ALKITAB FIRMAN YANG SEMPURNA

Exegesis 1 Korintus 13:8-13

8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
9 Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
10 Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.
13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

EXEGESIS PERIKOP:

[1] Paulus nyatakan bahwa KASIH tidak berkesudahan, artinya akan ada kasih terus hingga kekal. KASIH ada sejak awal sampai akhir, dia bukan yang akan datang, kasih sudah ada dan akan ada terus hingga kekal.

[2] Ada tiga karunia rohani yang tidak kekal, yaitu nubuatan yang akan berakhir, bahasa lidah akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Perhatikan, seharusnya bukan bahasa roh tetapi dalam bahasa Yunaninya ialah bahasa lidah (speaking in Tongue). Dan pengetahuan yang akan lenyap itu bukan akal sehat, tetapi maksudnya ialah karunia pengetahuan, misalnya pada zaman itu tanpa perlu belajar seseorang diberi pengetahuan.

[3] Tiga karunia tersebut akan berhenti, berakhir, dan lenyap apabila YANG SEMPURNA. tiba.

[4] Pada ayat ke 13 dikatakan bahwa ketika YANG SEMPURNA tiba maka akan tinggal IMAN, PENGHARAPAN dan KASIH. Berarti ketika yang sempurna tiba orang Kristen masih di bumi sebab kalau sudah di Sorga tentu tidak perlu iman lagi. Dan berarti yang sempurna yang dimaksud oleh Paulus bukan Tuhan Yesus karena kalau Tuhan Yesus tiba maka tidak diperlukan lagi iman maupun pengharapan.

[5] Meninjau bahasa asli dari kata YANG SEMPURNA adalah τo τέλειοv (to teleion), adalah Adjective, Accusative, Neutral, Singular. Artinya kata sifat, obyek, benda, dan tunggal. Maka itulah sebabnya di banyak Interlinear kata ini diterjemahkan the perfect thing (BARANG sempurna).

[6] Dari poin 5, secara grammar, berarti yang sempurna itu sebuah barang (benda), bukan Yesus karena kalau yang dimaksud Yesus maka Paulus akan memakai gender maskulin, bukan netral.

[7] Jika dihubungkan dengan konteksnya, perikop itu sedang berbicara tentang sesuatu yang berhubungan dengan pewahyuan yaitu nubuatan, bahasa lidah, dan pengetahuan. Barang sempurna yang akan datang itu BERPOSISI menggantikan nubuatan, bahasa lidah, dan pengetahuan.

[8] Kelihatannya sulit untuk menghindari penafsiran bahwa yang dimaksud dengan BARANG SEMPURNA di situ ialah ALKITAB atau firman tertulis (Written Revelation). Firman tertulis yaitu firman yang sudah sempurna, selesai dituliskan (datang) maka ia akan sebagai pengganti firman lisan yang tidak sempurna.

[9] Berarti, ketika Alkitab selesai diwahyukan dan dituliskan, maka nubuatan lisan berakhir, karunia bahasa lidah berhenti, dan karunia pengetahuan lenyap, selanjutnya untuk mendapatkan pengetahuan seseorang harus melalui sekolah, bukan dengan doa puasa. Sebelumnya orang berpatokan pada nubuatan lisan yang tidak pasti dan tidak tepat berpindah ke nubuatan tertulis yaitu Alkitab. Sebelumnya orang dikuatkan melalui fenomena bahasa lidah namun setelah Alkitab selesai selanjutnya dikuatkan melalui ayat-ayat Alkitab yang tertulis. Tuhan tidak memberikan karunia pengetahuan secara supranatural lagi melainkan melalui sekolah.

[10] Pewahyuan isi Alkitab berakhir sampai kitab Wahyu 22:21, yang terjadi sekitar tahun 95-98 AD di pulau Patmos kepada Rasul terakhir yaitu Yohanes, dan itu adalah wahyu terakhir dari Tuhan.

[11] Sesudah pewahyuan kitab Wahyu, maka tidak turun wahyu tambahan lagi, sehingga di Wahyu 22:18-19 dikatakan tidak boleh ada pihak yang menambah wahyu lagi. Alkitab menjadi sebuah KANON, atau patokan, atau ukuran pasti.

