Tidak dapat dipungkiri bahwa AS adalah negara zaman modern yang terhebat sejak didirikan pada tahun 1776. Dunia akan sangat berbeda jika tidak ada AS di muka bumi. Semua orang di Eropa akan berbahasa Jerman, dan semua orang di Asia akan berbahasa Jepang. Dua kali AS menolong dunia yang mengalami tragedi karena ambisi segelintir orang yang sakit jiwa dan yang haus kekuasaan.
Semua negara di muka bumi sesungguhnya berhutang kepada USA. Mustahil bisa mengalahkan Jepang dengan bambu runcing, karena dengan segala senjata konvensional, Jepang masih tetap gagah hingga perlu dijatuhkan dua bom atom, satu di Hirosima dan satu di Nagasaki.
Komposisi Masyarakat AS
AS adalah Negara yang didirikan oleh orang-orang yang berpikiran waras, dan menjunjung tinggi Alkitab. Sungguh tidak ada duanya di muka bumi. Bahkan Bapak pendiri negara AS, George Washington adalah seorang yang tadinya dibaptis bayi di gereja Inggris, namun dalam masa Revolusi ia meminta Chaplain John Gano membaptis ulang dia di sebuah sungai. Ketika ditanya, bukankah dia sudah dibaptis saat bayi, beliau menjawab bahwa itu dia tidak tahu lagi pula itu bukan keputusannya. Sekarang dia mau dibaptis yang atas keputusannya sendiri.
Hasilnya berdirilah sebuah negara yang sungguh-sungguh menyenangkan hati Tuhan, sebuah negara demokratis yang menjunjung tinggi Alkitab dan akal sehat dengan rakyat yang patuh hukum yang dibuat oleh Kongres, disetujui Senat dan Presiden. Kebebasan berbicara, kebebasan memberitakan Injil dan kebebasan melakukan segala hal yang positif telah menjadi penopang bercahayanya negara ini berabad-abad. Di negara ini, jika engkau melakukan hal yang tidak merugikan orang lain, tidak mengganggu orang lain, seperti bernyanyi atau kebaktian di rumah kamu sendiri, sama sekali tidak ada orang yang akan melarangmu. Karena secara akal sehat negara perlu turun tangan jika ada orang yang mencoba mengganggu orang lain.
Karena ada kebebasan berpikir, ada kebebasan melakukan hal yang berguna, maka hasilnya adalah perkembangan di segala bidang. Pendidikan semakin berkembang, berdiri jumlah universitas yang hampir tidak bisa dihitung dan otomatis menjadi negara dengan teknologi terdepan. Dan puncaknya, AS adalah negara satu-satunya yang sudah menancapkan benderanya di bulan. Sesungguhnya bulan yang di malam hari menerangi kita itu milik AS.
Secara kerohanian, pada abad 18 dan 19, orang yang pada hari Minggu tidak pergi ke gereja akan dilihat oleh tetangganya sebagai orang aneh yang patut dihindari karena tidak rohani dan ada kemungkinan bisa berbuat jahat. Sebuah negara demokrasi dengan rakyat sekitar delapan puluhan persen adalah orang Kristen lahir baru, bayangkan betapa hebat bukan? Tak heran sama sekali jika Tuhan sangat memberkati Amerika Serikat (AS).
Amerika Serikat (AS) adalah negara pengirim misionari terbanyak di dunia. Gereja-gereja Baptis seluruh AS berlomba-lomba mengirim misionari sesudah Adoniram Judson. Sungguh ini adalah keadaan yang Tuhan senangi dari sebuah negara di muka bumi. Iblis tentu sangat tidak senang oleh sebab itu ia menghasut Hittler dan Jenderal-jendral Jepang untuk menjadi haus kekuasaan dan melancarkan Perang Dunia II. Jika tanpa PD II seturut kelajuan pengiriman misionari ke berbagai wilayah, maka seluruh dunia akan menerima berita Injil bahkan akan dipenuhi gereja-gereja yang alkitabiah.
Mengimpor Virus Tanpa Imunisasi
Ketika gereja-gereja di AS mengirim misionari ke berbagai negara menginjil, itu hal yang sangat bagus. Tetapi ketika orang-orang dengan berbagai agama datang ke AS adalah hal yang sangat tidak bagus terutama karena gereja-gereja dan orang Kristen di AS tidak siap untuk menginjili mereka.
