.
Kristen tidak menganut konsep tujuan menghalkan segala cara. Tujuan yang mulia harus dicapai dengan cara yang mulia juga. Justru di benak kaum Kristen alkitabiah, jangan sampai tujuan yang mulia dirusak oleh cara pencapaiannya yang tidak mulia.
Kristen alkitabiah adalah orang-orang yang percaya dengan segenap hati kepada Allah yang maha kuasa dan maha adil. Percaya sepenuh hati bahwa Allah adalah hakim terakhir yang akan mengadili dengan seadil-adilnya, dan akan “mengkasasi” ulang semua kasus di dunia ini.
Kristen alkitabiah tidak membalas kejahatan dengan kejahatan karena percaya bahwa segala kejahatan di dunia ini yang tidak terhukumkan oleh negara, pasti akan dihukum ulang oleh Allah yang maha adil. Hanya orang yang tidak percaya kepada Allahlah yang akan membalas kejahatan dengan kejahatan.
Kristen alkitabiah percaya pada fungsi negara sebagaimana ditetapkan oleh Allah sebagai pihak yang berwenang untuk menjatuhkan hukuman. Ketika seorang Fundamentalis Kristen dijahati oleh sesama warga negara lain, maka pertama Fundamentalis Kristen akan melaporkan kepada aparat hukum negara. Tentu bersamaan waktu juga melapor kepada Allah yang maha adil dengan doa.
Negara dengan aparat hukumnya diharapkan bisa melaksanakan hukuman yang setimpal atau bahkan seharusnya lebih berat kepada pelaku kejahatan. Tentara sebuah negara berperan menjaga agar negara tetap eksis supaya wilayah tersebut tidak akan menjadi wilayah tanpa pemerintah yang akan berlaku hukum rimba.
Ketika seorang warga negara percaya pada aparat penegak hukum negara tersebut maka ia tidak akan melaksanakan pembalasan melainkan menyerahkan semua perkaranya kepada aparat hukum. Sebaliknya apabila seorang warga negara tidak percaya kepada aparat hukum negara tersebut maka ia akan membalas sendiri setiap kejahatan yang menimpanya.
Selagi raja damai belum datang mendirikan kerajaan damai, kejahatan akan selalu ada. Ukuran keberhasilan aparat hukum sebuah negara, bukan hanya pada penurunan tingkat kejahatan yang terjadi pada negara tersebut, melainkan juga pada kepercayaan warga negara kepada aparat hukum yang diwujudkan dengan menyerahkan kasusnya untuk ditangani aparat hukum.
Sikap Terhadap Allah
Mengapakah Tuhan Yesus mengkategorikan orang-orang yang melakukan kejahatan sebagai anak-anak iblis? Selain memang iblis melakukan kejahatan, anak-anak iblis juga tidak rela mempercayakan kasusnya kapada Allah. Iblis tidak percaya bahwa Allah akan mengadili dengan adil dan akan mengadili ulang semua kejahatan yang telah diadili secara tidak adil oleh hakim dunia yang hatinya tidak adil.
Sebaliknya orang-orang yang tidak percaya kepada Allah, yang hanya di mulut saja menyeru-nyerukan nama Allah, akan melakukan pembalasan atas kejahatan yang menimpa mereka. Sesungguhnya mereka tidak percaya kepada Allah, mereka hanya memanfaatkan nama Allah untuk kepentingan mereka sendiri.
Jika mereka percaya kepada Allah maka mereka akan menyerahkan pembalasan kepada Allah, karena Allah berfirman, “…janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah,sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan” (Rom. 12:19)
BEDA MARTIR DAN JIHAD
Belakangan ini keharuman nama Fundamentalis Kristen tercoreng oleh fundamentalis agama lain yang menghalalkan cara demi tujuan. Padahal Fundamentalis Kristen menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan manusia untuk menentukan apa yang akan dipercayainya. Fundamentalis Kristen tidak mungkin melakukan kristenisasi karena mengkristenkan orang yang sesungguhnya tidak mau menjadi Kristen adalah kesalahan besar bagi Fundamentalis Kristen. Tidak boleh ada seorang Kristen pun yang tidak bertobat melainkan karena sesuatu yang bersifat jasmani, materi dan duniawi.
FUNDAMENTALIS KRISTEN BERANI MATI DEMI KEBENARAN YANG DIYAKININYA, BUKAN MEMATIKAN ORANG LAIN DEMI SESUATU YANG DIYAKININYA.
Martir adalah orang yang berani mati demi kebenaran yang diyakininya, sedangkan jihad adalah mematikan orang demi sesuatu yang diyakininya. Ingat, Fundamentalis Kristen itu pasukan martir, bukan pasukan Jihad.
KRISTEN NON-ALKITABIAH PERNAH BERTINDAK JIHAD
Banyak orang Kristen tidak tahu bahwa di masa lalu Kristen juga ada yang membunuh orang yang tidak sedoktrin dengan mereka. Jumlah ANABAPTIS yang dibunuh oleh Kristen non-alkitabiah jumlahnya tak terhitung. Kaum ANABAPTIS tidak setuju pembaptisan bayi, tidak setuju gereja-negara, dan masih banyak pengajaran gereja-negara yang mereka tidak setujui.
Akhirnya para ANABAPTIS menjadi musuh gereja-negara, dan mereka ditangkap, ada yang dibakar, ada yang ditenggelamkan, ada yang dipenjarakan dll. Sungguh mengerikan jika kita baca ulang sejarah tentang tingkah gereja-negara dalam menghabisi orang-orang yang mengkritik pengajaran mereka. Hampir sama dengan yang dilakukan oleh kelompok jihad di Timteng. Banyak ANABAPTIS telah ditenggelamkan oleh Zwingli di sungai Limnat.
Sekarang pun di Indonesia masih ada gereja yang merasa dirinya besar, atau mayoritas di daerah tertentu, tidak mengijinkan gereja denominasi lain berdiri di wilayah mereka. Mereka tidak segan memakai kekerasan, dan ada yang memakai aparat negara yang adalah anggota gereja mereka untuk menghalangi gereja lain berdiri.
Pembaca bisa melihat siapa jihad dan siapa martir? Pembunuh dengan alasan iman itu jihad, sedangkan yang dibunuh karena iman itu martir. Kaum Anabaptis tidak pernah menjadi penjihad melainkan hanya menjadi martir.
Jakarta, 17 Januari 2021
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
YouTube channel:GBIA GRAPHE
Maranatha!