Ada pengkhotbah yang tidak memahami kebenaran Alkitab, dan sembarangan mengajar sehingga kesimpulannya kacau balau. Ia mengajarkan bahwa percaya Yesus saja belum bisa masuk Sorga, seseorang harus sempurna seperti Bapa, sambil mengutip ayat berikut,
Mat 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Padahal, ayat tersebut di atas disampaikan Tuhan pada KhotbahNya di bukit yang inti dari seluruh khotbahnya ialah perubahan penekanan. Pada zaman ibadah simbolistik ritualistik dan jasmaniah penekanan kesucian bersifat jasmaniah, misalnya jangan berzinah secara jasmani. Dalam khotbah di bukit Tuhan nyatakan bahwa Kerajaan yang akan dibangunNya ialah Kerajaan Rohani, sehingga penekanan beralih menjadi rohaniah atau hati, sehingga dikatakanNya, hanya memandang wanita dan menginginkannya, sudah berzinah dengannya. Dengan demikian maka tidak ada satu orang laki-laki pun yang tidak berzinah terutama mereka yang baru puber dan sering bermimpi basah.
Ayat tersebut di atas sesungguhnya diucapkan Tuhan untuk menggiring pendengarNya, bahwa tidak ada satu orang pun yang tidak berdosa, tidak ada orang yang bisa sempurna. Nabi Yesaya ketika berhadapan dengan kekudusan Allah, berseru bahwa kesalehannya hanya seperti kain kotor (Yes.64:6). Abraham jatuh, bahkan Musa pun jatuh, tidak ada orang benar, satu orang pun tidak ada (Rom.3:10,23).
Syarat masuk Sorga ialah SEMPURNA, ini benar, karena Sorga adalah tempat yang MAHA KUDUS, maha sempurna. Dan hanya orang kuduslah yang bisa menghampiri Allah yang maha Kudus. Tetapi sejak kejatuhan manusia, tidak ada satu manusia pun yang bisa hidup kudus memenuhi tuntutan Tuhan.
Karena tidak ada manusia yang bisa sempurna maka Yesus datang MENJALANI hidup yang sempurna, dan dihukumkan untuk dosa seisi dunia (Yoh. 1:29). Manusia yang menyadari bahwa dirinya tidak bisa sempurna, diminta BERTOBAT dan PERCAYA bahwa Yesus Kristus dihukumkan menggantikannya. Sejak dia bertobat dan mengaminkan bahwa Yesus dihukumkan menggantikannya, maka semua dosanya telah dihitung terhukumkan, maka ada pernyataan bahwa orang yang di dalam Yesus Kristus tidak akan dihukum lagi.
Rom 8:1 ITB Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus alkitabiah, yang mengaminkan bahwa Yesus TELAH dihukumkan menggantikannya, tidak akan dihukum lagi, karena sesungguhnya telah dihukumkan pada diri Yesus Kristus. Orang-orang PL menempuh jalan ke Sorga yang sama karena jalannya hanya satu, yaitu Yesus Kristus. Bedanya hanya mereka percaya pada Juruselamat yang AKAN DATANG. Mereka memandang ke depan sedangkan kita memandang ke belakang. Pengajaran bahwa Allah memilih orang TANPA KONDISI untuk masuk Sorga itu penghinaan terhadap usaha keras pemberitaan Injil.
Ketika seseorang sudah bertobat dengan sungguh, dan beriman dengan sungguh kepada Yesus alkitabiah, maka dia menjadi anak Allah, dan juga menjadi orang kudus (Yoh.1:12, Ef.1:1). Ia diberikan posisi ORANG KUDUS (sempurna) bukan karena usahanya, melainkan karena imannya. Alkitab kasih tahu bahwa pada saat dia percaya, dia dimeteraikan oleh Roh Kudus (Ef.1:13) Jadi, dia telah mendapatkan POSISI orang kudus, dan HATI yang kudus. Posisi dan hati yang kudus adalah JAMINAN untuk masuk Sorga.