[12] Karena tidak ada penambahan wahyu lagi maka berarti Alkitab adalah Satu-satunya firman Tuhan, Alkitab adalah kanon tertutup. Kanon artinya ukuran atau patokan, berarti Alkitab adalah satu-satunya PATOKAN kebenaran.

[13] Lalu mengapakah dalam surat Korintus pasal 14 masih dikatakan kejarlah karunia bernubuat? Jawabannya, pada saat surat Korintus ditulis, yaitu sekitar tahun 50-an, memang proses pewahyuan belum ditutup maka di surat itu dikatakan AKAN berakhir. Wahyu terakhir, yaitu kitab Wahyu, ditulis sekitar tahun 95-98 AD, berarti 40-an sesudah surat Korintus.

[14] Berarti bisa disimpulkan bahwa roh yang menggerakkan orang-orang bernubuat sesudah tahun 98 AD, atau sesudah kitab Wahyu, sesungguhnya bukan roh Tuhan, melainkan roh lain (2 Kor. 11:4).

[15] Demikian juga dengan bahasa lidah yang marak, sesungguhnya itu adalah asal bunyi ikut2an, atau bersumber dari roh lain seperti yang terjadi pada dukun Tatung.

[16] Alkitab adalah satu-satunya firman Tuhan, dan adalah kanon tertutup, tidak ada firman Tuhan di luar Alkitab.

KONSEKUENSI DARI KONSEP ALKITAB SATU-SATUNYA FIRMAN TUHAN:

[1] Seandainya Alkitab bukan satu-satunya firman Tuhan, berarti Alkitab salah satu firman Tuhan.

[2] Jika Alkitab salah satu firman Tuhan, maka kebenaran Alkitab adalah salah satu kebenaran.

[3] Jika Alkitab salah satu kebenaran maka konsekuensinya Yesus Kristus salah satu Juruselamat.

[4] Tetapi jika Alkitab satu-satunya firman Tuhan, maka Alkitab satu-satunya kebenaran, dan Yesus Kristus satu-satunya Juruselamat.

[5] Jadi, konsep bahwa Alkitab satu-satunya firman Tuhan, atau kanon tertutup, sangat penting. Ia sama pentingnya dengan konsep Yesus Kristus satu-satunya Juruselamat. Ini adalah kebenaran yang berpasangan.

[6] Dan konsep Alkitab satu-satunya firman Tuhan, juga berpasangan dengan konsep dihentikannya proses pewahyuan sampai Wahyu 22:21.

[7] Kebenaran ini membawa konsekuensi bahwa sesudah Alkitab selesai maka tidak ada lagi proses pewahyuan. Tidak ada lagi orang yang mendapat wahyu dari Tuhan karena Tuhan tidak turunkan wahyu lagi.

[8] Jika Tuhan masih turunkan wahyu sesudah Alkitab selesai, maka Tuhan sendirilah yang mengganggu Alkitab. Hal ini mustahil dilakukan Tuhan yang penuh hikmat.

[9] Apakah kita membatasi Tuhan? Tentu tidak, melainkan Tuhanlah yang membatasi kita, agar kita tidak percaya pada informasi di luar Alkitab yang akan menyesatkan.

[10] Semua bentuk wahyu, seperti mimpi, penglihatan, bahasa lidah, apalagi Yesus yg datang, atau malaikat, yang terjadi sesudah kitab Wahyu, pasti (100%) bukan dari Tuhan. Karena kalau proses pewahyuan masih terjadi sesudah kitab Wahyu maka Alkitab bukan satu2nya Firman Tuhan melainkan salah satu firman Tuhan.

Sangat gampang dimengerti bagi yang mencari kebenaran. Silakan membagikannya kepada teman-teman agar mereka terhindar dari penyesatan yang marak menjelang kedatangan Tuhan. (STG150259).

Jakarta, 30 Januari 2018
DR. SUHENTO LIAUW, DRE., TH.D.
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
YouTube channel: GBIA GRAPHE & GBIA INDONESIA.
Maranatha!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *