Ketika manusia sombong, bisa menciptakan berbagai senjata, dan teknologi yang hebat, apalagi ketika ekonomi semakin maju, semua ini sangat meningkatkan kesombongan dan sikap atheis yang tinggi. Manusia seolah-olah menantang Tuhan, dengan berkata dimanakah Tuhan? Lihatlah, kami semakin maju dan kami akan menguasai dunia, kami tidak percaya adanya Tuhan, kami percaya Evolusi.
Tetapi, hanya dengan virus yang kecil, bahkan yang tak terlihat oleh mata, manusia yang sombong itu tak bisa berdiri lagi, tumbang dan perlu digotong.
Padahal, sesuai hitungan manusia, ekonomi tahun depan bisa tumbuh sekian persen, dan kita akan buat ini dan itu. Teknologi kita semakin maju. Hongkong kita tenggelamkan, pulau Hainan kita bangun megah, ini dan itu.
Yak. 4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, 14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 15 Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
Keadaan bumi pasti berubah jika Tuhan merubah pola angin, sehingga di suatu daerah bisa jadi kering dan muncul kebakaran yang masif hampir satu benua dan tak sanggup dipadamkan, dan jika curah hujan Tuhan kurangi maka wilayah subur akan jadi tandus bahkan bisa berubah jadi gurun pasir. Sebaliknya yang gurun pasir bisa jadi subur jika curah hujan meningkat.
Bangsa yang sedang maju secara ekonomi, hanya dengan virus kecil maka PERDAGANGAN bahkan PERJALANAN dan PENGIRIMAN, bisa lock-down. Bukan cuma ekonomi dari negara muncul musibah saja yang akan terpengaruh tetapi efek domino pasti akan mengimbas semua negara yang terlibat perdagangan dengannya.
Ketika musibah menimpa, manusia sombong bukan datang kepada Tuhan, malahan muncul banyak berita tidak jelas yang memfitnah bahwa itu perbuatan sabotase negara lain dan sebagainya. Hal-hal demikian tentu akan membuat Tuhan semakin muak terhadap tingkah laku manusia.
Kita berdoa untuk orang-orang yang terkena musibah dengan tulus. Tetapi pertanyaannya adalah, apakah orang-orang yang terkena musibah baik yang dilanda kebakaran maupun virus, percaya pada Tuhan, dan mau kita doakan? Kalau mereka tidak percaya Tuhan, mereka percaya nenek moyang mereka adalah yang di pucuk pohon, apakah Tuhan yang tidak dipercayai mereka mau mengabulkan doa untuk mereka?
Tuhan sudah lihat jauh ke depan, karena tidak ada yang tersembunyi di mata Tuhan. Dan Tuhan katakan bahwa langit dan bumi ini akan dilenyapkan. Bisa dengan api, dan juga bisa dengan virus, perubahan cuaca (climate change), apa saja. Dan anak-anak Tuhan pasti akan ikut menderita bersama mereka secara fisik. Jika Anda anak Tuhan yang mengasihi Tuhan dan tinggal di daerah yang dilanda musibah, pasti akan kena juga, namun jika Anda sudah dilahirkan kembali, jiwa jiwa Anda sudah dapat garansi pergi ke tempat yang indah permai.
Bagaimana? Apakah sudah dapatkan Garansi dari pemilik tempat yang indah permai? Carilah maka kamu akan mendapatkannya. Atau mau tetap jadi manusia sombong, yang mungkin bisa membuat senjata nuklir, dan berbagai senjata untuk menakuti bangsa lain, namun sebenarnya bisa musnah hanya dengan virus yang tak terlihat mata.
Jakarta, 6 Februari 2020
Dr. Suhento Liauw
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
Maranatha!