Pada tanggal 30 September sampai tanggal 5 Oktober 2019, kami satu keluarga besar memanfaatkan tiket promo, berkesempatan mengunjungi Hongkong. Tujuan perjalanan selain berlibur, juga ingin mencari peluang pelayanan di Hongkong dengan target menjadikan Hongkong sebagai jembatan untuk pelayanan Injil ke China.
Kami tiba Hongkong tanggal 30 September sore, dan ternyata besoknya tanggal 1 Oktober adalah HUT Komunisme berkuasa di China ke-70, sehingga terjadi demonstrasi besar di Hongkong. Kami tidak bisa kemana-mana hanya tinggal di apartemen sambil nonton TV melihat demonstrasi besar dan Siaran parade militer China.
Sesungguhnya kita sebagai orang Kristen patut bersimpati pada demonstran Hongkong karena tuntutan mereka ialah demokrasi dan kebebasan. Penduduk yang demo adalah orang-orang muda yang sangat kuatir akan masa depan mereka karena mereka melihat China semakin tidak menepati janji satu negara dua sistem dengan membiarkan Hongkong tetap demokratis, melainkan sedikit demi sedikit menggerogoti hak demokratis mereka.
Pada Rabu malam kami mengunjungi Hongkong Bible Baptist Church, yang digembalakan oleh Pastor Noveno, orang Filipina. Dan di situ kami juga bertemu dengan istri pastor senior dari AS yang barusan meninggal belum lama. Sesudah persekutuan doa kami dijamu makan malam.
Kami banyak berdiskusi tentang pelayanan di Hongkong dan China. Mereka sangat update keadaan di China tentang sikap pemerintah China melawan kekristenan. Menurut mereka, dimana-mana, di pasar, di tempat-tempat publik terpasang pengumuman jika seseorang melaporkan aktivitas agama ilegal, akan diberi hadiah 10 ribu Yuan, (1 Yuan = 1.979 Rupiah) berarti 10 ribu Yuan sekitar 20 jt rupiah. Dan pemerintah China semakin mempersulit rakyatnya mengunjungi Hongkong.
Pastor Stone, yg meninggal belum lama, tadinya punya sekolah theologi. Dan pastor Noveno adalah murid terakhirnya. Rupanya, sekolah theologinya tutup karena tidak ada murid. Murid dari China dipersulit menuju Hongkong, sementara orang Hongkong sendiri hidup terfokus mengejar materi dan kesenangan duniawi. Bahkan di gerejanya seharga hampir semuanya adalah pekerja yang datang dari Filipina. Chinese Hongkong bisa dihitung dengan jari dari lebih seratus orang yang hadir.
Kesimpulan Dan Pelajaran
Tak bisa kita pungkiri bahwa memberitakan Injil dan membangun jemaat alkitabiah semakin hari semakin sulit, bukan hanya di Indonesia bahkan juga di Hongkong dan China. Manusia semakin terdorong mengejar materi dan kesenangan duniawi.
Namun nasihat firman Tuhan ialah lakukan pemberitaan Injil baik atau v tidak baik waktunya.
2Tim.4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. 3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. 4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Kami belum putus asa setelah mendengar tentang kesulitan yang diceritakan kepada kami. Pekerjaan yang sulit memerlukan orang yang sangat bertekad dan yang siap berjuang keras. Sekolah Theologi seharusnya tidak boleh ditutup, sebaliknya rekrutmen harus ditingkatkan. Semua alumni harus keluar mendirikan jemaat alkitabiah, dan giat merekrut orang untuk memberi diri kepada Tuhan, dan sepenuh hati mendukung sekolah theologi. Roda pelayanan ini harus tetap berputar terus sampai Tuhan menjemput kita. Tidak boleh ada yang lemah, dan kita tidak boleh membiarkan diri kita lemah. Maranatha!