Setelah selesai PDII, banyak sekali pengungsi membanjiri AS. Mereka berasal dari berbagai negara dan berbagai latar belakang agama. Orang Yahudi yang lari dari Hittler sangat banyak, tetapi mereka hanya hidup eklusif dengan agama mereka sendiri yang berpusat di sinagoge yang mereka dirikan sendiri.
Pendatang dari berbagai negara lain dengan latar belakang agama mereka juga banyak. Pengungsi dari Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Asia membanjiri AS. Karena kebebasan bergama yang sangat dijunjung tinggi, maka berdirilah bukan hanya Sinagoge melainkan juga Vihara, Klenteng, Mesjid, bahkan Pura di AS yang sebelumnya barang-barang itu tidak ditemukan di AS.
Sesungguhnya faktor yang paling menarik imigran menuju AS ialah pendidikan. Semua anak pintar di seluruh dunia bercita-cita suatu hari bisa duduk di bangku kuliah salah satu universitas di AS. Faktor ini penyebab universitas AS dipenuhi oleh mahasiswa manca negara yang berlatar belakang berbagai agama. Karena mereka adalah anak-anak pilihan dari berbagai negara maka tidak heran kalau mereka sangat pintar bahkan lebih pintar dari anak-anak AS sendiri.
Kondisi yang sangat buruk bagi kekristenan ialah bahwa gereja dan orang Kristen di AS yang banyak mengirim misionari ke berbagai negara malah tidak siap menginjili orang-orang yang berbondong-bondong membanjiri AS. Anak-anak pintar itu ketika mereka tamat sekolah dengan nilai yang gemilang, memilih tidak kembali ke negara mereka karena gajinya kecil. Mereka memilih tinggal di AS bahkan menjadi warga negara AS. Tidak sedikit mereka yang menjadi tenaga ahli, menduduki posisi-posisi penting. Banyak yang menjadi dokter spesialis, pengacara, menjadi dosen di berbagai universitas bahkan menjadi anggota dewan.
Hal yang sangat menyedihkan ialah pendatang dari berbagai negara tersebut tetap tidak terinjili sehingga mereka membawa pengaruh pada orang-orang di sekitar mereka apalagi yang di bawah mereka. Situasi sekarang di kampus-kampus AS dipenuhi dosen yang atheis dan yang beragama lain yang berasal dari berbagai negara lain. Situasinya seperti mengimpor virus ke dalam tubuh yang tidak memiliki program immunisasi.
Para dosen yang atheis dan yang beragama lain membawa pengaruh yang sangat besar terhadap mahasiswa manca negara maupun yang domestik. Berpuluh-puluh tahun gereja di AS menganggap remeh terhadap situasi ini. Mereka rajin mengirim misionari ke berbagai negara tetapi mereka lupa menjaga negara mereka dari virus atheis dan berbagai agama yang diciptakan oleh iblis. Jika di dunia sepak bola, itu strategi yang terlalu semangat menyerang, sampai lupa pada pertahanan sehingga ketika terjadi penyerangan balik, gawang kebobolan.
Iblis sangat cerdik, ia sengaja masuk melalui pendidikan, berusaha menguasai pendidikan, dan menarget generasi muda. Generasi tua yang beriman teguh serta alkitabiah diabaikan karena mereka semua akan mati sesuai giliran waktunya. Ketika semua kampus bisa dipegang, generasi muda bisa dipengaruhi, maka iblis tahu bahwa masa depan akan di tangannya.
Pendatang Yang Tidak Cinta AS
Para pendatang di AS yang orang tua dan sanak famili mereka masih di negara asal, adalah orang-orang yang kecintaan mereka terhadap AS sangat dipertanyakan. Ada berapa persen nasionalisme AS di dalam hati mereka? Banyak di antara mereka yang pergi ke AS adalah orang yang hanya demi memperbaiki taraf hidup, dan yang ingin menikmati fasilitas dan kenyamanan hidup di AS. Mereka tidak mengerti cara semua itu dicapai, tidak mengerti bahwa itu adalah hasil demokrasi yang mayoritas rakyatnya adalah orang Kristen lahir baru dari gereja-gereja alkitabiah.
Demokrasi di negara lain yang rakyatnya bukan orang Kristen lahir baru tidak akan berhasil seperti AS karena yang membuat berhasil sesungguhnya bukan demokrasinya tetapi rakyatnya yang sungguh lahir baru yang menopang demokrasi itu. Kondisi hati pendatang baru sangat berbeda dari orang AS saat kemerdekaan yang sempat perang dahsyat dengan Inggris, mereka ini sangat mencintai AS. Mungkin ada yang lari ke AS karena penganiayaan di negara asalnya yang bisa mengasihi AS daripada negaranya. Tetapi hanya orang Kristen lahir baru saja yang dapat melihat bahwa keberhasilan demokrasi AS itu faktor utamanya ialah gereja yang alkitabiah.
Iblis Mengaduk Amerika Latin
Di Eropa iblis mengaduk Timteng, yang adalah miliknya agar terjadi kekacauan dan terjadi penyerbuan tanpa peluru ke Eropa dan berhasil menduduki Eropa, di benua Amerika iblis berusaha melakukan hal yang sama.
Pertama Iblis menahan Amerika Latin agar tetap terbelakang dengan sistem pemerintahan komunisme, dan diktator. Ia juga mencengkram iman mereka dengan gereja yang didirikannya sambil bergabung dengan berbagai mistikisme, dari sembahyang di kuburan sampai woodoo. Masyarakat Amerika Latin penuh dengan aktivitas penyembahan iblis. Mereka tidak bisa hidup sejahtera, dan pemerintahan mereka pun tidak bisa efektif. Padahal mereka lebih duluan merdeka daripada AS. Kelihatannya faktor penyebab buruknya kondisi Amerika Latin ialah karena iman masyarakatnya.
Iblis memakai taktiknya yang berhasil menggiring pengungsi Timteng menyerbu Eropa untuk diterapkan di benua Amerika. Iblis mau agar AS dibanjiri oleh orang-orang yang tidak lahir baru yang gerejanya juga mengajarkan sembahyang mistik di kubur dan woodoo menyerbu AS.
Kini kita bisa saksikan di televisi betapa banyaknya orang yang berjalan dari Honduras, Venezuela dan lain-lain menuju perbatasan AS-Mexico. Ada rombongan yang jumlahnya ratusan ribu orang seperti jumlah penduduk satu kota, siap masuk ke AS. Partai Demokrat kesenangan karena orang-orang ini nanti kalau sudah jadi warga AS akan menjadi konstituen mereka. Bagi mereka semakin banyak orang dari negara Amerika Latin yang berpindah ke AS, maka saat pemilihan parlemen maupun presiden, merekalah yang akan semakin diuntungkan.
Dengan masuknya orang-orang berbagai agama dari berbagai bangsa dari yang resmi berstatus sebagai mahasiswa sampai yang masuk melalui lompat pagar, ditambah dengan rakyatnya sendiri yang sudah menjadi atheis, akhirnya iblis tertawa karena dia tahu persis dengan sistem demokrasi yang dijunjung tinggi maka selanjutnya dialah yang akan menjadi pengendali negara tersebut.
Ketika artikel satu ini sedang ditulis, tanggal 15 Desember 2018, Presiden Trump sedang bersitegang dengan anggota Senat dan Kongres partai Demokrat, karena Presiden Trump membuat budget 5 miliar dollar untuk bikin pagar di perbatasan dengan Mexico tetapi dari pihak Demokrat hanya mau menyetujui 1,6 miliar saja. Pihak Demokrat sebenarnya separuh hati mau membangun tembok yang kuat karena dalam hitungan mereka semua pendatang dari Amerika Latin nanti akan berdiri di pihak mereka.
Bayangkan jika tidak ada tembok yang kokoh yang tak bisa dilewati di perbatasan dengan Mexico, maka bukan ratusan ribu, bahkan bisa ratusan juta penduduk Amerika Latin pindah ke AS. Hasil akhirnya kita sudah bisa lihat, yaitu AS akan berubah menjadi seperti Amerika Latin. Kalau mereka adalah faktor positif maka di negara mereka tentu sudah berhasil merubah negara mereka menjadi negara bagus.
Permainan iblis terlihat jelas, dia obok-obok Timteng dan menyebabkan rakyat Timteng berbondong-bondong ke Eropa. Teknik yang sama mau diterapkannya di benua Amerika yaitu mengobok-obok Honduras, Venezuela dll., yang akhirnya akan mendorong mereka menuju AS untuk merusak AS, terutama merubah komposisi antara rakyat yang lahir baru dalam gereja alkitabiah, dengan yang tidak lahir baru yang beriman pada segala macam agama. Demokrasi akhirnya di tangan iblis, dan nanti suatu saat ia akan memakainya. Bayangkan, jika demokrasi di Eropa dan Amerika di tangan iblis, sedangkan Rusia dan China memang sudah miliknya, apa yang iblis bisa lakukan di masa yang akan datang?***