Selanjutnya orang yang sudah diberi posisi dan hati yang kudus itu, karena belum masuk Sorga, diperintahkan untuk membangun karakter yang kudus.
2Co 7:1 ITB Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian MENYEMPURNAKAN KEKUDUSAN KITA dalam takut akan Allah.
Kita disuruh menyempurnakan kekudusan kita, artinya sudah ada kekudusan tetapi belum sempurna. Mengapa? Karena kita sudah ada posisi orang kudus dan hati yang kudus yang diberikan karena iman, namun belum ada karakter yang kudus. Karakter yang kudus diusahakan DALAM TAKUT AKAN ALLAH.
Jadi, orang yang sudah punya posisi Kudus dan hati yang kudus, PASTI ada keinginan untuk membangun karakter yang kudus. Kalau tidak ada keinginan membangun karakter yang kudus berarti dia belum bertobat dan percaya bahwa Yesus menggantikannya dihukumkan. Sekali pun sudah punya posisi yang kudus dan hati yang kudus, ia tetap masih bisa jatuh dalam dosa, tak mungkin bisa sempurna.
Posisi dan hati yang kudus YANG DIBERIKAN atas dasar iman (Ef. 2:8-9), adalah pasport untuk masuk Sorga. Orang tersebut menjadi warga negara Sorga, mirip seseorang diberi warga negara AS, tetapi masih tinggal di Indonesia tunggu penjemputan atau berangkat sendiri. Segala perbuatannya, bahkan sampai membunuh orang dia tetap warga negara AS, kecuali dia menyatakan menolak kewarganegaraan AS dan kembali memilih kewarganegaraan Indonesia (murtad).
Sekali lagi, posisi dan hati yang kudus diberikan kepada seseorang secara CUMA-CUMA karena iman. Dan ini yang menjamin seseorang PASTI masuk Sorga. Sedangkan karakter yang kudus yang disuruh usahakan itu adalah untuk kesaksiannya. Sebagai warga negara sorgawi seseorang harus mengharumkan negara, ya mirip warga AS berkewajiban mengharumkan nama negara juga. Jika seseorang yang sudah punya posisi dan hati yang kudus gagal membangun karakter yang kudus, maka dia pasti akan menerima penghukuman, bisa kena penghukuman di bumi, (warga AS di Indonesia), atau nanti diadili di Bema Kristus (diadili di AS). Karakter yang kudus bukan syarat untuk masuk Sorga, melainkan untuk kesaksian di dunia dan untuk menentukan kemuliaan yang akan dikaruniakan, serta jenjang pemerintahan di Kerajaan 1000 th.
Kelihatannya pengkhotbah yang mengajarkan kesempurnaan karakter yang seperti BAPA untuk masuk Sorga, disebabkan karena ia kebingungan antara POSISI, HATI, dan KARAKTER yang kudus. Kegagalannya membedakan tiga aspek tersebut, dan ditambah lagi karena melihat tingkah laku para Kristen KTP, serta Kristen yang mengejar materi oleh dorongan theologi sukses, ia mengajarkan percaya Yesus belum bisa masuk Sorga, orang tersebut harus berjuang menjadi SEMPURNA seperti Bapa.
Pengajaran ini sangat berbahaya karena telah menyebabkan banyak orang Kristen kebingungan dan bertanya kepada saya. Jika kita tanya mereka, sudah sempurna? Belum! Akan bisa sempurna? Tidak tahu. Mereka dibuat tidak yakin akan masuk Sorga dengan iman, dan juga tidak yakin bisa mencapai kesempurnaan SEPERTI BAPA. Injil palsu, mengerikan.
Saya menulis dengan kasih Kristus, agar yang salah bisa kembali kepada kebenaran.
Jakarta, 27 Februari 2020
Dr. Suhento Liauw
<www.graphe-ministry.org>
Maranatha!