Banyak orang yang tidak mengerti persoalan, tidak mencermati tulisan saya dengan baik, sering kali memfitnah saya. Mereka berkata Dr. Suhento Liauw orang yang tidak percaya mujizat. Padahal saya adalah orang yang bukan saja percaya mujizat bahkan banyak mengalami mujizat.
Tahun 1993, saya dengan istri dan dua orang anak satu SMP dan satu SD, menuju AS, untuk belajar lanjutan. Dengan kondisi uang sangat terbatas mengharuskan kami hidup seirit mungkin. Kami satu keluarga hidup stress karena kuatir uang kami habis sementara studi saya belum selesai.
Satu malam sekitar jam 19.00, putra bungsu saya yg masih SD minta dibelikan permen karet. Saya berkata kepadanya jangan pikir tentang permen karet karena uang kita hampir habis, ayolah pergi ke dapur belajar. Tetapi dua jam kemudian, sekitar jam 21:00, dua ibu-ibu dari gereja datang bezuk kami bawa beberapa kantong barang-barang. Mereka ngobrol dengan saya di ruang tamu, barang-barang di bawa ke dapur. Tidak lama kemudian, tamu belum pulang, anak saya datang berbisik ke telinga saya, Pa permen karetnya sudah datang sendiri. Dia sangat bersukacita karena Tuhan tengah menggerakkan ibu-ibu itu beli permen karet untuknya, sebenarnya itu adalah penghiburan khusus untuknya.
Pernah kira-kira hari Selasa, ketika saya mengetik saya buat dari kardus semacam stand untuk menggantung kertas, dan saya perlu jepitan. Saya berkata kepada istri, kalau kita ke Supermarket ingatkan saya beli satu jepitan. Tetapi, besok malamnya Rabu malam kami ada Persekutuan Doa. Ketika kami tiba di lapangan parkir, seorang ibu melambai saya ke mobilnya. Dan ketika saya tiba dia buka bagasinya sambil berkata, Brother Suhento, suami saya kerja di perusahaan besar yang kaya, kertas-kertas ini mereka tidak mau lagi, tetapi masih bagus. Apakah kamu mau? Saya hampir meneteskan air mata, karena ada jepitan besar yang saya rencana mau beli.
Istri saya melihat-lihat parfum di Departemen Store, saya berkata mahal sekali, uang kita hampir habis. Beberapa hari kemudian, saat saya pulang kuliah saya lihat ada satu keranjang parfum, saya kaget sekali. Istri saya senyum dan sangat senang, kasih tahu bahwa tadi pagi istri rektor datang, ini parfum bekas tes, menantunya kerja di toko parfum. Dipakai bertahun-tahun tidak bisa habis.
Kami hidup dengan anugerah Tuhan, bahkan mujizat Tuhan. Sering kali saya buka pintu, di depan pintu ada box berisi berbagai kebutuhan, dan ada tulisan For Suhento Family, With Jesus’ love. Dan sering juga ada amplop berisi uang dengan tulisan FOR SUHENTO.
Setelah pulang di Indonesia, tahun 1995, lebih banyak lagi mujizat yang kami alami. Di saat perjalanan pulang saja mujizat demi mujizat kami alami.
Saya bertekad start gereja baru, walau banyak sekali denominasi mengundang saya, karena saya tahu kalau saya melayani di salah satu denominasi, nanti ujung2nya pasti akan repot karena perbedaan pemahaman doktrin. Saya mulai jemaat baru saja walau dengan belasan orang yang kebanyakan adalah keluarga saya. Kesulitan yang kami alami luar biasa sulit. Saya berdoa, Tuhan, jika saya gagal bikin gereja alkitabiah, dan saya akan balik ke AS karena ada gereja besar yang kaya, Chinese Baptis Church, di Virginia yang sangat meminta saya, maka di Indonesia mungkin tidak akan ada lagi gereja alkitabiah, tolonglah Tuhan.
Dua tahun pertama sangat amat sulit, karena saya sendiri tidak punya tempat tinggal, dan untuk berkumpul berjemaat pun tidak ada tempat. Banyak orang mengolok-olok saya, ah Doktor pulang dari AS gerejanya kecil mungil.
Tetapi, pimpinan Tuhan sangat jelas, mujizat demi mujizat terjadi. Kami dipinjamkan sebuah gedung oleh bapak Yohanes selama lima tahun Dan oleh kasih karunia Tuhan sesudah keributan tahun 1998 satu gedung berhasil kami beli dengan susah-payah. Kemudian gedung yang dipinjamkan pun berhasil kami beli juga. Ketika saya sangat menginginkan rumah di belakang, saya sering melihat rumah tersebut dari teras atas belakang sambil memandang rumah tersebut dan berdoa.
