Tiap-tiap Hari Menelusuri Sejarah Baptis-Kebenaran Alkitabiah: Dasar Penyatuan Spiritual

Renungan Harian 11 Juli

Nas: Yeremia 6:16-30

Kita telah melihat bahwa salah satu poin perselisihan pendapat yang menunda penyatuan kelompok Regular Baptists dan Separate Baptists di negara bagian Virginia adalah karena kaum Regular Baptists berpegang pada ringkasan Pengakuan Iman Philadelphia yang diambil dari English Centenary Confession of Faith tahun 1689. Penulis sebuah artikel mengenai pentingnya mengajar anak-anak kita di dalam The Old Paths tahun 1897 berkata, ”Tidak akan ada penyatuan spiritual yang tidak didasari oleh pengetahuan, pengalaman, dan menjalankan kebenaran.”¹

Kaum Baptis di Inggris tidak saja mengalami penganiayaan fisik karena prinsip-prinsip Alkitabiah mereka, tetapi juga serangan verbal yang kejam dengan memutarbalikkan hakikat pengakuan iman mereka. Sepucuk surat pendek dilayangkan kepada ”pembaca yang bijaksana dan tidak memihak” mengenai Pengakuan tahun 1689 sebagai berikut: Sudah bertahun-tahun lamanya sejak beberapa orang dari kita (dengan beberapa orang Kristen bijaksana lainnya yang hidup dan berjalan di dalam jalan Tuhan yang kita akui), telah memikirkan perlunya menerbitkan Pengakuan Iman kita, untuk informasi dan kepuasan orang-orang yang tidak memahami sepenuhnya prinsip-prinsip kita, atau telah menyimpan prasangka terhadap pengakuan kita, dengan alasan penjelasan yang aneh oleh beberapa orang terkemuka yang telah mengambil langkah-langkah yang salah, dan karenanya membawa orang lain ke dalam salah pengertian tentang kami dan mereka: Dan hal ini pertama kali diajukan pada tahun 1643, atas nama tujuh jemaat yang pada waktu itu berkumpul di London.”²

Sebelum tahun 1689 tujuh jemaat yang mewakili kaum Baptis itu telah berkembang menjadi ”lebih dari seratus jemaat dengan anggota-anggota yang telah dibaptis di Inggris dan Wales (menolak Arminianisme) berkumpul bersama-sama di London dari tanggal tiga Juli sampai tanggal 11 Juli 1689, untuk memikirkan beberapa hal yang dapat memuliakan Allah dan membawa kebaikan bagi jemaat-jemaat ini.”³ Membaca beberapa pendahuluan berbeda dari beberapa edisi artikel mengenai iman tampak jelas bahwa pelaporannya sangat bias, tidak akurat, dan sering kali tidak jujur, seperti memberikan gambaran yang keliru mengenai kaum fundamentalis, orang-orang Kristen Alkitabiah oleh media kita dewasa ini.

Perhatian utama hamba-hamba Tuhan besar yang membubuhkan nama mereka di atas kebenaran yang dikemukakan adalah supaya masyarakat umum memahami dengan jelas prinsip-prinsip yang mereka pegang, hayati, dan bersedia mati untuknya, dan supaya mereka memiliki dasar yang dapat digunakan untuk mengatur rumah tangga serta memberikan katekisasi kepada anak-anak mereka, serta sebagai panduan untuk melatih disiplin dan menjaga kemurnian di dalam jemaat mereka. Kiranya Tuhan kita menghidupkan kembali perhatian yang sama di dalam jemaat-jemaat dan rumah tangga kita masing-masing pada masa pragmatisme keagamaan dewasa ini, yang telah membawa kita untuk lebih memberikan penekanan pada metodologi, sementara kemurnian dan kematangan spiritual yang didasarkan pada prinsip firman Allah diabaikan begitu saja. Dewasa ini tampaknya keberhasilan dan spiritualitas lebih banyak diukur dengan menggunakan angka-angka daripada menggunakan ukuran kekudusan.

EWT
____

¹ J. B. McInturff, The Old Paths: They Being Dead Yet Speak (Woodstock, Va.: W. N. Grabill, 1897), hal. 1.
² Edward Bean Underhill, ed., Confession of Faith and Other Documents Illustrative of the History of the Baptist Churches of England in the 17th Century (London: Haddon Bros., 1845), hal. 173.
³ Ibid, hal. 171.
—————————————–

Renungan Tambahan DR. SUHENTO LIAUW:

1. Fundamentalis Kristen itu apa dan siapa? Ini sering kali disalahpahami oleh orang-orang yang tidak mengerti kebenaran. Tadinya tidak ada Kristen Fundamentalis. Tetapi akhir abad 19, tepatnya 1881 muncul text Alkitab Liberal yang penuh salah namun dijunjung theolog2 Liberal yang berkata bahwa Alkitab memang banyak salah. Nah, akhirnya muncul yang menanamkan diri Fundamental yang berkata Alkitab tidak ada salah. Ini poin pertama pertentangan theolog Liberal dan Fundamental. Dalam hal ini Anda berdiri di mana?

2. Kita bisa bersatu tentu jika pengajaran (doktrin) yang kita imani sama. Kalau doktrin tidak sama, ya harus pisah, menurut Rasul Paulus perpisahan bahkan perpecahan HARUS, tetapi permusuhan tentu TIDAK BOLEH (1Kor.11:19). Tuhan tidak mau penyatuan apel busuk dengan apel segar. Oleh sebab itu jangan jadi Kristen bodoh yang berpikir bahwa kekristenan harus disatukan. Tidak bisa.

3. Sejarah membuktikan bahwa Kelompok Baptis Eropa terpapar Calvinisme, dan itu menyebabkan kemajuan gilang gemilang zaman Spurgeon memudar, dan sekarang keadaannya sekarat. Bahkan Eropa jadi atheis, Kristen pelita kosong yg cuma upacara. Sekarang Eropa mau berubah warna dari benua biru menjadi benua hijau. Penyebabnya? Menurut saya itu theologi Calvinisme, orang lain boleh tidak setuju. Sebab, daripada percaya ada Allah yang menetapkan semua kejahatan, lebih baik percaya tidak ada Allah. Camkanlah!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *