HAKIMILAH

Banyak orang tanpa pengertian yang benar berkata, JANGAN MENGHAKIMI!

Biasanya mereka hanya ingat Mat. 7:1 yang terkenal,

“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.”

Biasanya mereka yang sering berkata jangan menghakimi hanya baca separuh kalimat yaitu “Jangan kamu menghakimi,” tidak melanjutkan separuh kalimat yang menjadi alasan jangan menghakimi itu.

Ayat ini sama sekali tidak mengajarkan bahwa Tuhan melarang menghakimi, karena sebagai manusia yang waras tidak mungkin tidak menghakimi.

Di ayat lain Tuhan malahan menyuruh menghakimi.

Yoh 7:24 Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.”

αλλα την δικαιαν κρισιν κρινατε (alla ten dikaian krisin krinate) KJV menerjemahkan but judge righteous judgment.  literalnya HAKIMI DENGAN BIJAK, karena kata δικαιαν (dikaian) itu artinya righteous atau bijak.

Ternyata menurut Alkitab Tuhan tidak melarang menghakimi melainkan perintahkan untuk menghakimi secara bijaksana. Sekali lagi, tidak ada manusia waras yang tidak menghakimi, bedanya hanya ada orang yang menghakimi dengan sembrono dan ada yang menghakimi dengan bijak. LAI menerjemahkan δικαιαν (dikaian) dengan kata adil, sesungguhnya bijak lebih tepat daripada adil.

Menghakimi adalah sama dengan menilai. Setiap manusia yang bijak ketika mau mengambil keputusan ia akan melakukan penilaian. Begitulah yang dilakukan oleh seorang hakim ketika ia akan mengambil keputusan. Di Indonesia hakim yang memutuskan, sedangkan di AS juri yang terdiri dari sejumlah orang yang memutuskan bersalah atau tidak, sedangkan hakim hanya melihat di KUHP bentuk hukuman yang sesuai dengan pelanggaran orang yang dinyatakan bersalah oleh juri.

Sebelum juri memutuskan seseorang yang sedang disidang bersalah atau tidak, mereka mendengarkan argumentasi dari jaksa penuntut, dan juga argumentasi dari pengacara yang membela. Setelah semua pihak didengar argumentasinya, kemudian juri mengambil keputusan guilty or not guilty.

Dalam kehidupan, banyak bidang pekerjaan yang mengharuskan seseorang mengambil keputusan. Dalam semua pertandingan olah raga harus ada juri yang menghakimi. Dalam sepak bola, tennis, bulu tangkis bahkan ada hakim garis. Dosen dan Guru setiap hari harus menilai hasil kerja murid, ini sama dengan menghakimi.

Bahkan, sekarang ketika Indonesia sedang dalam suasana politik, sesungguhnya semua orang Indonesia yang waras dan cukup umur akan memutuskan, memilih, tetap mempercayakan Jabatan Presiden pada bapak JKW atau ganti yang lain.  Dalam medsos dibahas berbagai hal sehubungan dengan kinerja JKW, keberhasilannya dan kegagalannya. Segala macam argumentasi dikemukakan oleh pembela JKW dan opositornya.

Rakyat Indonesia YANG WARAS harus menilai, menghakimi, dan memutuskan tetap pilih JKW atau pilih penantangnya. Hanya orang yang tidak waras, atau yang idiot yang tidak perlu ikut pilih maka tidak menghakimi. Ingat, dalam tiap-tiap saat kehidupan manusia, ia harus membuat keputusan, yang sama dengan menghakimi, oleh sebab itu Tuhan berkata hakimilah dengan bijak.

Lalu makna pernyataan Tuhan dalam Matius 7:

1 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Perhatikan, baca ulang lagi. Dalam Perikop ini Tuhan bukan mengajar kepada manusia untuk tidak menghakimi, melainkan JANGAN MUNAFIK. Perhatikan ayat 5, Hai orang munafik!

Orang munafik itu yang bagaimana?
1. Orang yang hanya melihat kesalahan orang lain, dan tidak bisa melihat kesalahan dirinya sendiri.

2. Orang munafik itu menghakimi orang pakai ukuran dirinya sendiri. Dan ketika ukuran yang sama dipakai untuk mengukurnya, dia tidak terima.

3. Orang munafik itu orang yang hanya senang menghakimi, dan ketika dia terpojok langsung berkata JANGAN MENGHAKIMI.

4. Orang munafik adalah orang yang bahkan tidak menyadari bahwa dirinya sedang menghakimi orang lain. Dia tidak tahu bahwa pernyataannya JANGAN MENGHAKIMI, ini adalah tindakannya yang sedang menghakimi orang. 😮😮

Jadi, sesungguhnya Tuhan tidak pernah melarang murid-muridnya menghakimi. Malahan Tuhan suruh murid-muridnya menghakimi, dan kata Tuhan hakimilah dengan bijaksana, dengan penuh hikmat, dengan adil.

Dan iblis yang sudah biasa memakai ayat Alkitab untuk menyerang murid Tuhan yang sejati menemukan ayat ini dan ia biasanya hanya mengutip separuh saja, untuk dipakai sebagai alat untuk membungkam kritikan, terutama yang akan menjurus ke arah membuka kedoknya. Ingat, iblis itu menyamar sebagai nabi palsu, dan kata Tuhan ia seperti serigala berbulu domba. Setiap kali kedoknya hampir akan terbuka, ia pasti akan memakai jurus jitunya JANGAN MENGHAKIMI. Jurus ini lumayan ampuh terutama terhadap orang-orang yang tidak menguasai ayat-ayat Alkitab. Ingat, saat iblis berhadapan dengan Tuhan untuk mencobaiNya, ia memakai ayat Alkitab di luar konteks.

Kiranya pembaca bertambah hikmat, dan akan teringat uraian ini ketika mendengar orang berkata JANGAN MENGHAKIMI. 😊😊

RBC, Kalimantan Barat, 23 Agustus 2018.
Dr. Suhento Liauw
<www.graphe-ministry.org>
Maranatha!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *