Ketika berita tentang kemajuan Islam dan kemunduran Kristen di Eropa
menyebar di medsos, semua orang Kristen yang membaca pasti bertanya-
tanya, apa gerangan penyebabnya? Peningkatan Penduduk Muslim Eropa
Penyebab awalnya tentu adalah kedatangan migran muslim ke Eropa.
Penduduk negara-negara bekas jajah-an negara-negara Eropa ketika keada-an ekonomi negara mereka tidak mem-
beri masa depan, maka mereka bermig-rasi ke Eropa untuk mengejar masa
depan yang lebih cerah. Ketika keadaan ini berlangsung cukup lama dimulai
sejak sesudah PD II, sudah pasti menyebabkan jumlah Muslim di Eropa
semakin hari semakin bertambah. Bukan hanya arus imigrasi, jumlah
kelahiran juga salah satu faktor yang menyebabkan jumlah masyarakat
Muslim di Eropa semakin bertambah. Bangsa kulit putih yang Kristen
mengalami perubahan gaya hidup bahkan menjadi filosofi hidup, mereka
menghendaki jumlah keluarga kecil, bahkan banyak yang tidak menghen-
daki anak. Sementara di kalangan Muslim terpelihara filosofi keluarga
besar, bahkan banyak yang menghen-daki sebanyak-banyaknya anak. Sete-
lah waktu berjalan lama, maka jumlah penduduk Muslim semakin bertambah
di sisi lain jumlah penduduk Kristen berkurang. Kemunduran Iman Kristen Eropa
Hampir semua denominasi kekris-tenan yang dominan di Eropa menganut
sistem salah yang menggabungkan gereja dengan negara. Anglikan adalah
gereja resmi Inggris, Lutheran adalah gereja resmi Jerman, Reformed adalah
gereja resmi Swiss dan Belanda, Orthodox milik Russia, Yunani dan
sisanya adalah negara-negara Katolik. Iblis menghasut mereka untuk berpikir
bahwa dengan kekuatan negara maka agama bisa mendapat kemajuan.
Mereka tidak mengerti bahwa agama yang menjunjung tinggi kebenaran
justru rusak jika dicampuri kekuatan negara. Kekuatan negara bisa berman-
faat hanya pada agama yang bersifat simbolistik dan ritualistik jasmaniah.
Ketika gereja menyatu dengan negara, maka bukan lagi mengembali-kan milik
kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Tuhan yang menjadi hak Tuhan,
melainkan hak kaisar disamakan dengan hak Tuhan. Denominasi gereja-
gereja tersebut di atas telah menyim-pang dari keinginan Tuhan, yaitu keter-
pisahan antara gereja Tuhan dari pemerintahan duniawi.
Penyatuan gereja dengan negara telah menyebabkan lestarinya praktik
sesat pembaptisan bayi, dan percik. Praktik pembaptisan bayi telah
menyebabkan kekristenan tanpa lahir baru. Karena sejak telah menjadi orang
Kristen sejak bayi, sehingga bukan hanya tanpa kelahiran baru bahkan
tanpa pengertian doktrin sama sekali. Keadaan kekristenan demikian telah
menyebabkan penurunan moral dan kekacauan konsep keluarga, bahkan
meningkat menjadi kekacauan konsep moral secara keseluruhan.
Cara berpakaian yang tidak seno-noh, free-sex, kawin cerai, menghiasi
kehidupan masyarakat Eropa yang hanya Kristen KTP. Alkitab sama sekali
tidak berperan sekalipun mereka Kristen karena mereka Kristen sejak
bayi yang tidak pernah dilahirkan kembali dari air dan roh. Tentu semua denominasi Kristen menyangkal bahwa
ini akibat dari kesalahan mereka melalui penyatuan gereja dengan negara dan
pembaptisan bayi. Tetapi sesungguh-nya inilah faktor utama kekacauan kekristenan di Eropa.
Mungkinkah orang Kristen KTP menginjili orang-orang Muslim tetang-
ga mereka? Mustahil! Karena mereka tidak memiliki pengetahuan dasar
iman, mereka bahkan siap dimualaf-kan. Mereka persis seperti pelita
kosong tak berminyak yang tinggal diu-bah fungsinya menjadi bejana bom.
Bahkan sekalipun mereka membaca artikel ini, mereka tidak akan mengerti
karena mereka sama sekali tidak lahir baru. Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang perlu diinjili ulang dengan Injil Alkitabiah, agar mereka
dilahirkan kembali, start baru dari bayi rohani, baru bisa mengerti perkara
rohani dan diajak melihat kehancuran kekristenan di Eropa.
Bukan hanya di Eropa, bahkan di wilayah lain, misalnya di Indonesia,
wilayah yang mayoritas masyarakat-nya penganut doktrin pembaptisan
bayi, seperti di Sulawesi Utara, Suma-tera Utara, Timor dan lain-lain, kondisi-
nya sama dengan Eropa yaitu kekris-tenan yang mati rohani dan tidak bisa
bersaksi. Theologi Adalah Faktor Utama
Tidak ada yang dapat merubah masyarakat primitif yang bermoral
rendah menjadi masyarakat modern dengan moral tinggi selain menge-
nalkan mereka pada Injil Kristus. Ketika sebuah masyarakat menyambut Injil
alkitabiah maka mereka akan menjadi ciptaan baru, yaitu ciptaan yang ber-
moral sesuai dengan Alkitab, dan men-dapatkan kepastian masuk Sorga.
Tetapi ketika sebuah masyarakat Kristen diajarkan pengajaran doktrin
yang salah, maka pasti akan muncul efek sampingnya. Tiap-tiap doktrin dan
theologi pasti membawa efek, karena ketika seseorang, apalagi seluruh ma-
syarakat, mengimani suatu penga-jaran, iman itu pasti mempengaruhi
seluruh kehidupan mereka. Masyara-kat Katolik pasti akan menjalankan
kehidupan mereka sesuai dengan doktrin gereja Katolik, demikian juga
dengan masyarakat Reformed, masya-rakat Baptis, dan Lutheran.
Dengan kasat mata seseorang yang berhikmat dapat melihat sangat
jelas perbedaan masyarakat Eropa yang dipengaruhi doktrin Reformed
dengan masyarakat Amerika Serikat yang dipengaruhi doktrin Baptis.
Bahkan pemberitaan Injil tidak terlepas dari jenis Injil yang diyakini denomi-
nasi-denominasi si Pemberita injil. Ketika seseorang masih bayi, belum
bertobat sudah dijadikan Kristen, bagaimana mungkin gereja dengan
doktrin demikian bisa pergi membe-ritakan Injil agar orang-orang bertobat
dan percaya? Bukankah seruan bertobat dan percaya lebih perlu
diserukan kepada anggota jemaatnya yang dibaptis saat bayi yang hanya
menyandang nama Kristen namun belum bertobat dan per caya?
Mengapakah mereka tidak beritakan Injil dulu kepada jemaat mereka agar
mereka bertobat dan percaya baru kemudian membaptis mereka?
Mengapakah jemaatnya dibaptis dulu saat masih bayi tanpa bertobat dan
p e r c a y a ? A k h i r n y a m e r e k a mendapatkan orang-orang Kristen has i l A D A P TA S I bukan has i l
pertobatan. Gereja pembaptis bayi adalah gereja yang percaya bahwa
untuk menjadi Kristen tidak perlu didahului bertobat dan percaya.
Penyebab Utama Kegagalan Kristen Eropa Kekristenan yang tidak memiliki
kebenaran itu ibarat pelita yang tidak berminyak. Pelita yang tidak berminyak
tidak bisa bersinar. Jika dipaksa dinya-lakan maka pelita tak berminyak yang
dipegang oleh lima gadis bodoh akan padam sendirinya. Itulah keadaan
Kristen Eropa. Mereka tidak mungkin bisa menyinari Muslim yang ada di
Eropa dan yang datang berbondong-bondong belakangan ini, karena
mereka adalah pelita yang tak bermi-nyak. Ada sebagian orang kristen ber-
seru, jangan banyak berdebat tentang doktrin, yang penting beritakan Injil!
Tetapi jika Injilnya bukan lagi Injil yang menyelamatkan, karena tidak ada
kebenaran di dalamnya, maka itu akan seperti pelita tanpa minyak yang dipak-
sa dinyalakan. Ia akan nyala sebentar, dan kemudian sumbunya akan hangus
malahan akan menimbulkan bau hangus yang tidak enak.
Injilnya harus benar dulu, kemu-dian baru diberitakan, barulah ada
manfaatnya. Rasul Paulus mensinyalir ada Yesus lain, roh lain, dan injil lain
yang sempat beredar di Korintus (2Kor.11:4), yang membinasakan.
Hanya orang berhikmat dan pencari kebenaran yang berusaha tahu, Injil
lain, Yesus lain dan roh lain seperti apa yang membinasakan itu? Antek-antek
iblis malahan marah ketika diajak membahas dan menyelidiki tentang
Yesus lain, roh lain dan Injil lain, karena kuatir hasil investifigasi justru akan
mendapatkan bahwa injil, Yesus, dan roh yang sedang diperkenalkan
mereka akan ternyata yang palsu itu.Yesus yang mereka beritakan
adalah Yesus yang di kalender, pada-hal lukisan Yesus muncul sesudah
abad keempat. Tidak heran jika ketika mau masuk Sorga mereka akan
dienyahkan oleh Yesus Alkitabiah dan dikatakan tidak kenal mereka, dan
mereka sesungguhnya adalah pem-buat kejahatan karena telah menipu
banyak orang. Injil yang mereka beritakan adalah Injil sukses yang laku
keras dipasarkan oleh para penjual ayat. Tidak heran jika roh yang lain
yang merasuki mereka sehingga mereka melompat-lompat, ada yang
menangis, tertawa, dan berbahasa aneh seperti dukun Tatung di Sing-kawang.
Gereja yang menggabungkan kekristenan dengan berbagai keper-
cayaan pagan, yang menyebabkan gereja dipenuhi patung dan berbagai
ritual penyembahan, tidak mungkin melahirkan kembali orang menjadi
ciptaan baru. Ini menyebabkan Kristen Eropa bukan cuma pelita tak bermi-
nyak bahkan bom molotov yang bisa meledak membunuh siapa saja.
Theologi yang mengajarkan bahwa Allah telah menetapkan segala
sesuatu dalam sebuah DEKRIT sangat menghancurkan iman kekristenan.
Bayangkan, menurut John Calvin keja-tuhan Adam telah ditetapkan Allah, dan
saat Adam jatuh Allah senang (The Institute of Christian Religion, hal. 955).
Theologi ini sangat destruktif karena semua manusia logis tidak bisa terima
ketika membaca tulisannya bahwa Allah menetapkan semua kejahatan
yang terjadi di dunia. Bayangkan kalau Allah yang maha kasih namun juga
yang menetapkan perang dunia, dan menetapkan semua pemerkosaan,
pembunuhan bahkan penyiksaan. Allah yang menetapkan semua ini pasti
bukan Allah yang maha kasih. Masyarakat Kristen Eropa tanpa
lahir baru yang masih berpikir waras akhirnya lebih bisa terima konsep tidak
ada Allah (atheis), daripada ada Allah yang sakit jiwa yaitu yang katanya
maha kasih namun yang menetapkan berbagai kejahatan. Setelah menjadi
atheis tentu akhirnya sangat rentan menjadi mualaf hanya karena perni-
kahan atau karena ketakutan. Hal yang sangat mengherankan
ialah bahwa masih sangat banyak Calvinis yang ngotot bahwa doktrin
mereka benar padahal sudah sangat jelas bahwa doktrin itu menjadi salah
satu penyebab kehancuran kekristen-an Eropa. Theologi Reformed adalah
pendukung penggabungan gereja dengan negara. Itulah yang diusaha-
kan bahkan dipaksakan oleh John Calvin di kota Geneva dan membuat ia
mengusir bahkan membunuh orang yang tidak sepaham dengannya. Salah
satu hal yang juga mengherankan lagi ialah ada tokoh Reformed yang mem-
buat pernyataan bahwa theologi Reformedlah yang telah memajukan
demokrasi abad modern padahal John Calvin justru orang yang sangat tidak demokratis dan tidak pernah menga-
jarkan konsep demokrasi. Tercatat dalam sejarah bahwa para Anabaptis
adalah kekristenan pertama yang memperjuangkan sistem demokrasi di
AS, dan sekalipun orang Baptis kemudian menjadi mayoritas, mereka
tidak mau memanfaatkan kesempatan untuk menguasai yang lain, melainkan
tetap memperjuangkan demokrasi serta konsep keterpisahan gereja dari negara.
