MUSIK ROHANI VS DUNIAWI

Ketika di sebuah Group WA dibahas tentang musik, ada anggota Group yang segera bereaksi dan bertanya yang mana musik rohani dan mana musik duniawi? Dimana ayat bahwa musik Rock itu tidak boleh, dan lain sebagainya. Tentu tidak ada ayat Alkitab tentang musik Rock, karena saat Alkitab ditulis belum ada musik Rock sama halnya juga dengan tidak ada kata rokok.

Menurut Alkitab, hanya manusia rohani yang sanggup menilai segala sesuatu, sedangkan manusia duniawi tidak bisa menilai terhadap perkara rohani.

1 Kor. 2:14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. 15 Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa jika seseorang belum dapat membedakan perkara Rohani dan duniawi, sangat mungkin yang bersangkutan belum jadi manusia rohani, ia masih manusia duniawi. Menurut Alkitab memang manusia duniawi tidak bisa menilai perkara rohani.

Untuk menjadi manusia rohani, tidak ada cara lain selain bertobat dan mengaminkan Yesus Kristus telah dihukumkan menggantikannya di kayu salib. Jika hal ini dilakukan dengan tulus, dan tepat tertuju pada Yesus Alkitab, bukan Yesus lain yang di kalender dan patungnya di berbagai bukit, maka sesuai janji Alkitab, Roh Kudus akan memeteraikan orang tersebut (Ef. 1:13). Dan sejak saat itu orang tersebut akan menjadi ciptaan baru (2Kor.5:17). Selanjutnya, untuk tahu benarkah Roh Kudus sudah tinggal di hati orang tersebut ialah tekad dan usahanya untuk hidup Kudus bagi Tuhan. Karena jika Roh yang Kudus tinggal di hati seseorang maka orang itu seharusnya berusaha hidup kudus, dan karena Roh Kudus juga adalah Roh Kebenaran, maka orang itu juga seharusnya cinta kebenaran, serta akan mengejar kebenaran. Sajak saat itu dia menjadi manusia rohani, maka selanjutnya dia akan sanggup menilai perkara Rohani, dan mengutamakan perkara Rohani.

Setelah menjadi manusia rohani, barulah ia sanggup melihat perbedaan kehidupan rohani dan duniawi.  Selagi masih manusia duniawi ia tidak sanggup menilai perkara rohani, sedangkan manusia rohani sanggup menilai perkara rohani dan duniawi.

Manusia rohani sanggup membedakan cara bicara manusia rohani dan duniawi. Ketika manusia rohani terjebak di antara manusia duniawi, dari percakapan-percakapan akan sangat terasa bahwa ia sedang berada di lingkungan duniawi. Terlebih di masa medsos, yang pertemuan bukan secara fisik tetapi melalui tulisan, maka dari tulisan yang kasar, tidak sopan, bahkan memaki dengan omongan kotor, manusia rohani segera tahu bahwa lawan bicaranya sesungguhnya masih manusia duniawi sekalipun orang tersebut sudah Kristen sejak lahir bahkan katanya ia pengkhotbah.

Tutur kata atau tulisan di medsos adalah aspek utama untuk menilai karena aspek ini paling menonjol. Itulah sebabnya saya sering menasihati orang Kristen Rohani untuk berhati-hati dalam bermedsos. Tetapi tentu harus dapat membedakan KETEGASAN dari KEKAISARAN. Ketika seseorang berkata bahwa suatu ajaran salah bahkan sesat, itu tegas, bukan kasar. Bahkan bisa berkata bahwa ajaran tertentu dari setan, bahkan mengecam pengajaran tertentu sesat bukan orangnya, ini bukan kasar tetapi menunjukkan posisinya secara tegas. Sedangkan kasar itu jika yang bersangkutan menyapa orang tanpa hormat, dan sengaja merendahkan, bahkan mengolok suku, gereja, titel, posisi, jabatan, mengecam orangnya bukan poin pemikirannya, ini kasar bahkan ada unsur jahat.

Manusia rohani dapat membedakan cara berpakaian manusia rohani atau duniawi. Memang ada banyak orang yang berada di antara manusia rohani dan duniawi, tetapi ketika melihat seorang wanita memakai rok yang kekurangan kain, maka manusia rohani tahu bahwa wanita tersebut adalah manusia duniawi, sekalipun ia aktif di gereja. Ketika Alkitab berkata bahwa laki-laki yang berambut panjang adalah kehinaan, maka manusia rohani yang pria tentu tidak berambut gondrong.

Mengenai Musik

Demikian juga dengan musik. Alkitab menyatakan adanya nyanyian rohani (Ef. 5:19), maka pasti ada nyanyian duniawi. Tidak mungkin bahwa Allah maha kuasa maka semuanya milik Allah, lalu semua musik milik Allah. Dan, nyanyian bukan hanya terdiri dari syair atau kata-katanya, melainkan juga iramanya. Ada genre musik rohani dan genre musik duniawi. Lagu-lagu himne sangat khas, salah satunya ialah keteraturan ketukannya, dan ketukannya yang selalu jatuh pada ketukan pertama. Oleh sebab itu irama lagu-lagu himne menghasilkan keteraturan, kerapian, dan keindahan dalam kehidupan. Lagu Himne adalah lagu yang muncul di masa kekristenan berhasil keluar bebas dari kesesatan dan tekanan yang berlangsung sekitar satu millennium.

