Berikut beberapa pandangan yang beredar tentang kapan gereja/jemaat dimulai:
1. Gereja dimulai sejak zaman Habel.
Pendapat ini tidaklah populer karena sedikit sekali argumen yang dapat mendukungnya.
2. Gereja dimulai sejak Allah memanggil Abraham keluar dari sanak keluarganya
(Kej.12:1).
Pandangan ini dipegang oleh penganut Calvinisme.
Kelompok ini mendasarkannya pada sistem penafsiran Covenantalism Theology. Sistem penafsiran yang merohanikan berbagai ritual dalam Perjanjian Lama dan mencari padanannya ke dalam Perjanjian Baru. Sehingga kelompok ini menafsirkan gereja dalam PB sebagai Israel rohani, sunat ditafsirkan sama dengan baptisan dalam PB. Namun kelompok ini melalaikan kenyataan bahwa sunat dalam PL hanya diberlakukan pada pria dan tidak wanita, sedangkan kelompok ini turut membaptiskan wanita. Gereja yang mempercayai pandangan ini akan mengadopsi berbagai ritual upacara PL ke dalam praktek gereja mereka.
Gereja bukanlah Israel rohani. Gereja adalah gereja dan Israel adalah Israel. Dalam surat Roma, Paulus dengan jelas mengatakan bahwa gereja adalah Proyek Allah setelah bangsa Israel menolak Mesias mereka (Rom.11:11-24). Yesus, Mesias yang dijanjikan Allah kepada nenek moyang bangsa Israel, datang memenuhi janji Allah. Ia adatang untuk segera mendirikan Kerajaan Daud yang jangka waktunya di bumi selama 1000 tahun.
3. Gereja dimulai sejak hari Pentakosta (Kis.2:1-41).
Pandangan ini dipegang oleh kelompok Pentakosta.
Mereka percaya bahwa pada saat Roh Kudus dicurahkan dan Petrus menyampaikan khotbah perdananya, itulah saat dimulainya gereja. Namun mereka menghadapi kesulitan dengan adanya kata “bertambah” di Kis.2:41, “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka BERTAMBAH kira-kira tiga ribu jiwa.” yang menunjukkan bahwa sebelum hari Pentakosta sesungguhnya gereja sudah ada. Sebelum Pentakosta telah ada sejumlah orang percaya yang selalu berkumpul yang telah dibaptis. Gereja yang mempercayai pandangan ini akan menekankan peranan Roh Kudus yang berlebihan dalam praktek maupun pengajaran gereja mereka.
Jika menyetujui pandangan ini berarti gereja belum didirikan sebelum hari Pentakosta, hal tersebut berarti Amanat Agung diberikan hanya kepada pribadi-pribadi pertama dan bukan kepada gereja/jemaat. Dan kalau Amanat Agung hanya diberikan kepada pribadi, maka setelah sang pribadi pertama penerima Amanat Agung tersebut mati, maka berakhirlah tugas pelaksanaan amanat tersebut, atau si penerima pertama harus mengamanatkannya lagi kepada generasi penerusnya. Padahal konsep yang benar ialah, Amanat Agung yang diberikan Tuhan itu ditujukan kepada Gereja/Jemaat, bukan kepada perorangan. Namun setiap pribadi yang tergabung dalam sebuah gereja lokal turut bertanggung jawab untuk melaksanakan Amanat Agung tersebut. Sehingga pandangan bahwa gereja dimulai sejak hari Pentakosta memiliki kelemahan yang mendasar.
4. Gereja dimulai sejak Tuhan Yesus memilih kedua belas murid-Nya (Mat.4:18-22).
Pandangan ini didasarkan bahwa jika disebut gereja Tuhan, maka harus Tuhan Yesus sendirilah yang memulainya.
Seharusnya Kita tidak perlu terpengaruh oleh ungkapan Yesus: “Jemaat-Ku” untuk ngotot menuntut bahwa Yesus sendirilah yang seharusnya mendirikan jemaat-Nya. sebab kalau hamba Tuhan masa kini bisa dipakai untuk mendirikan jemaat milik Tuhan, mengapa Yohanes Pembaptis tidak bisa dipakai untuk memulai jemaat Tuhan?
5. Gereja dimulai sejak Matius 16:18.
“Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Akan akan MENDIRIKAN jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Sebenarnya kata ‘mendirikan’ dalam Mat.16:18, οἰκοδομήσω (oikodomeso) tidak berarti memulai tapi berarti melengkapi atau membangun (edify) sesuatu yang sudah ada, sebagaimana orang membangun rumah, yaitu menambah ini dan itu. Sehingga kesimpulannya, gereja sudah ada sebelum Matius pasal 16, dan Yesus Kristus membangun jemaatNya.