Kesimpulan
Ketika terjadi kekacauan doktrin, maka gereja yang seharusnya menjadi
Tiang Penopang dan Dasar Kebenaran [TPDK], sesuai 1 Tim. 3:15, bisa
berubah menjadi tiang penopang dan dasar kesesatan. Gereja yang
dok t r innya tidak al k itabiah sesungguhnya tidak bisa pergi
memberitakan Injil karena Injil yang mereka beritakan pasti Injil lain, dan
Yesus yang mereka beritakan pasti Yesus lain. Orang-orang yang mengi-
mani Yesus lain dari Injil lain akan dirasuki roh lain (2Kor.114).
Kekristenan Eropa sedang dika-lahkan, dan benua Eropa sedang
berubah menjadi benua Islam, bukan karena Islam hebat dan benar, melain-
kan karena kekristenan kacau sendiri. Iblis pernah memakai kekerasan dari
luar untuk mengalahkan kekristenan dan ternyata itu tidak efektif, maka
kemudian ia mengubah strateginya menjadi menyusup masuk ke dalam
kekristenan. Iblis menjadi theolog untuk mengacaukan kekristenan
dengan theologi Liberal, theologi yang menyatakan bahwa Allah menetapkan
dosa, dan theologi yang sifatnya menghancurkan wibawa Alkitab.Bisakah orang Kristen KTP yang
tidak lahir baru memberitakan Injil? Mustahil! Mereka bahkan adalah
kelompok orang yang siap menjadi mualaf. Karena Kristen yang tidak lahir
baru tidak mengerti mengapa mereka menjadi Kristen. Mereka menjadi
Kristen sejak lahir, dan digendong ke gereja untuk ditetesi air di kening untuk
menjadi Kristen. Jika ada tawaran naik pangkat, peluang bisnis, cewek cakap,
cowok kaya, timbul pertanyaan di otak mereka, mengapa harus tetap Kristen?
Apa manfaatnya mempertahankan iman kekristenan? Tidak ada!
Sebelum seseorang pergi berita-kan Injil, harus pastikan dulu bahwa ia
adalah orang yang telah lahir baru, dan Injil yang akan diberitakannya adalah
Injil yang alkitabiah. Dan ketahuilah bahwa tanpa Injil yang alkitabiah tidak
mungkin seseorang bisa dilahirkan kembali, melainkan hanya akan
menjadikan orang-orang Kristen KTP.Orang Kristen lahir baru alkitabiah
tahu persis dan dapat melihat sangat jelas bahwa penyebab kekalahan
kekristenan di Eropa adalah masalah doktrinal. Karena doktrin keselamatan
(Soteriology) menyimpang maka telah menyebabkan munculnya banyak
Kristen KTP, dan Kristen KTP tidak tertarik pada masalah doktrin apalagi
yang alkitabiah, kemudian mereka kembali bergiat dan kembali meng-
hasilkan Kristen KTP lagi, demikianlah kekristenan dirusak secara berkesi-
nambungan dan siap dimualafkan. Solusinya? Hanya satu, injili mereka
kembali agar mereka jadi Kristen lahir baru dan ajarkan mereka Pokok-pokok
dasar iman kekristenan yang alki-tabiah. Inilah yang sedang kami laku-
kan melalui seminar doktrinal yang tiada henti. Mungkin kita tidak akan bisa menolong kapal Kristen “Titanic” yang sedang tenggelam, tetapi mudah-mudahan bisa menyelamatkan sejumlah orang yang sangat ingin diselamatkan. Orang-orang yang mencari kebenaran.
Dikutip dari Buletin PEDANG ROH Ed. 96
Dr. Suhento Liauw
<www.graphe-ministry.org>
YouTube channel: GBIA GRAPHE
Maranatha!