Iblis, dari kejatuhannya yang membawa gambus (Yes.14:11), disinyalir adalah mantan pemusik di Sorga. Dia tahu bahwa dengan musik, alat paling efektif yang bisa dipakainya, ia bisa memasukkan seluruh keinginannya ke dalam manusia bahkan ke dalam orang Kristen. Iblis memperkenalkan musik dengan  backbeat. Jika himne selalu jatuh pada ketukan pertama, iblis memperkenalkan musik dengan penekanan pada ketukan keduanya. Musik Rock dengan pukulan drum sangat menyolok menekankan pada ketukan kedua, dan itu memacu pemberontakan. Itulah sebabnya sering kali terjadi keributan (pemberontakan/pengerusakan/penghancuran) di konser-konser musik Rock.

Fakta bahwa ada musik dan nyanyian rohani, dan juga musik dan nyanyian duniawi, tidak bisa dipungkiri. Alkitab menyatakan ada nyanyian rohani, berarti ada nyanyian duniawi. Bisakah Anda membedakan nyanyian rohani dari nyanyian duniawi?

Saya sering berkata, jika gerejamu bernyanyi dengan musik dan lagunya, tidak dapat lagi dibedakan dari dunia bernyanyi dengan musik dan lagunya, maka kalau bukan gerejamu sudah semakin duniawi, berarti dunia sudah semakin rohani.

Ada dua hal yang sangat utama dari bernyanyi untuk Tuhan.

Pertama ialah Pencipta lagunya. Siapakah pencinta lagunya? Apakah menurut akal sehat Anda Tuhan akan senang mendengar lagu yang diciptakan oleh anak iblis, bukan anakNya? Saya tidak yakin Tuhan senang. Siapa Pencipta lagu atau musik itu?

Kedua Siapakah yang menyanyikan lagu itu? Apakah lagu itu dinyanyikan oleh orang yang sudah lahir baru? Saya sering mendengar lagu AMAZING GRACE dinyanyikan di berbagai acara karena saking merdu iramanya. Bahkan lagu Amazing Grace dinyanyikan di night club, mungkin sesaat setelah yang bernyanyi selesai berzinah. Apakah Tuhan senang mendengarnya? Apakah Tuhan lebih suka domba korban daripada menaati Tuhan?

Jadi, siapakah pencipta sebuah lagu untuk Tuhan? AnakNya, atau anak musuhNya? Kemudian siapa yang menyanyikan lagu itu? Sekalipun penciptanya John Newton, tetapi yang menyanyikannya adalah orang yang tidak mau bertobat, apakah Tuhan bisa senang? Tak Mungkin. Mereka menyebut diri mereka Kristen, tetapi dari rambut mereka, pakaian mereka, goyang genit mereka di panggung, semuanya bertentangan dengan pengajaran Alkitab. Apakah Tuhan bisa senang dengan orang yang membawa korban domba tetapi yang dalam kehidupan sehari-harinya tidak mau taat? Silakan renungkan.

Hal yang tidak kalah penting lain ialah motivasi bernyanyi yang sesungguhnya untuk siapa? Dari gaya si penyanyi di atas panggung, pakaian yang dikenakannya, serta gerak-gerik yang tunjukkannya, tidak sulit untuk melihat motivasi si penyanyi. Bahkan banyak yang nuansa kedagingannya sangat menyolok, sangat gampang untuk menilai bahwa itu bukan untuk Tuhan melainkan hanya sebuah entertainmen. Banyak acara kebaktian sudah tidak jauh berbeda dari Britain Got Talent, atau Asia Got Talent. Orang Kristen telah membawa masuk KUDA TROYA ke dalam gereja, yaitu musik.

Kami, GBIA, memutuskan hanya memakai lagu himne dalam semua acara jemaat. Karena kami tidak mau memberi lubang sekecil apapun bagi iblis untuk masuk. Kami lihat dengan sangat jelas bahwa iblis merusak gereja, dengan terlebih dulu merusak generasi mudanya, memakai musik. Iblis memperkenalkan CCM (Contemporer Christian Music), yang iramanya SAMA dengan irama musik duniawi. Dari musik yang sama dengan musik dunia iblis membuat Kristen generasi muda tanpa lahir baru semakin tidak dapat membedakan perkara Rohani dan duniawi.

Kami mau, baik generasi tua maupun muda dari seluruh GBIA TETAP menjaga perbedaan dalam hal musik dan lagu dari dunia. Alkitab dengan jelas memerintahkan anak-anak Tuhan untuk berbeda dari dunia. Oleh sebab itu pencegahan harus dimulai dari lagu yang dinyanyikan dalam acara berjemaat.

Tolong dicatat bahwa kami tidak pernah berkata bahwa lagu selain Himne adalah lagu iblis. Ada lagu kebangsaan, lagu daerah, lagu anak-anak dan lain sebagainya. Kami memutuskan hanya memakai lagu himne dalam semua acara jemaat adalah demi tidak memberi lubang sekecil apapun untuk iblis masuk. Karena sekali kami buka pintu untuk lagu-lagu non-himne, maka semua lagu akan masuk, saat itu kami pasti akan mengalami kesulitan mengidentifikasi tiap-tiap lagunya. Dan saat itulah iblis akan memasukkan musiknya dan lagunya dengan membonceng lagu-lagu non-himne.

Tetapi ingat kata Alkitab, manusia duniawi tidak sanggup menilai sesuatu yang bersifat rohani. Sedangkan manusia rohani sanggup menilai kedua-duanya (1 Kor. 2:14-15).

Jakarta, 14 Mei 2019
Dr. Suhento Liauw
Maranatha!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *