Jika kita buka kamus untuk mencari arti kata DOCTRINE maka kita akan dapatkan artinya AJARAN atau PENGAJARAN. Sebenarnya kata DOCTRINE telah diindonesiakan dengan mengganti huruf C menjadi K sehingga menjadi doktrin yang artinya adalah ajaran atau pengajaran.
Tidak ada agama yang tidak ada doktrin atau ajaran, karena ketika umatnya berkumpul mereka bukan cuma makan minum tetapi ada penyampaian PENGAJARAN atau DOKTRIN. Bahkan tiap-tiap keluarga pun ada ajarannya atau DOKTRINNYA, misalnya tata krama keluarga.
Mafia dan gang pun ada doktrin yang diajarkan oleh pendiri atau pemimpin pada anggota gangnya. Tentu doktrin para mafia sangat mengerikan demikian juga dengan doktrin yang diajarkan oleh para pemimpin ISIS, misalnya bunuh saja tanpa perlu rasa belas kasihan.
TIDAK ADA SATU AGAMA PUN YANG TIDAK ADA DOKTRIN, dan tidak ada denominasi kekristenan bahkan tidak ada satu gereja pun, yang tidak ada doktrin. Ada orang berkata bahwa dia tidak suka doktrin, dan di gerejanya tidak ada doktrin, tetapi dia ngomong di belakang mimbar satu jam. πππ Jadi, apa yang diomongkan selama satu jam itu? Sebenarnya itu doktrinnya, cuma dia tidak mengerti arti kata doktrin yang adalah AJARAN atau pengajaran. Masak dia tidak mengajar apa-apa selama bicara satu jam? Atau dia hanya ngalur-ngidul tanpa arah, dan jika pun demikian itu juga doktrin cuma itu doktrin ngalur-ngidul.
Orang-orang yang belajar theologi tahu bahwa ada pelajaran EXEGESIS, yaitu menafsirkan Alkitab secara kitab perkitab bahkan ayat per-ayat. Pelajar theologi juga tahu bahwa ada pelajaran yang disebut SYSTEMATICAL THEOLOGY, yang bersifat MENYIMPULKAN secara topik, misalnya tentang KESELAMATAN yang disebut SOTERIOLOGY, tentang manusia yang disebut ANTROPOLOGI, tentang dosa yang disebut HAMARTOLOGY.
Namanya SYSTEMATICAL, itu artinya secara sistematis bukan acak-acakan. Jadi, ANTROPOLOGI itu adalah kesimpulan tentang manusia dari kitab KEJADIAN sampai WAHYU secara sistematis. SOTERIOLOGY itu kesimpulan tentang KESELAMATAN dari KEJADIAN sampai WAHYU secara sistematis. Dan semua orang YANG PERNAH sekolah theologi tahu bahwa pelajaran SYSTEMATICAL THEOLOGY inilah yang disebut PELAJARAN DOKTRIN.
Saya bertemu dengan orang yang berkata, kita jangan bicara doktrin. Lalu dia bicara tentang Roh Kudus dan lain sebagainya, padahal dia sesungguhnya sedang bicara doktrin tentang Roh Kudus atau yang di pelajaran sistematis theologi disebut PNEUMATOLOGY. Tetapi ketika orang lain bicara dengan cara yang lebih akademis dan sistematis dia tidak suka, kalau dirinya yang berbicara, dan TIDAK SISTEMATIS, dia katakan itu bukan doktrin. πππ Lucu bukan? Padahal itu juga doktrin, cuma bukan yang sistematis melainkan yang acak-acakan.
Tiap-tiap denominasi gereja PASTI ada doktrin. Mormon ada doktrin yang mereka dasarkan pada kitab Mormon, Advent juga ada doktrin. Biasanya yang sering berkata tidak ada doktrin dan yang tidak suka doktrin itu kelompok Kharismatik. Mengapa? Karena asal kata Kharismatik itu dari kata KHARISMA. Mereka disebut kelompok Kharismatik itu karena pemimpin mereka yang tidak belajar theologi tetapi sangat BERKHARISMA. Misalnya orang yangΒ tadinya adalah motivator yang sangat jago berbicara, mantan pemimpin agama lain yang sudah sering ceramah, atau pedagang sukses, atau penyanyi dll, yang sudah memiliki KHARISMA.
Karena mereka tidak pernah sekolah theologi dengan benar, biasanya titel mereka itu hasil sumbang ini itu ke STT, jadi mereka tidak tahu tentang pelajaran SYSTEMATICAL THEOLOGY, bahwa itu adalah doktrin. Mungkin ada orang yang berkata, ah pak Suhento jangan pukul rata donk. Saya bicara tentang pemimpin Kharismatik yang berkata bahwa dia tidak suka doktrin. ππKarena siapapun yang berkata demikian pasti tidak pernah duduk di bangku kuliah STT. Systematical Theology adalah the prince of theology, puncaknya Theology. Seberapa bergengsinya sebuah sekolah theologi sesungguhnya dinilai dari seberapa sistematisnya dan alkitabiahnya pelajaran sistematika theologinya.
Ketika mahasiswa dengan otak yang fresh dan kritis duduk di kelas membahas sebuah topik misalnya tentang DOSA (HAMARTOLOGY), pasti akan banyak pertanyaan, pernyataan, pertukaran argumentasi dan lain sebagainya. Biasanya pelajaran ini hanya mampu ditangani oleh dosen yang sangat hebat, sabar mampu, karena kalau tidak dia akan dipermalukan oleh mahasiswa-mahasiswa yang nakal. Oleh sebab itu banyak STT, terutama yang Liberal, menghilangkan pelajaran Systematical Theology dan mereka ganti dengan filsafat doa puasa dll.
Doktrin yang paling benar adalah yang paling sistematis, paling masuk akal dan paling harmonis dengan semua ayat Alkitab. Di Alkitab dicatat bahwa ada doktrin iblis, karena iblis juga mengajar sehingga ada pengajarannya. Supaya kesimpulan sungguh benar tentu sangat perlu didasarkan pada Alkitab bahasa aslinya bukan yang terjemahan. Dan berbagai ilmu juga bisa menolong menghasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Itulah sebabnya ada pelajaran Archeology, Sejarah dll., di jalur semua STT.
Di dunia kekristenan ada banyak theolog hebat yang telah menuliskan buku-buku Systematical Theology. John Calvin dengan The Institute of Christian Religion dan jadi pegangan gereja Reformed/Presbyterian, sedangkan orang Baptis biasanya memakai buku Dr. Thiessen atau Dr. Strong, dan ada banyak lagi yang lain.
Harapan saya melalui artikel singkat ini, orang yang membaca tidak akan lagi berkata, JANGAN BICARA DOKTRIN Melainkan mari kita bicara doktrin dan bertukar argumentasi dengan penuh kasih, sehingga yang paling MASUK AKAL dan yang paling SESUAI ALKITAB itulah yang kita imani. Hanya orang yang yakin bahwa imannya benar yang berani mati demi imannya, tetapi tidak semua orang yang berani mati demi imannya itu berarti imannya pasti benar.
Jakarta, 20 Agustus 2019
Dr. Suhento Liauw
<www.graphe-ministry.org>
<drsuhentoliauwblog.graphe-ministry.org>
Maranatha!