OSAS (Once Saved Always Saved) atau Sekali Selamat Tetap Selamat (SSTS), ialah istilah yang dipakai kan kepada orang-orang Kristen yang meyakini bahwa sekali mereka sudah diselamatkan, maka apapun yang terjadi mereka pasti selamat. Cukup banyak orang Kristen yang berkeyakinan demikian, terutama kelompok Kristen Kalvinistik.
Di sisi lain ada orang Kristen yang meyakini bahwa setiap kali jatuh dalam dosa maka dia kehilangan keselamatannya sehingga dia harus bertobat dan menerima Yesus lagi agar jika mati dia bisa masuk Sorga, dengan kata lain mereka percaya Selamat Tidak Pasti Selamat atau STPS.
Sesungguhnya kekacauan konsep antara OSAS dan STPS, adalah pada aspek Doktrin Keselamatan (Soteriology). Sekali Doktrin Keselamatan dipahami dengan tepat sesuai Alkitab, maka baik OSAS maupun STPS, akan dapat melihat dengan jelas titik kesalahan mereka.
Doktrin keselamatan Alkitabiah
Kejatuhan Adam (manusia) ke dalam dosa, karena lebih percaya pada iblis, menyebabkan Adam tidak bisa menghampiri Allah yang maha suci, atau masuk Sorga yang maha suci. Dan karena Adam tidak memakan buah kehidupan, melainkan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat, maka energi tubuh Adam tidak bisa bertahan melainkan akan habis terpakai dan rusak atau mati. Roh dan jiwa Adam tidak bisa gentayangan di bumi, ia harus pergi ke suatu tempat. Karena tidak bisa pergi ke tempat Allah, yaitu Sorga, maka roh dan jiwa Adam akan pergi ke tempat yang disediakan untuk para malaikat pembangkang, atau iblis yang telah menipunya, yaitu di Neraka (Mat.25:41).
Jika Adam tidak mau pergi ke tempat yang disediakan untuk iblis, dia harus mengaku salah dan menyesali perbuatannya atau bertobat. Sikap bertobat inilah yang diinginkan Allah dari manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Selanjutnya Allah janji akan mengirim Penyelamat untuk Adam dan Hawa. Karena sejak awal Allah sudah katakan bahwa jika mereka memakan buah pohon terlarang mereka akan mati, sesungguhnya itu adalah hukuman mati. Mereka tidak mati segera karena buah itu bukan racun sianida.
Allah janji akan kirim Penyelamat yang akan dilahirkan dari benih Hawa untuk menggantikan mereka menerima hukuman mati. Jika Adam dan Hawa ingin setelah tubuh mereka binasa, roh dan jiwa mereka dibikinkan tubuh baru yang tidak akan binasa, maka selain mereka bertobat mereka harus percaya pada janji Allah, yaitu percaya bahwa Penyelamat akan dikirim melalui dilahirkan, dan dia akan dihukumkan.
Sebagai tanda bahwa mereka sungguh percaya, mereka harus mengingatkan janji Allah kepada anak-anak mereka dan melakukan upacara simbolik yang sederhana, yaitu membuat sebuah tumpukan batu berbentuk meja (mezbah), dan menyembelih seekor domba untuk melambangkan Penyelamat yang dijanjikan.
Adam dan Hawa harus bertobat dan percaya bahwa Juruselamat akan datang melalui dilahirkan sebagai manusia, dan akan menerima penghukuman menggantikan mereka. Kelihatannya Adam mengajarkan kepada anak-anaknya, terbukti Habel mengerti dan mempersembahkan domba di atas mezbah. Kain adalah pembangkang pertama yang mencoba menyimpangkan jalan keselamatan dari Allah (Yudas 11). Dan Hawa sangat percaya pada janji Allah, karena ketika ia melahirkan Kain, Hawa menyangka ia melahirkan Penyelamat yang dimaksud. Lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki DENGAN PERTOLONGAN TUHAN.” (Kej. 4:1). Tulisan tebal dan miring “DENGAN PERTOLONGAN” itu tidak ada dalam bahasa aslinya. Sangat mungkin Hawa menyangka dia melahirkan Penyelamat yang adalah TUHAN yang menjadi manusia.
