Pemakaian Kata IBADAH

Karena kurang pengertian, dan lemah, maka sebagian, bahkan hampir keseluruhan kekristenan di Indonesia, kini dipengaruhi oleh agama tetangga. Contoh yang paling nyata ialah pemakaian istilah IBADAH.

Menurut KBBI, ibadah:
iba·dah n perbuatan untuk menyatakan bakti kpd Allah, yg didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Baik orang Yahudi maupun teman tetangga kita, mereka memang melakukan IBADAH karena mereka menyembah secara jasmaniah. Orang Yahudi satu hari beribadah tiga kali, sedangkan teman kita lima kali. Selain itu ada hari tertentu mereka pergi BERIBADAH secara jemaah.

Kita orang Kristen sesungguhnya tidak lagi beribadah secara jasmaniah melainkan secara ROHANIAH dan DALAM KEBENARAN (Yoh. 4:23). Tuhan berkata, “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.”

Penyembahan orang Kristen sudah Tuhan ubah dari menyembah dengan badan KE dengan hati dan rohani. Tuhan mau kita menyembahNya dengan roh kita bukan dengan badan kita. Itulah sebabnya orang Kristen tidak lagi mensujudkan badan untuk menyembah, karena yang Tuhan kehendaki bukan lagi menyembah dengan badan melainkan menyembah dengan hati. ORANG KRISTEN MENSUJUDKAN HATI, bukan badan.

Menyembah secara hati dan roh, itu artinya menjunjung tinggi, menghormati Tuhan dengan segenap hati yang disertai keinginan untuk melakukan segala hal yang menyenangkan Tuhan. Untuk melakukan semua hal itu, yaitu IBADAH DALAM ROH dan KEBENARAN, tidak ada BATAS WAKTU, dan SIKAP TUBUH tertentu, dan harus di LOKASI TERTENTU. Ibadah yang Tuhan kehendaki telah Tuhan deklarasikan yaitu yang bersifat rohani dan dalam kebenaran. Ibadah yang dilakukan di lokasi tertentu dan dibatasi waktu itu ibadah JASMANIAH. Ibadah ROHANIAH tidak ada batas waktu, lokasi dan tubuh.

Dalam kebenaran itu artinya yang sesuai dengan yang sepatutnya atau yang seharusnya, atau yang sesungguhnya, atau yang sesuai akal sehat.

Berarti orang Kristen tidak lagi beribadah secara jasmaniah, melainkan beribadah secara ROHANIAH, dan terjadi SEPANJANG WAKTU.  Pada hari Minggu pagi sesungguhnya bagi Kristen alkitabiah itu bukan ibadah, itu adalah ACARA BERJEMAAT, bukan acara Ibadah. Sebab, jika ibadah kita misalnya hanya Minggu dari jam 10.00 sampai 12:00, apakah artinya jam 13.00 kita tidak beribadah lagi? Apakah Senin, Selasa kita tidak beribadah? Jika acara berjemaat hari Minggu antara jam 09.00 sampai 11.00 disebut IBADAH, berarti umat agama lain satu hari ibadah sekian kali, sedangkan orang Kristen hanya dua kali seminggu, yaitu Minggu dan Rabu? Begitu?

Sekali lagi, Ibadah orang Kristen itu sepanjang waktu. Orang Kristen tidak boleh memakai istilah agama tetangga yang masih menyembah secara jasmaniah dan ritualistik. Mereka melakukan ibadah dan sesudahnya tidak beribadah lagi, sedangkan orang Kristen beribadah dengan hati dan secara rohani. Lima puluh tahun lalu orang Kristen tidak menyebut acara berjemaat dengan sebutan IBADAH, melainkan menyebutnya KEBAKTIAN. Dan ini benar karena kebaktian itu berasal dari kata BAKTI yang artinya melakukan sesuatu yang baik dan menyenangkan seseorang.

Ibr. 10:25  Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan IBADAH kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Perhatikan, kata IBADAH yang saya tulis dengan huruf besar, itu ditambahkan oleh LAI, yang sebenarnya tidak ada di bahasa asli Alkitab. Ini menunjukkan bahwa LAI sudah dipengaruhi oleh tetangga kita.

Setiap hari kita dengar di TV tentang kata ibadah, misalnya rumah ibadah orang Muslim, rumah ibadah orang Budha, rumah ibadah orang Kristen. Semua pejabat juga memakai kata IBADAH untuk semua agama. Mereka berkata bahwa orang Muslim beribadah pada hari Jumat dan orang Kristen BERIBADAH pada hari Minggu. Pemakai kata ibadah hampir di semua media diuntukkan pada semua agama. Dan hal ini telah mempengaruhi orang Kristen sehingga juga ikut-ikutan pakai kata IBADAH tanpa pengertian yang benar.

Jas 1:27  IBADAH yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

Di balik kata IBADAH ayat di atas, itu bahasa aslinya θρησκεία καθαρὰ (treskeia katara) di KJV diterjemahkan  Pure religion yaitu agama yang murni.

2 Tim. 3:5  Secara lahiriah mereka menjalankan IBADAH mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Kata di balik terjemahan IBADAH itu εὐσέβεια (eusebeia). Dan hampir semua kata εὐσέβεια  seperti ayat di atas yang oleh KJV diterjemahkan dengan kata GODLINESS (KESALEHAN), oleh LAI diterjemahkan dengan kata IBADAH. Sangat jelas bahwa penerjemah LAI terpengaruh oleh teman tetangga kita.

Kesimpulannya

Kelihatan sangat jelas bahwa kekristenan terpengaruh oleh agama lain. Bahkan sejak sangat awal kekristenan terpengaruh oleh Yudaisme. Jika Tuhan tidak menghancurkan Bait Allah, dan menempatkan gedung lain yang sulit dirobohkan, kekristenan akan terpengaruh habis dan terkacaukan oleh Yudaisme. Dan kemudian kekristenan terpengaruh agama pagan sehingga di gereja penuh patung. Dan perayaan Natal tanggal 25 Des, adalah jejak nyata pengaruh penyembahan dewa matahari.

Dan kini, di Indonesia bahkan penerjemahan Alkitab pun sudah terpengaruh oleh agama tetangga. Tentu bukan cuma Alkitab, bahkan kita mendengar orang Kristen sudah memakai kata IBADAH untuk menunjuk pada berbagai kegiatan berjemaat.

Kelihatannya, kekristenan akan habis dikikis, dan kerinduan Tuhan agar Ia disembah secara roh dan kebenaran akan tak tersampaikan. Tak heran, jika Tuhan bertanya, “… jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Luk. 18:8). Mungkin sisa sangat sedikit kekristenan yang benar, seperti keadaan zaman Nuh.

Doa saya ialah orang Kristen cerdas, penuh keinginan akan kebenaran, dan berani berdiri teguh atas kebenaran, tak tergoyahkan, penuh pengertian.

Maranatha!

Dr. Suhento Liauw
<www.graphe-ministry.org>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *