Renungan Harian 12 Juli
Nas: Kisah Para Rasul 28:17-31
Sayangnya, kami harus selalu konsiten dengan laporan kami bahwa kaum pengikut reformasi Protestan kadang-kadang sama kejamnya seperti pengikut gereja Roma, dan lebih sering daripada tidak, kaum Anabaptis dan Baptis menjadi sasaran kekejaman mereka. ”Orang-orang Katolik dan Protestan mengajarkan bahwa menurut tradisi, nalar, dan Kitab Suci, merupakan tugas yang saleh dari orang-orang kudus untuk menyiksa dan membakar manusia sebagai orang bidat karena cinta mereka yang murni akan kekudusan dan keselamatan orang itu. Orang-orang Protestan mengatakan bahwa merupakan suatu tugas yang suci untuk membantai orang-orang skisma (yang memecahkan diri), sektarian, orang berbahaya, yang merusak Gereja dan tidak mau hidup damai dengan orang-orang Reform.”¹
Contoh-contoh penganiayaan yang menyedihkan yang dilakukan terhadap orang-orang Baptis oleh orang-orang Protestan pada masa pemerintahan Raja Edward VI tercatat di dalam buku Foxe’s Book of Martyrs dalam versi Latin, tetapi dalam edisi bahasa Inggrisnya telah dihilangkan demi melindungi reputasi beberapa penganiaya pada masa Ratu Mary yang telah menganiaya orang-orang Baptis selama pemerintahan Edward. John Rogers, salah seorang sahabat Foxe, menuntut kematian orang-orang yang menentang baptisan bayi. Dilaporkan bahwa Rogers menyatakan ”Bahwa pembakaran hidup-hidup bukanlah kematian yang bengis, melainkan cukup ramah dan mudah.” Diyakini bahwa Foxe menanggapi pernyataan itu dengan berkata, ”Baiklah, mungkin saja akan terjadi bahwa engkau sendiri akan mengalami sepenuhnya pembakaran yang lembut ini.” Maka terjadilah, Rogers menjadi orang pertama yang dibakar di masa Ratu Mary.”²
Selama tahun terakhir pemerintahan Raja Edward, Humphry Middleton dipenjarakan atas perintah uskup agung dan disiksa dengan sangat kejam olehnya. Ketika tiba saatnya dia dihukum di pengadilan secara terbuka, Middleton berkata kepadanya, ”Baiklah, tuan-tuan yang terhormat, jatuhkanlah hukuman yang menurut Anda pantas bagi kami, tetapi janganlah kalian katakan bahwa kalian tidak pernah diperingatkan, berikutnya nanti adalah giliran kalian.” Dan sesuai dengan itu, tidak lama kemudian Raja Edward mangkat, dan para uskup dijebloskan ke dalam penjara, namun Humphry Middleton dibakar di Canterbury pada tanggal 12 Juli 1555, pada masa pemerintahan Mary.”³
Tampaknya, perdebatan yang terjadi pada masa itu bukanlah soal cara pembaptisan, melainkan kapan waktu pembaptisan itu. Beberapa pengikut reformasi membaptis secara selam, tetapi juga mengajarkan bahwa baptisan itu menghapus dosa keturunan. Perbantahan yang berkaitan dengan baptisan bayi dan baptisan orang percaya menjadi begitu hangat pada masa pemerintahan Mary, sehingga penjara-penjara yang sudah sesak menjadi semakin penuh dengan kontroversi antara kelompok-kelompok orang tahanan yang berbeda paham mengenai sifat baptisan. Kita harus ingat bahwa sifat dari sistematika teologi gereja-gereja negara sering kali dijadikan dasar penganiayaan. Sebaliknya, tidak ada catatan penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang Baptis.
EWT
____
¹ Thomas Armitage, The History of the Baptists (1890; reprint ed., Watertown. Wis.: Maranatha Baptist Press, 1976), 1:876.
² Thomas Crosby, The History of the English Baptists (1783-40; reprint ed., Lafayete, Tenn.: Church History Research and Archieves, 1979, hal. 58-61.
³ J.M. Cramp, Baptist History (London: Elliott Stock, 1870), hal. 216.
———————
Renungan Tambahan DR. SUHENTO LIAUW:
1. Setelah Anda baca renungan ini, sudahkah bisa mengerti mengapa negara tidak boleh mengurus masalah kerohanian? Pemerintah itu hambah Allah, betul, tetapi tolong diingat bahwa itu hanya untuk urusan keadilan antar manusia, misalnya seseorang curi barang orang, bunuh orang dll., tidak boleh urus apakah seseorang percaya baptisan itu pada saat bayi atau sudah dewasa. Kalau urus hal rohani, pasti dipergunakan pihak mayoritas menjadi alat penganiaya. Camkan!
2. Protestan, Reformed yang keluar dari Katolik, GAGAL MEMAHAMI penyebab kebobrokan gereja Katolik yaitu karena bersatu dengan Kekaisaran Romawi. Ketika mereka keluar dari Katolik, mereka tetap melakukan kesalahan fatal itu, yaitu bergabung dengan pemerintah duniawi maka mereka tercatat menjadi penganiaya juga. Satu-satunya yang tidak pernah menganiaya itu orang Baptis karena tidak pernah dalam Katolik, bahkan penentang Katolik sejak Katolik lahir.
3. Mengapa saya jatuh cinta pada ANABAPTIS dan Gereja Baptis? Karena catatan sejarahnya yang tangannya bersih dari DARAH KAUM MARTIR. Tentu hal yang terutama ialah pengajarannya yang alkitabiah. Saya tahu, pencinta kebenaran sepanjang zaman ketika mereka sungguh mencari kebenaran, mereka akan bergabung ke gereja Baptis seperti saya. Tetapi hati-hati, sekarang banyak Baptis yang sudah terpapar “virus Corona”.