Heran sekali, suatu sore, saya berkata kepada istri, Lin, saya tidak tahu mengapa, sore ini hati saya sangat ingin ketemu pak Yoshep (pemilik rumah belakang yang kami sudah kenal baik karena waktu ribut tahun 98, kami mengungsi ke sana). Saya berkata, saya mau bertamu ke pak Yoshep, mau ikut? Istri saya bilang mau, jadi kami pergi ke belakang. Setelah saya ketuk pintu, saya panggil-panggil, Pak Yoshep, pak Yoshep. Dia buka pintu dan berkata oh tumben pak Suhento. Setelah masuk ngobrol-ngobrol, saya tanya rumahnya, dijawab sudah terjual. Saya kaget sekali dan tanya harganya, dijawab 960 juta. Saya tanya, apakah sudah bayar, jawabnya belum tetapi semuanya sudah ok. Saya pertegas, tetapi belum bayar satu rupiah pun? Ya, katanya. Saya tanya, kalau saya yang beli masih bisa? Dia jawab, ya siapa yang bayar dulu ya dia yang dapat. Terus saya berkata, kalau saya yang beli tanpa perantara agent mestinya bisa kurang sedikit. Akhirnya dikurangi 10 jt, menjadi 950 jt.
Saya ajak istri pulang cepat, dan kami hitung uang kami, semuanya sampai uang kecil-kecil 15 jt, dan saya bawa kuitansi. Istri saya berkali-kali mengingatkan bahwa sisanya masih banyak, bagaimana cara melunasinya. Saya jawab, saya tidak tahu, pokoknya saya hanya tahu bahwa Tuhan mau kita beli rumah ini. Saya bayar 15 juta bawa kuitansi pulang.
Singkat cerita, rumah itu ternyata sertifikatnya ada masalah, dan sambil pak Yoshep urus sertifikatnya, saya cicil pelan-pelan. Oleh kasih karunia Tuhan, uang entah dari siapa saja masuk terus ke dalam rekening, yang nyumbang bukan dari jemaat saya, bahkan ada yang bukan orang Kristen.
Oh, tak habis-habisnya jika saya mau bercerita tentang mujizat Tuhan. Artikel ini akan menjadi sangat panjang.
Namun perlu diingat, SEMUA mujizat yang saya ceritakan itu sifatnya SUBYEKTIF. Artinya, itu mujizat Tuhan menurut saya. Orang Budha, Muslim, Hindu juga mempunyai cerita yang menurut mereka mujizat Tuhan. Sekali lagi sangat subyektif, benar tidak itu dari Tuhan, nanti di hadapan Tuhan kita baru tahu persis. Sekarang masing-masing boleh yakin secara subyektif. Hanya Alkitablah kebenaran yang OBYEKTIF, firman Tuhan satu-satunya.
Mujizat masih ada? Tentu masih ada. Tetapi PEMBUAT MUJIZAT itu yang sudah tidak ada. Tuhan memberikan kuasa kepada para Rasul untuk membuat mujizat itu untuk meninggikan mereka. Karena semua pengajaran dan tulisan mereka akan dijadikan FIRMAN TUHAN sepanjang masa. Tuhan memberikan kuasa kepada Musa untuk meninggikannya di hadapan Firaun dan orang Mesir, bahkan kata Tuhan biar Musa jadi allah bagi Firaun. Sekarang, untuk apa Tuhan berikan kuasa melakukan mujizat pada seorang pengkhotbah? Supaya dia setiap naik pesawat duduk di first class? Bahkan bisa beli pesawat pribadi? Banyak orang kristen yang sangat bodoh. Coba baca kesesatan Jim Jones dan David Koresh? Orang-orang yang katanya diberi kuasa dan bernubuat terus. Para wanita menyerahkan diri, bahkan sampai ada yang super bodoh hingga menyerahkan istrinya yang cantik.
Banyak orang Kristen DISESATKAN oleh iblis yang memakai orang-orang yang berseru bahwa mereka mempunyai kuasa melakukan mujizat. Ini tipu muslihat iblis. Antikristus dinubuatkan akan muncul menyesatkan banyak orang dengan mujizat-mujizat. Dan sebelum dia datang, dikirim pendahulu untuk menciptakan kondisi supaya orang Kristen terbiasa dengan pembuat-pembuat mujizat.
Mujizat dari Tuhan masih ada sepanjang masa, saya sangat percaya bahkan sering mengalaminya. Tetapi banyak orang tidak sanggup memahami perbedaan mujizat di zaman Rasul dengan sesudah tidak ada Rasul. Pada zaman Rasul Tuhan memakai para Rasul. Setelah Alkitab selesai, Rasul2 pulang ke Sorga, mujizat Tuhan tidak lagi melalui perantara seseorang. Kalau ada yang menyatakan dirinya punya kuasa melakukan mujizat, itu pasti antek-antek Antikristus. Camkan, cermati dengan baik.
Sekali lagi saya ulangi agar tidak ada yang fitnah saya terus. Saya sangat percaya mujizat bahkan mengalami banyak mujizat. Tetapi saya percaya setelah tidak ada Rasul, Tuhan tidak memakai seseorang lagi untuk melakukan mujizat. Giliran iblis yang akan memunculkan orang-orang pembuat mujizat, untuk mengkondisikan kedatangan Antikristus yang dikatakan akan menyesatkan banyak orang dengan mujizat. Kiranya Pembaca akan lebih berhikmat setelah membaca artikel ini.
Menulis dengan kasih Kristus agar yang salah jalan bisa kembali ke jalan yang benar.