Adam dan setiap orang yang ingin semua dosanya diselesaikan, harus berobat dan percaya pada Juruselamat yang akan datang. Semua orang zaman PL yang mau dosanya diselesaikan harus berobat dan percaya pada Juruselamat yang akan datang.
Setelah melalui ribuan tahun, dan digambarkan dengan berbagai cara, domba yang disembelih dan darahnya dipoleskan di kusen pintu, ular tembaga yang dinaikkan di atas tiang, akhirnya Yesus Kristus, Juruselamat yang diurapi tiba. Dan Dia dengan setia menjalankan hukuman mati dengan disalibkan bagaikan seekor domba yang kelu. Ia dihukumkan menanggung dosa seisi dunia. Yesus Kristus adalah jalan satu-satunya menuju Sorga (Bapa).
Semua orang PL yang hidup sebelum kedatanganNya, akan selamat melalui bertobat dan percaya pada Juruselamat yang akan datang. Semua orang PB yang hidup sesudah kedatanganNya, akan selamat melalui bertobat dan percaya pada Juruselamat yang sudah datang. Keselamatan diperoleh melalui iman kepada Sang Juruselamat bahwa Sang Juruselamat akan (PL), dan sudah (PB), dihukumkan menggantikannya.
Bayi, Idiot, Down-syndroom, Pasti Masuk Sorga
Alkitab mencatat dengan jelas bahwa dosa yang disebabkan oleh Adam telah diselesaikan oleh Yesus.
Rom. 5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. 19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
Dosa yang disebabkan Adam telah selesai oleh Yesus, itulah sebabnya bayi, mereka yang lahir cacat mental, idiot, down-syndroom dan yang tidak pernah sadar diri, mendapat anugerah masuk Sorga, tanpa perlu bertobat dan percaya karena belum bisa. Tetapi yang mencapai umur akil balik, melakukan dosa atas kesadaran diri adalah orang berdosa bukan karena Adam. Manusia demikian harus juga dengan kesadaran diri bertobat dan percaya pada Sang Juruselamat, bahwa Juruselamat sudah menggantikannya dihukumkan.
Doktrin Keselamatan yang tidak alkitabiah mengajarkan bahwa bayi ikut iman orang tuanya, tanpa ada ayat Alkitab mendukungnya. Alkitab tidak pernah mengajarkan orang bisa Sorga dengan numpang iman orang tuanya, atau orang tua numpang iman anaknya.
Berapa Banyak Dosa Ditanggung?
Ketika seorang yang telah akil balik bertobat dan mengimani bahwa Sang Juruselamat, Yesus Kristus, telah menggantikan dirinya dihukumkan, dan sekarang dia sadar bahwa dirinya sedang menggantikan Yesus hidup, maka kapan saja dia mati, dia pasti akan masuk Sorga. Seluruh dosanya telah selesai karena Kristus telah menggantikannya dihukumkan atas seluruh dosanya. Sistem penghapusan dosa yang Tuhan lakukan padanya bukan berdasarkan pengakuan dosa satu persatu melainkan sistem penggantian (substitution). Dia adalah manusia berdosa dan dosanya berapa banyak tentu dia tidak tahu, hal yang dia tahu ialah Yesus telah menggantikannya dihukumkan atas seluruh dosanya.
Dilahirkan kembali oleh air dan Roh ialah bertobat dan percaya dari pihak manusia, disaksikan melalui memberi diri dibaptis ke dalam air, dan dari pihak Allah mengirim Roh Kudus masuk memeteraikan orang tersebut (Ef. 1:13). Baptisan air tidak menyelamatkan melainkan sebuah tindakan bukti luar bahwa yang bersangkutan sungguh bertobat dari dosa dan percaya bahwa dirinya telah mati bersama Kristus, serta dikuburkan, dan akan bangkit untuk hidup bersama Kristus. Sejak saat dibaptis dia masuk sebagai murid Yesus Kristus dan bergabung ke dalam tubuh Yesus Kristus, yaitu jemaat lokal.
Karena baptisan bukan faktor yang menyelamatkan, melainkan hanya pernyataan luar dari hati yang bertobat dan percaya, dan hanya sebagai tanda bagi semua orang yang mau jadi murid, maka yang tidak dapat melakukan karena sakit atau belum bisa jadi murid, tidak perlu melakukannya.
Bagaimanakah jika orang yang telah lahir baru jatuh dalam dosa? Orang Kristen lahir baru selagi tinggal di dalam daging tentu masih bisa jatuh dalam dosa. Tetapi perlu diingat bahwa Kristus telah menggantikannya dihukumkan atas semua dosanya. Di hadapan Allah Bapa dia adalah orang kudus karena dia berada di dalam Kristus. Selama dia di dalam Kristus dia tetap kudus di hadapan Bapa. Orang yang di dalam Kristus jatuh dalam dosa bersalah kepada Kristus, tetapi di hadapan Bapa dia tetap orang kudus, karena bukan diri orang tersebut yang terlihat di hadapan Bapa, melainkan Yesus Kristus.
Apakah Kristen Lahir Baru Bebas Berdosa?
Pertama, orang Kristen lahir baru adalah orang yang telah bertobat, yaitu telah mengaku salah dan menyesal. Orang yang telah menyesali sesuatu sepatutnya bukan lagi orang yang suka akan hal yang disesalinya.
Kedua, di dalam gereja yang alkitabiah, anggota jemaat yang berbuat dosa akan ditegur sesuai Mat.18:15-20. Dan urutan terakhir jika tidak bertobat akan dikeluarkan dari keanggotaan jemaat. Poin ini bisa dijadikan salah satu faktor untuk menilai kondisi sebuah gereja.
Ketiga, jika melakukan dosa yang tidak diketahui orang, ingat nanti semua orang percaya akan menghadap tahta pengadilan Kristus (2Kor.5:10). Pengadilan Kristus adalah pengadilan khusus terhadap orang-orang yang di dalam Kristus.
Tidak Boleh Keluar Dari Kristus
Orang Kristen lahir baru jika jatuh dalam dosa, namun masih tetap di dalam Kristus, di hadapan Bapa ia tetap orang kudus. Hal yang tidak boleh dilakukan oleh Kristen lahir baru ialah meninggalkan Kristus. Jika ia meninggalkan Kristus, maka ia tidak lagi di dalam Kristus. Siapapun yang tidak di dalam Kristus dia adalah orang berdosa di hadapan Bapa. Dan orang berdosa tidak mungkin boleh menghampiri Allah yang maha suci.
Pembela OSAS biasanya berseru, dia dipegang Tuhan, mana mungkin bisa lepas. Tetapi ayat Alkitab berkata bahwa setiap orang yang sudah selamat harus memegang teguh Injil.
1Kor.15:2 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu–kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.
Iihatlah, siapa yang disuruh pegang, dan apa yang dipegang? Setiap Kristen lahir baru harus memegang teguh Injil yang telah menyelamatkannya. Dan Rasul Yohanes juga sangat mengingatkan orang Kristen untuk tetap tinggal di dalam Kristus.
2 Yohanes 9 Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.
BANDUL OSAS
Sesungguhnya kasus OSAS adalah reaksi balik terhadap pengajaran kelompok yang percaya bahwa setiap kali jatuh dalam dosa, yang bersangkutan hilang keselamatannya. Ada gereja (tidak perlu saya sebutkan), yang mengajarkan Doktrin Keselamatan (Soteriology) yang tidak alkitabiah, bahwa kalau jemaatnya jatuh dalam dosa maka ia harus bertobat ulang dan menerima Yesus kembali. Di gereja itu, banyak jemaatnya setiap ditanya siapa yang mau terima Yesus, banyak yang angkat tangan lagi bahkan maju kedepan. Kita tidak tahu kapankah yang dia sungguh terima Yesus, yang minggu lalu, atau yang minggu ini.
Karena pengajaran tentang Keselamatan yang tidak alkitabiah, menyebabkan anggota jemaatnya tidak yakin kalau dia mati pasti akan masuk Sorga. Biasanya karena si anggota tersebut merasa sehari-hari masih berdosa, dan masih dihantui rasa takut mati sementara ia belum sempat bertobat ulang. Dalam acara tanya jawab di hampir setiap seminar, ada yang bertanya, apakah seorang lahir baru yang sedang berzinah akan tetap masuk Sorga? Atau, apakah seorang lahir baru yang membunuh orang masih tetap akan masuk Sorga? Bahkan ada yang bertanya, apakah Kristen lahir baru yang bunuh diri akan tetap masuk Sorga?
Mereka sulit untuk memahami bahwa sistem penanggungan dosa oleh Yesus Kristus itu bukan menanggung dosa satu persatu sesuai pengakuan dan permohonan ampun dari orang percaya, melainkan sistemnya adalah menggantikan. Yesus Kristus telah menggantikannya dihukumkan dan sekarang dia sedang hidup bagi Yesus. Terlepas dari baik buruk orang tersebut hidup bagi Yesus, sejauh dia tidak menyangkali Yesus, dia tetap adalah orang yang semua dosanya telah gantikan Yesus untuk dihukumkan. Dia kelak akan diadili di pengadilan Kristus. Jika seseorang sudah lahir baru, dan tentu hanya dia dan Tuhan saja yang tahu, kondisi prestasi dia hidup bagi Yesus, tidak mempengaruhi keselamatan jiwanya, melainkan akan mempengaruhi hadiah dan kemuliaan yang akan diberikan kepadanya.
Orang Kristen yang percaya bahwa kalau seseorang yang telah lahir baru jatuh dalam dosa akan kehilangan keselamatan, itu jelas sangat salah. Orang tersebut tidak mengerti lingkup penebusan Yesus Kristus dan tidak mengerti bahwa Yesus sudah menggantikan orang yang percaya dihukumkan bukan atas sebagian dosa mereka melainkan atas seluruh dosa mereka.
Sesungguhnya karena melawan kesalahan konsep bahwa keselamatan hilang setiap kali jatuh ke dalam dosa maka muncul penekanan pada kepastian keselamatan yang berlebihan sehingga menjadi OSAS.
KESALAHAN OSAS
Karena mereka gigih melawan kelompok yang percaya bahwa keselamatan hilang setiap kali jatuh ke dalam dosa, menyebabkan mereka percaya bahwa Sekali Selamat Tetap Selamat atau Once Saved Always Saved (OSAS). Mereka lupa bahkan mengabaikan ayat-ayat Alkitab yang memperingatkan orang-orang percaya terhadap penyesatan, atau murtad. Kasus murtad bukan kasus jatuh ke dalam dosa berzinah atau membunuh, melainkan MENYANGKALI IMAN, atau MELEPASKAN IMAN (Ibr: 3:14, 10:26, 29,35,38 dan 1Yoh.5:16).
Pendukung OSAS tanpa dukungan ayat mengklaim bahwa orang Kristen lahir baru tidak mungkin bisa menyangkali iman atau murtad. Mereka mengabaikan ayat yang memperingatkan orang percaya terhadap bahaya penyesatan. Logisnya, jika penyesatan itu berbahaya, sedangkan kondisi tersesat itu artinya tidak masuk Sorga, apakah peringatan terhadap penyesatan itu sesuatu yang bahaya atau tidak bahaya?
Kesimpulannya
Orang Kristen lahir baru harus berjuang untuk hidup kudus. Tetapi jika jatuh dalam dosa, itu tidak mempengaruhi kepastiannya masuk Sorga. Tetapi dosa itu akan mempengaruhi orang tersebut di hadapan jemaat, bisa dipermalukan, dan mempengaruhi saat diadili di Bema Kristus. Namun, jika dia meninggalkan imannya, itu sama dengan menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan menghina Roh kasih karunia (Ibr. 10:29), maka tidak ada obat lagi, atau tidak ada korban lagi untuk menghapuskannya (Ibr.10:26). Itu adalah dosa yang mendatangkan maut (1Yoh.5:16).
Menulis dengan kasih Kristus agar yang sudah salah bisa kembali kepada kebenaran.
Jakarta, 30 November 2018
Dr. Suhento Liauw
<www.graphe-ministry.org>
Channel YouTube: GBIA GRAPHE
Maranatha!