Roger Williams Membukakan Jalan
Nas: _ Ibrani 6_
Roger Williams, bersama dengan beberapa orang Puritan lainnya, memiliki perhatian untuk kerohanian suku-suku Indian. Ia pergi ke antara suku Massasoit, berteman dan mempelajari bahasa mereka, dan mengajar mereka tentang Injil Kristen. Orang-orang Indian itu senang bahwa seorang pria kulit putih menganggap mereka setara. Williams merencanakan sebuah perjanjian persahabatan dengan suku ini, yang membukakan jalan untuk pendirian koloni-koloni di masa mendatang.
Belakangan, ketika otoritas Boston berencana untuk menangkap Williams dan mengirimnya kembali ke Inggris di atas sebuah kapal, ia memutuskan untuk melarikan diri dan melanjutkan perjuangan untuk kebebasan berkeyakinan. Ia berpakaikan jubahnya, memasukkan beberapa makanan ke dalam kantongnya, mengucapkan perpisahan kepada istri dan bayinya, dan pergi diam-diam dalam kegelapan. Badai musim dingin yang dahsyat sedang bergolak, dan pada tengah malam badai tersebut berubah menjadi sebuah badai salju hebat.
Williams meneruskan perjalanannya menembus salju yang menumpuk, melewati ladang-ladang, dan melalui hutan-hutan ketika angin dingin menerjangnya. Keesokan harinya, ia tiba di sebuah perkemahan suku Indian Narraganset. Menyambut dia sebagai seorang teman, mereka membawa dia, memberinya makan, menghangatkan dia, dan memaksa agar ia tetap bersembunyi dengan mereka. Selama ia tinggal di musim dingin itu, ia menjadi seorang perantara dan membantu untuk mendamaikan masalah-masalah yang berkembang antara dua kepala suku. Perang berhasil terhindari, dan Ketua Suku Massasoit sebagai ucapan terima kasih memberikan dia sebuah bentangan tanah. Juga selama pengasingan ini, Williams memutuskan untuk mendirikan koloni independennya sendiri, yang akan terbuka untuk semua orang yang ingin menikmati kebebasan berkeyakinan.”¹
Hal ini tidak hanya menguntungkan Williams tetapi juga John Clarke, yang menjadi kecewa dengan kaum Puritan dan Pilgrim. Ia membentuk sebuah kumpulan yang terdiri dari sembilan belas orang, dan pada musim dingin 1637-38, mereka pergi untuk mencari tempat tinggal baru. Mereka pertama pergi ke tempat yang sekarang adalah New Hampshire, tetapi karena iklim di sana keras, mereka beralih ke selatan ke arah Long Island dan Delaware. Berhenti di jalan di Providence, mereka tinggal dengan Roger Williams, yang membujuk mereka untuk pergi ke pulau Aquidnet. Mereka pertama-tama pergi ke Plymouth untuk memastikan bahwa tidak ada klaim yang telah dibuat atas tanah di sana.”²
Mengetahui bahwa tanah di sana masih kosong, Roger Williams, bertindak sebagai agen mereka, mendapatkan dari kepala suku Indian Narraganset sebuah akte untuk Pulau Aquidnet bagi mereka pada tanggal 24 Maret 1638, dan satu lagi untuk Providence bagi dirinya sendiri di hari yang sama.”³ Pada masa ketika sebagian orang di koloni Masschusetts memiliki hasrat berperang dan sering mengeksploitasi suku-suku Indian, Roh Allah bekerja melalui Roger Williams untuk menyiapkan jalan bagi berdirinya sebuah tempat di mana kebebasan beragama dapat bertumbuh subur, sehingga orang-orang yang mencintai kebebasan dapat tinggal di sana, dan kebebasan hati nurani dapat dinyatakan sebagai sebuah kesaksian bagi dunia.
EWT
____
¹ O. K. dan Marjorie Armstrong, Baptists Who Shaped A Nation (Nashville: Broadman Press, 1975), hal. 39-43.
² Robert C. Newman, Baptists and American Tradition (Des Plaines, Ill.: Regular Baptist Press, 1976), hal. 15.
³ Isaac Backus, Your Baptist Heritage, 1620-1804 (1844; reprint ed., Little Rock: Challenge Press, 1976), hal. 40.
________
Renungan Tambahan Dr. Suhento Liauw:
1. Kaum Puritan adalah orang-orang Gereja Inggris yang mau memurnikan (pure) Gereja Inggris. Mereka dianiaya di Inggris dan lari ke Amerika, tetapi ketika mereka tiba di Amerika eh mereka berbalik menjadi penganiaya terhadap kaum Baptis. Tahukah Anda penyebabnya? Selama mereka masih mempraktikan pembaptisan bayi, mereka akan menumpuk anggota jemaat yang tidak lahir baru, dan mereka kembali berpotensi jadi penganiaya lagi.
2. Membaca riwayat hidup Roger Williams sungguh sangat mengesankan. Satu hal yang perlu diketahui, orang Kristen lahir baru, kaum Baptis awal di benua America tidak merampas tanah orang Indian melainkan membeli atau meminta dengan cara baik-baik. Tetapi, Kristen KTP yang datang belakangan ke sana yang bawa senjata, dan atas nama Kerajaan Inggris yg merampas dengan kekerasan.
3. Kebebasan beragama harganya turun-naik. Pernah ada masa kebebasan itu sangat mahal sehingga perlu dibayar dengan pemenjaraan, pemenggalan, dan pembakaran. Siapa lagi jika bukan dilakukan oleh Iblis yang memakai pengikutnya? Ketika ada agama atau gereja mulai memakai kuasa negara melarang atau menindas yang lain, ingatlah akan renungan ini.