6. Gereja dimulai sejak Tuhan Yesus menghembuskan nafas kepada murid-murid-Nya (Yoh.20:22).
Pandangan ini didasarkan pendapat bahwa seharusnya gereja sudah ada sebelum Pentakosta dan sesudah Matius 16:18, karena di ayat tersebut Yesus berkata ‘AKAN’ mendirikan jemaat-Nya.
7. Gereja dimulai sejak Yohanes Pembaptis tampil memberitakan Injil dan membaptiskan orang percaya.
Sesungguhnya inilah Pandangan yang alkitabiah yang memenuhi seluruh tuntutan dan tanpa kelemahan.
Yohanes, manusia pemberita Injil yang pertama yang berkhotbah untuk menghimbau pertobatan serta menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan kemudian mendapatkan hasil. Maka tidak salah jika ia membaptis mereka sebagai orang percaya. Orang-orang percaya yang didapatkannya kemudian diasuh sebagai murid dan selanjutnya diserahkannya kepada Tuhan Yesus (Yoh.1:35-51). Jadi, Yohaneslah yang membaptiskan anggota gereja dan kemudian dipimpinnya untuk suatu waktu dan kemudian ia menyerahkannya untuk dibangun oleh Tuhan Yesus.
Kalau kita percaya bahwa baptisan adalah salah satu upacara yang diberikan Tuhan kepada gereja dan bukan kepada perorangan, maka baptisan Yohanes bukanlah baptisan perorangan melainkan baptisan Gereja pertama. Dalam Kis. 1:22, ketika rasul-rasul melaksanakan pemilihan pengganti Yudas, salah satu syaratnya ialah orang itu harus yang dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Dari pernyataan para rasul jelaslah mereka memperhitungkan baptisan Yohanes sebagai awal sebuah jemaat. Kalau baptisan Yohanes bukanlah sesuatu yang penting, untuk apa hal tersebut dijadikan syarat bagi jabatan rasul?
Jika kita percaya bahwa baptisan gereja Perjanjian Baru (PB) dimulai dari baptisan Yohanes, maka tidak bisa tidak, kita juga harus percaya bahwa gereja dimulai saat Yohanes membaptis orang pertama yang bertobat dan percaya kepada Mesias. Sebab jika tidak, maka akan timbul banyak pertanyaan yang sulit disinkronisasikan jawabannya. Misalnya, kalau baptisan Yohanes tidak termasuk baptisan Gereja Perjanjian Baru, mengapa para rasul, bahkan Apolos yang tercatat dalam Kis.18:25 tidak dibaptis ulang? Mereka tidak perlu dibaptis ulang karena baptisan Yohanes adalah baptisan Gereja Perjanjian Baru yang sah, karena Gereja Lokal Perjanjian Baru dimulai pada saat Yohanes membaptis orang pertama yang sungguh-sungguh bertobat dan percaya kepada Mesias yang ditunjuknya, ketika dia berseru, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.”
Pandangan yang percaya bahwa gereja dimulai jauh sesudah baptisan Yohanes akan menghadapi masalah besar dalam menjelaskan siapakah yang membaptiskan jemaat pertama, dimana, dan atas otoritas apakah jemaat pertama dibaptis?
Gereja dimulai sejak Yohanes memberitakan Injil dan membaptiskan orang percaya. Namun, gereja belum dinyataan kepada umum sebelum penolakan bangsa Israel. Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah kepada bangsa Israel. Setelah bangsa Israel menolak Mesias dengan menyalibkanNya, barulah tiba program ‘gap’ yang dinubuatkan oleh Daniel (Dan.9:24-27) itu dinyatakan kepada umum, yaitu peresmian gereja dengan penambahan anggota dan pembaptisan Roh Kudus.
Jadi, hari Pentakosta bukanlah hari dimulainya gereja, melainkan peresmian gereja di depan umum dan itu adalah hari dimana gereja diberi kuasa untuk bersaksi kepada dunia luar (go public). Sebelum hari tersebut, gereja dibina dan diperlengkapi atau dibangun (oikodomeo) oleh Tuhan dengan pengajaran dan contoh kehidupan-Nya. Momen Pentakosta sekaligus dipakai untuk menambahkan anggota baru bagi gereja yang telah berjalan sekitar tiga setengah tahun.
Demikianlah argumentasi teologis tentang ‘Kapan Gereja/Jemaat dimulai??’ Kiranya penjelasan singkat ini akan memberikan pencerahan dan membuat kita semakin mengasihi gereja/jemaat yang adalah tubuh Kristus. Gbu🙏
Doktrin Gereja Alkitabiah
(Dr. Suhento Liauw)