Pada saat Allah selesai menciptakan manusia dan binatang, tentu saat itu belum boleh makan daging, sebab semua binatang sepasang, jika dipotong satu, maka tidak ada lagi untuk berkembang biak. Tetapi pesan Tuhan jelas. Saat itu manusia hanya diijinkan memakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi Tuhan tugaskan manusia mengendalikan dan mengatur binatang.
26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Gen 3:18 _semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; 19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”
Manusia hanya boleh makan tumbuhan, belum boleh memakan daging.
MULAI MAKAN DAGING
Sesudah air bah, kemudian Tuhan mengijinkan manusia memakan daging.
Gen 9:3 Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. 4 Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan.
Semua binatang yang hidup sesudah air bah tahu bahwa mereka hidup karena jasa Nuh dan anak-anaknya. Mulai saat itu manusia boleh memakan daging binatang, tetapi tidak boleh memakan darahnya. Sesungguhnya perintah tidak boleh memakan darah tujuannya untuk kesehatan manusia dan sekaligus agar manusia menghargai kehidupan. Selain domba di atas mezbah untuk melambangkan Sang Juruselamat, darah Tuhan jadikan LAMBANG/SIMBOL kehidupan.
PENGATURAN MEMAKAN DAGING KETIKA TAURAT DITURUNKAN
UL.14:4 inilah binatang-binatang berkaki empat yang boleh kamu makan: lembu, domba dan kambing; 5 rusa, kijang, rusa dandi, kambing hutan, kijang gunung, lembu hutan dan domba hutan. 6 Setiap binatang berkaki empat yang berkuku belah–yaitu yang kukunya bersela panjang menjadi dua–dan yang memamah biak di antara binatang-binatang berkaki empat, itu boleh kamu makan. 7 Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari antara yang memamah biak atau dari antara yang berbelah dan bersela kukunya: unta, kelinci hutan dan marmot, karena semuanya itu memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram semuanya itu bagimu. 8 Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya. 9 Inilah yang boleh kamu makan dari segala yang hidup di dalam air; segala yang bersirip dan bersisik boleh kamu makan, 10 tetapi segala yang tidak bersirip atau bersisik janganlah kamu makan; haram semuanya itu bagimu.
Jika dibaca terus pasal tersebut, ada juga pengaturan jenis burung yang boleh dimakan dll.
Pengaturan jenis daging binatang yang boleh dan tidak boleh dimakan ada dua tujuan.
(1). Untuk mengajarkan makna kekudusan. Ada daging yang dikategorikan najis, kotor, dan ada daging yang bersih Kudus, untuk mendidik tentang najis dan Kudus dalam sistem ibadah simbolistik ritualistik jasmaniah.
(2). Untuk menjaga bangsa yang dikasihiNya dari berbagai sakit penyakit yang mungkin ditimbulkan oleh daging binatang yang habitat hidupnya kotor. Alat memasak dan cara memasak pada masa itu masih sangat sederhana.
KETENTUAN MAKANAN ZAMAN PB
Hal yang sangat perlu dipahami dulu ialah terjadinya PERUBAHAN SISTEM IBADAH dari sistem ibadah SIMBOLISTIK, RITUALISTIK dan JASMANIAH menjadi sistem ibadah HAKEKAT, ROHANIAH DALAM KEBENARAN.
Sistem ibadah yang menekankan kesucian hati, bukan lagi kesucian badan, telah merubah konsep tentang makanan. Di zaman PB makanan tidak lagi bersangkutan dengan ibadah atau iman, melainkan murni untuk kebutuhan hidup dan kesehatan. Kekristenan adalah agama yang menekankan kesucian hati, dan telah memutus hubungan antara makanan dengan iman.
1Kor.6:12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.
Makanlah makanan yang berguna, itulah yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus. Melalui inspirasi Rasul Paulus telah memisahkan iman dari makanan maka ia berkata bahwa segala sesuatu halal bagiku. Jadi tidak ada lagi yang haram, sekali lagi tidak ada lagi makanan yang haram. Tidak ada lagi makanan yang dilarang karena iman. Pemilihan makanan sesungguhnya adalah pertimbangan hanya pada kesehatan atau kegunaan.
Orang Kristen tidak makan makanan yang bisa menjeratnya atau memperhambanya. Itulah sebabnya orang Kristen tidak mengkonsumsi narkoba, bahkan tidak mengisap rokok dan nyirih. Tentu juga tidak meminum alkohol karena itu bisa menyebabkan kehilangan kesadaran diri.
SIKAP TERHADAP BINATANG
Manusia diperintahkan untuk mengatur dan mengendalikan binatang. Pengaturan yang baik tentu tidak membiarkan satu jenis binatang tertentu berlebihan dan satu jenis binatang lain punah.
Sebagai contoh, di AS jika di sebuah wilayah hutan jumlah rusa sudah terlalu banyak, maka masyarakat yang mau berburu rusa diijinkan untuk membeli semacam peneng/ijin berburu rusa. Seseorang bisa membeli ijin tembak satu atau dua ekor rusa. Dan ketika jumlah rusa di wilayah tersebut turun sampai jumlah ideal, maka ijin perburuan dihentikan.
Ams.12:10 Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam.
Mengapa Tuhan berkata bahwa orang benar memperhatikan hidup hewannya? Hal ini bukan karena status hewan seperti manusia yang akan mewarisi Sorga, melainkan karena hati orang benar itu. Orang benar memiliki hati yang penuh belas kasihan dan kebaikan terhadap semua manusia maupun binatang.
Jika memang diperlukan untuk makanan ya disembelih dengan benar, tetapi tidak dengan cara menyiksanya. Orang benar tidak memelihara hewan dengan diikat dan tidak diberinya makan. Orang benar mewakili Tuhan memelihara bumi. Sebenarnya bukan hanya terhadap hewan peliharaan saja, orang benar seharusnya mendatangkan hawa positif bagi manusia, binatang, lingkungan bahkan seluruh alam semesta.
Kiranya artikel ini bisa menambah pengertian.
RBC, KALIMANTAN BARAT, 14 Juni 2019.
Dr. Suhento Liauw
MARANATHA!